2

1 2 0
                                    

Untuk pertama kalinya setelah seminggu sakit' antara melangkah kan kakinya di SMA mutia. milik keluarganya tidak ada yang tau tentang itu, antara sengaja merahasiakannya karena sekolah ini tergabung dalam naungan batulity corp, secara umum semua orang taunya batullity crop milik Jhonson, dengan tubuh lemas Antara berjalan di sepanjang lorong kelas yang masih sepi tangannya menenteng plastik obat berwarna putih. Tidak lupa sekotak bekal+air minum yang sudah di siapkan oleh Jhonson pagi tadi. Jangan salah selain mahir bernyanyi serta menaklukkan wanita tentu saja Jhonson juga suka masak.

Begitu melihat kertas pengumuman berdesain vintage tertempel di mading antara menghentikan langkah kakinya, Satu persatu deretan tulisan kecil dia baca dengan seksama. jadwal manggung j.jr. tangannya mengepal, lalu meremas ujung bajunya, antara tidak suka.

Jhonson tidak pernah memberitahukan tentang jadwal, atau keseharian cowok itu, jika ingin tau antara harus bertanya terlebih dahulu dan antara malas. jika Jhonson memang tidak memberitahu berarti cowok itu memang tidak menginginkan antara tahu.
Kadang ego memang lebih banyak memakan tempat.

Gea adalah penengah diantara mereka berdua, malah kadang gadis itu keduanya jadikan tukang pengirim pesan atau bank informasi.

Jika butuh info tentang keberadaan antara Jhonson pasti bertanya pada gea, dan sebaliknya antara juga melakukan hal yang sama.

saat sedang fokus antara di kagetkan tepukan di bahunya ia menoleh disana di belakang tubuhnya, berdiri gadis cantik rambut pendek dengan lesung pipi menghiasi wajah serta pipi chubby khas gadis Korea.

Dia larrisa ketua dari grup J.JR JHONSON JUNIOR CLUB. Antara memgeser tubuhnya mungkin saja kakak kelasnya yang satu ini ingin melihat kertas di papan pengumuman secara Larissa ketua club j.jr di sekolah.

Pupil mata antara tidak sengaja melihat siluet Gea keluar dari perpustakaan membawa setumpuk buku di rangkulannya, membuat antara ingin mengejar gadis itu saat sedang membalikkan tubuh tangannya di tarik oleh gadis di sampingnya siapa lagi kalau bukan Larissa.

"Tunggu,lo mau kemana?"antara tertegun tidak pernah sebelumnya ada kakak kelas sefamous Larissa mengajaknya bicara. jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, apa yang sudah antara perbuat, antara berbicara dengan kepala menunduk ke bahawah

"Maaf kak tapi saya ada urusan, mau ngejar kak gea"

Kali ini Mata Larissa membulat tidak percaya adik kelas satu tingkat di bawahnya yang nerd ini bisa kenal Gea mantan ketua OSIS periode tahun lalu. Dirinya saja yang satu angkatan dengan gea tidak bisa akrab, menurut nya Gea itu terlalu angkuh dia terkenal membatasi sirquit lingkungan pertemanan nya.

"Kamu kenal Gea"

Tanyanya memastikan mata gadis itu menelisik, tergambar sangat jelas di guratan wajahnya jika ia tidak percaya, omongan adik kelas di bawahnya itu hanya ia anggap bualan.

"Saya-"belum selesai berbicara dari arah depan, gadis berkacamata Dengan rambut bob sebahu berlari menghampiri Antara, dari jauh gadis itu sudah melambaikan tangannya dengan suara teriakan.

"Huh..tara aku cariin dari tadi kenapa ngak masuk kelas sih, ngapa-.."kening berwarna sawo matang miliknya mengerut berfikir, setelah sadar siapa di samping sahabatnya langsung saja Amanda menundukkan kepalanya."maaf kak Larisa ngak tau kalau itu kakak"

Antara terdiam begitupun dengan Larissa tanpa respon namun dilihat dari ekspresinya gadis itu tidak mempermasalahkan, malahan Larissa mengaruk keningnya yang tidak gatal, lalu gadis itu pergi tanpa kata.
Begitu kakak kelasnya pergi kedua gadis itu saling pandang dengan tatapan yang sama cengohnya.

******
Bell istirahat telah berbunyi disinilah antara dan amanda kedua gadis itu duduk di bawah pohon mangga halaman sekolah
Dengan sekotak makan di pangkuan masing-masing.

saat sedang makan Amanda malah mengerang membuat antara yang sedang
Minum tersedak air gadis itu memukul dadanya kesakitan sampai air matanya mau menetes. Untung tidak lama kemudian batuk antara reda.

Amanda si biang kerok malah menjulurkan lidah nya secara berkala"kenapa sih Lo tong, itu lidah kenapa berdarah?"
Yang di tanya masih diam, dengan mulut nganga lebar tanpa rasa jijik jari telunjuknya masuk menunjuk nunjuk kedalam lidah.

"Aakit, kkhena drui bangeng"

"Apaan Ngak Jelas, Gue Ngak Ngerti Ok"ucapnya di pertebal, gadis itu mengerutkan keningnya melihat tingkah Amanda lebih parah gadis itu merebut air minum yang dia bawa lalu sahabatnya itu berkumur kumur di bawah pohon samping tubuh anatara.

Tentu saja antara melongo, sahabatnya ini sungguh ajaib namun tidak lama antara merengek pada Amanda air minum botolnya sudah habis
Dan antara tau Amanda tidak punya uang gadis itu bukan termasuk gadis kaya dia bisa sekolah di SMA mutia karena biasiswa. Itu juga alasan Amanda tidak tidak banyak di sukai. Mereka menganggap orang di bawahnya sangat menjijikkan tidak patut untuk di jadikan teman.

Sekolah Mutia sama saja seperti sekolah swasta pada umumnya terdapat sistem kasta yang tidak tertulis namun memang adanya,
Dan antara paling benci itu.

Dia sudah sering protes pada kedua orang tuanya namun mereka membiarkan dan mengabaikan protes antara mereka bilang itu bagus karena secara tidak langsung membuat image SMA Mutia bercitra tinggi.

SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang