Rabu, 9 Januari 2019.
Hari yang sangat berarti bagiku, hari di mana aku kembali melihat senyum manis nya lagi. Tetapi kenapa hanya senyum manis nya yang kembali? ke mana perginya aku dalam ingatan dia?
Rasanya aku ingin berteriak 'Halo, ini aku! Aku menunggu kamu di sini selama kamu sakit! aku di sampingmu saat kamu membutuhkan seseorang! aku! ini aku!' tapi rasa marahku padam setelah melihat ia tersenyum kembali.
Dia yang aku maksud adalah Clara Steven. Dia kekasihku sejak kita masih duduk di kursi kelas 3 SMP. Sejak kita meresmikan hubungan kita, aku seperti punya alasan untuk mengejar mimpiku.
Selasa, 6 november 2018.
Hari Clara kecelakaan, kala itu aku dan Clara bertengkar hebat hanya karena hal sepele. Saat itu, Clara meminta untuk bertemu dan membicarakan baik-baik agar tidak lagi bertengkar. Aku setuju dengan ajakan Clara dan meminta untuk bertemu di tempat pertama kali kita date.
Saat itu Bekasi macet akibat ada konser, jadi Clara agak telat datang ke taman, tapi karena sikap ku yang egois akhirnya aku meningglkan taman itu. Tidak lama aku sampai rumah Clara pun baru sampai taman. Aku yang kesal dan marah padanya langsung melontarkan kalimat 'putus'.
Sehabis aku bilang putus lewat pesan, dia ternyata langsung menuju rumahku menggunakan sepeda motor. Aku tahu persis kalau dia marah atau panik pasti dia bawa motor dengan kecepatan tinggi. Aku pun tahu persis seperti apa watak Clara, dia paling tidak bisa mempunyai masalah dengan orang lain. Jadi, setiap kali orang lain salah paham tentangnya, dia langsung mebicarakan baik-baik dengan orang tersebut.
Tapi bodohnya aku, pada hari itu aku tidak memikirkan kalau Clara akan ke rumahku. 1 Jam kemudian aku dapat panggilan dari rumah sakit,
"halo? dengan Gioku?"
"iya halo, iya saya Gio, ini dengan siapa ya?"
"saya dari RS.Gapapa, ingin melaporkan bahwa ada perempuan kecelakaan yang bernama Clara, dia kekasihmu?"
"Clara? kecelakaan?! kirim lokasinya ke saya sekarang. saya menuju kesana sekarang."
Sejak hari itu, aku merasa aku lelaki tidak berguna, aku selalu merasa bersalah, aku marah pada diriku sendiri. Clara yang tidak pernah di pedulikan oleh kedua orang tuanya pun hari itu tiba-tiba orang tuanya menangis tersedu sedu. Aku berpikir 'ini semua karena aku egois, kenapa aku tidak bisa bersabar? ini salah ku. Ini salah ku.'
1 tahun Clara koma, kedua orang tuanya hampir putus asa, apa lagi ketika dokter mengdiagnosis Clara mati otak. Kecelakaan itu memang sangat fatal. Kepala Clara terbentur tiang hingga tiangnya bengkok sedikit. Helem nya Clara retak di bagian belakang, hampir terbelah dua.
Kedua orang tua Clara akhirnya memutuskan untuk menghentikan alat bantu napas Clara. Aku sempat menentang tetapi kedua orang tuanya Clara memilih untuk menghentikan alat bantu nya. Aku melihat dengan mata ku sendiri ketika alat itu di lepas, rasanya aku seperti melihat Clara menemui ajalnya di depan ku tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi beberapa detik kemudian setelah alat bantu di lepas, Clara membuka matanya, Clara tersenyum untuk pertama kalinya setelah 1 tahun koma.
Senyum manis nya kembali terlihat, matanya yang berbinar kembali terlihat, aku yang begitu senang langsung memegang tangannya Clara
"Hai Clara, apa kabar?" ucap ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionHai ini aku. Aku mau bercerita bagaimana keajaiban itu datang. Aku pikir, aku tidak lagi bisa melihat senyum manis nya, tetapi saat itu keajaiban dari tuhan datang dan membuat ku kembali bersemangat bangun di pagi hari hanya untuk melihat senyum man...