Part 4

4.1K 192 80
                                    

🧸♥️🧸


"Herm.. isk.. shh.. sakit.." 

"Gempa?!!"

" shh.."
Gempa meringis sakit apabila mendengar suara yang kedengaran nya sensitif pada gendang telinga nya.

Ya kan, baru bangun dari pingsan

"ish..shh.. jangan berteriak seperti itu.. haih.." kata tok aba sembari menghampiri gempa yang terbaring lemah di kasur.

"Ba-baik tok, maaf gempa" kata mereka minta maaf sembari menunduk kepada gempa dan tok aba

"Gempa..bagimana keadaan nya? Masih sakit?" Tanya Tok aba

" isk..isk..sakit.. isk.." Keluh gempa sembari menangis menahan rasa sakit pada bagian kepala nya.

"Gezz.. Ice Blaze!" Perintah Taufan

"Herm.." kata blaze dan ice

   Lalu mereka merentangkan tangan nya dan mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu panas dan dingin.
Lalu Halilintar memegang kepala gempa yang sudah berpeluh.

"Shh.. panas.." gumam Hali

"Isk.. isk.. sakitt.. isk" tangis gempa pecah. Kepala nya amat sakit sekali. Entah apa yang dilakukan oleh adudu sehingga membuat gempa seperti ini.
Yang pasti mereka tidak akan memaafkan adudu. Jika bisa mereka akan menghajar nya lagi jika terjadi apa apa dengan gempa.

"Gempa.." gumam mereka sedih melihat gempa kesakitan

"Gerakan kilat.." gumam hali

   Tanpa basi basi lagi, Halilintar cepat-cepat turun ke bawah lebih tepat nya ke dapur lalu mengambil baskom berisi air hangat.
Tidak perlu waktu lama Halilintar sudah pun berada dikamar gempa.

  Mereka memberi ruang pada Halilintar untuk memberikan kain bersih yang telah dibasahi oleh air hangat lalu meletakkan nya pada dahi gempa.
Lalu taufan membantu melepaskan topi dan jaket gempa.
Ia mengusap kepala sang adik yang berpeluh.

"Isk.. sakit kak.. hiks.." rintih gempa

"Hurm... jangan nangis gempa, shh.. gempa akan sembuh.. " kata taufan sembari mengusap air mata gempa.
Jujur ia juga turut menangis melihat adik nya kesakitan.

Thorn juga blaze yang melihatnya sudah tidak tahan lagi, mereka ingin berjalan keluar, mereka belum puas lagi menghajar adudu tadi, namun untung saja ice juga solar menahan mereka.

"Lepaskan aku..!! Aku belum puas hajar si alien kepala kotak botak apalah itu..!!" Jerit thorn meronta ronta, sempat juga dia mengatai Adudu.

"Lepass..!!" Teriak blaze

"Hei.. tenang! Tidak ada guna nya menghajar dia lagi. Sekarang kita harus fokus menyembuhkan gempa.."
Kata ice sembari menahan tangan blaze

"Betul, kita tidak boleh gegabah, kita harus prioritas kan penyembuhan gempa terlebih dahulu,tenang thorn tenang.." kara solar sembari menenangkan thorn.

"Tapi..-"

"Kakak jangan pergi.. "

Kata kata thorn terputus apabila suara rintihan itu bersuara, seperti memanggil nya. Thorn juga yang lain berbalik melihat gempa, segera saja melihat gempa membutuhkan nya, ia dan yang lain menghampiri gempa.

"Iya.. isk.. kenapa? Isk thorn ada disini.. isk kenapa gempa?" Tangis thorn pecah

"Herm.. shh.." gumam blaze sembari mengusap kepala gempa.

" jangan khawatir..., gempa baik baik saja.. huh" terbata-bata gempa mengatakan nya.

"Gempa.. isk Haaa..!! Isk.. maahfkan thorn.. thorn .. tidak bisa...!!Thorn tidak bisa melindungi gempa dengan baik..!! Ck.. isk thorn payah.. thorn lemah.., maafkan thorn, maafkan kakak gempa..."
Pecah sudah isak tangis thorn, ia mengecup juga menggenggam erat tangan gempa. Air mata tak kunjung berhenti dari mengalir. Ia rasa sakit saat mengingat nya, ditambah lagi dengan trauma yang hampir saja merenggut adik mereka.

𝑀𝑦 𝑂𝑣𝑒𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐵𝑟𝑜𝑡ℎ𝑒𝑟 (🥀)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang