JALAN BUNTU

26 2 0
                                    


Jam sudah menujukkan pukul 03:00 dini hari, tetapi suci masih saja sulit tertidur. Keringat dingin terus keluar dari pori-pori kulitnya. Badannya terasa panas terbakar, bolak-balik ia mengganti posisi tidurnya bahkan ia mencoba menutup kepalanya dengan bantal namun tepat saja matanya tak bisa diajak berdamai. Suci berdiri dari tempat tidurnya, menarik nafas dalam-dalam mencoba menenangkan dirirnya. Ia berjalan sempoyongan menuju kamar mandi, badanya masih terasa panas oleh amarah. Ia berdiri didepan kolam berukuran 1X1 meter yang airnya terisi penuh, ia melihat wajahnya pada pantulan air, Rambutnya acak-acakan wajahnya merah penuh amarah, matanya merah dan sembab. Ia menarik nafas panjang, lalu menenggelamkan kepalanya kedalam kolam, ia membuka matanya didalam air, lalu berteriak sekencang yang ia bisa. Gelembung air berhamburan dikolam, ia melakukanya berulang-ulang. Berteriak sekencang-kencangnya meski ia tau, suaranya takkan terdengar oleh siapapun.

***
Suci dikenal sebagai wanita pendiam, seperti orang-orang pendiam pada umumnya selalu ada hal istimewah dalam dirinya.
"Ciii" suara itu datang dari bangku dibelakang Suci.
"Kenapa din?" Jawab suci.
"Habis kuliah temanin gua yah" ajak Dian.
"Kemana? Gak lama kan?" Tanya Suci.
"Ketemu seseorang, iyah gak lama kok janji. Temanin yah. Pliss" minta Dian.
"Ketemu cowok lagi?"
"Kok kamu tau sih?" Tanya Dian penasaran.
"Kan seminggu sekali, kamu ketemuan sama cowok. Udah kayak jadwal rutin aja" jawab Suci.
"Hehe temenin yah"
"Sekarang siapa lagi?" Tanya Suci.
"Nanti juga kamu tau" jawab Dian.
Dian adalah sahabat Suci, mereka adalah dua wanita yang banyak sukai cowok-cowok. Perbedaanya Dian suka menanggapi cowok yang mendekatinya sedangkan Suci sebaliknya, menutup hati   rapat-rapat.
Setelah kuliah selesai, mereka meninggalkan kampus dengan scooter matic kesayangan Suci Hadiah dari Ayahnya setelah berhasil masuk PTN favorit dikota mereka. Mereka menuju kearah pesisir, tujuannya adalah sebuah cafe dipinggir pantai dengan view senja dan live music.
Mereka hampir saja tak kebagian tempat duduk, mengingat mereka datang disore hari saat cafe sedang begitu ramai.
"Cowoknya mana?" Tanya Suci.
"Belum datang, katanya masih dijalan" jawab Dian.
"Jadi kita harus nunggu?" Tanya Suci.
"Sepertinya begitu"
"Hmm"
Suasana cafe begitu ramai, senandung suara musik dan suara riuh dari para pengunjung membuat suasana sore itu begitu hangat, tentu dengan senja. Senja yang tenggelam diujung lautan. Para pengunjung berganti-gantian menjadi pengisi live music dengan konsep menulis nama saat memesan dan akan dipanggil oleh mc untuk naik keatas panggung bernyanyi. Mereka cukup lama menunggu sampe akhirnya MC tak memanggil nama pengunjung sama sekali, suasana seketika hening. Tiba-tiba gitaris memetik gitarnya sesorang menyanyikan lagu Sheila on 7 pemuja Rahasiamu.  suara itu begitu berat dan dalam serta sedikit serak begitu khas. Semua tatap menuju kearah panggung. Terdengar suara tanpa penyanyi. Hingga pada reff lagu seseorang muncul dari arah belakang menuju panggung. Semua pengunjung kembali riuh, ikut bernyanyi. Itu adalah Setia.
"Cii, itu orangnya" Dian sambil menunjuk Setia yang bernyanyi diatas panggung.
"Kak Setia?" Tanya Suci.
"Iyah" jawab Dian.
Suci tak bicara apapun, ia hanya tersenyum.
"Gimana menurut lo? Tanya Dian.
"Apa?" Tanya Suci tak mengerti.
"Kak Setia, lemoot"
"Hmm yang aku tau, dia adalah senior kita"
"Bukan itu"
"Terus?" Tanya Suci.
"Ganteng tidak?" Tanya Dian.
"Yaelah kalau nggak, mana mau kamu di ajak ketemuan"
Setia adalah senior mereka dikampus, ia begitu populer dikampus dan cukup terkenal dikota itu karna memiliki banyak pengikut diInstagram. Ia terkenal karna suaranya yang khas, ia juga sering mengunggah videonya sedang mengcover lagu. Suci sering mendengarnya dan yang favorit menurutnya tentu lagu-lagu Sheila On 7.
***
"Hey, maaf yah udah buat kalian nunggu" sapa Setia setelah meneruni panggung dan menuju arah mereka.
"Iyah gak apa-apa kok kak" jawab Dian.
Suci hanya tersenyum
"Kenalin kak, Suci sahabat aku"
"Setia" sambil mengulurkan tangan kearah Suci.
"Suci" menjabat tangan Setia sambil tersenyum.
"Tadi keren banget kak" Dian memuji.
"Terima Kasih" jawab Setia.
Sore itu berlalu, dibawah cahaya senja. Perkenalan Suci dan Setia.

JALAN BUNTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang