2.

1.3K 102 5
                                    

Di lain tempat, terlihat sepasang remaja sedang bertengkar, disampingnya ada mobil yang bertuliskan plat nomor B 123 NDI yang merupakan mobil Rendi, cowoknya Anggie. Rendi berdiri berjauhan dengan Anggie sambil melipat tangannya. Dia sudah gerah dengan gosip-gosip yang ada dibelakangnya bahwa Anggie telah berselingkuh. Sekarang dia meminta penjelasan kepada kekasihnya apakah gosip yang didengarnya selama ini benar.

" Mendingan elo ngomong yang sebenarnya sekarang, karena gw udah tau apa yang elo lakuin dibelakang gw selama ini ! " kata Rendi setengah berteriak.

" Emangnya apa yang gw lakuin?" balas Anggie pura-pura tidak tahu seraya melihat kutek dijarinya.

" Elo selingkuh kan dibelakang gw selama ini sama David, teman gw sendiri !"

" Elo tega ya !" Rendi tak habis pikir bila benar Anggie mengkhianatinya.

" ohh itu...gw kirain apaan." Ucap Anggie enteng.

" Berarti bener feeling gw dan gosip-gosip yang ada selama ini?"

Rendi tidak percaya dengan apa yang dia dengar selama ini, cewek yang dia sayang ternyata selingkuh dengan temannya sendiri. Mereka pun terdiam sampai Anggie akhirnya berkata yang sangat menyakitkan untuk Rendi.

" Teman elo aja yang deketin gw duluan jadi bukan salah gw donk kalau gw selingkuh. "

PLAAKK !!!

Tamparan yang lumayan keras mendarat di pipi sebelah kiri Anggie yang halus.

" Elo emang cewek brengsek ! Kita putus !! " Rendi berjalan kearah mobilnya dan meninggalkan Anggie sendirian ditepi jalan yang hanya diam melihat Rendi pergi meninggalkannya.

Anggie hanya bisa mengelus-elus pipinya yang habis ditampar oleh Rendi sambil tersenyum kecut dan dia pun berjalan untuk mencari taksi. Sebuah taksi lewat didepannya, dia memanggil taksi dan menghentikannya. Selama perjalanan, Anggie hanya diam sambil melihat keluar jendela. Entah kenapa hidupnya terasa hambar, bukan karena telah putus dengan Rendi melainkan ada hal lain yang dia sendiri juga tidak tahu apa itu dan putus dengan Rendi adalah hal yang biasa bagi Anggie yang selama ini sudah dilakukannya dan tak ada penyesalan didirinya karena menurut Anggie, putus satu tumbuh seribu.

" Mau kemana Neng ? " Tanya supir taksi itu akhirnya karena Anggie tak bersuara dan tidak memberitahukan tujuannya.

" Jalan Alam Asri Indah, Pak!" Jawab Anggie sambil menyandarkan kepalanya di bangku dan memejamkan matanya.

....

Sesampainya dirumah Rinze, mereka langsung bikin pesta sendiri. Maklum dia anak tunggal dan rumahnya sepi cuma ada dua pembantunya dan dia sendirian dirumah itu. Orang tuanya sudah bercerai sejak dia berusia 10 tahun. Kini dia hanya tinggal bersama ibunya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai-sampai Rinze merasa tidak mempunyai orang tua sama sekali maka dari itu, Rinze sering mengajak Ghea untuk menginap dirumahnya tetapi untungnya walaupun dia anak dari keluarga yang broken home, dia tidak terbawa oleh pergaulan bebas yang sedang trend belakangan ini dikalangan remaja.

" Akhirnya sampe juga, aku ke belakang dulu ya, Ghe." Rinze langsung kebelakang rumahnya yang entah mau kemana.

Ghea pun langsung menghampiri lemari es untuk mengambil minuman bahkan Ghea sendiri hapal betul dengan isi rumah ini dan menyalakan DVD di ruang keluarga seperti rumahnya sendiri, tidak lama kemudian terdengar lagu di ruangan itu. Tak lama kemudian, Rinze langsung bergabung bersama Ghea. Dia sudah berganti pakaian dan hanya memakai celana pendek dengan baju yang terlihat longgar dibadannya.

" Aduh cakep banget. " ujar Ghea dalam hati.

" Mau makan apa, Ghe? Kayanya Bi Inah lagi enggak ada nih. " Tanya Rinze sambil berjalan ke dapur.

" Terserah kamu aja. Aku ngikut!" teriak Ghea karena Rinze sudah ada di dapur.

Rinze mengambil bahan makanan yang ada di kulkas dan ingin membuat nasi goreng. Maklum yang dia bisa hanya membuat nasi goreng dan mie instan. 15 menit kemudian nasi goreng buatannya matang. Dia pun langsung memanggil Ghea.

" Ghe..makanannya udah jadi nih! "

Ghea yang mendengarnya langsung menuju ruang makan. Ghea bisa mencium aroma yang sangat lezat saat ia mendatangi Rinze untuk makan bersama.

" Kayanya enak nih. " Ghea mengusap-usap perutnya yang kelaparan.

" Siapa dulu donk yang bikin. " ucap Rinze membanggakan dirinya sendiri didepan Ghea.

" PD banget kamu !" cibir Ghea. " Tapi enggak apa-apa deh. Untuk yang satu ini, aku acungin jempol deh. "

" Hehehe..gitu donk. Ya udah makan dulu gih. " ajak Rinze.

Akhirnya malam pun tiba. Seperti biasa mamanya Rinze belum pulang. Beliau biasanya pulang tengah malam bahkan pernah tidak pulang sama sekali. Sebenarnya Rinze sangat kesepian dirumahnya yang besar itu tetapi sekarang sudah agak mendingan semenjak Ghea sering menginap dirumahnya. Kalau sudah seperti ini, mereka pasti mengobrol dan ujung-ujungnya akan bergadang, seperti malam ini, mereka mengobrol sampai pagi.

" Rin.. yang kamu suka dari Anggie apanya sih? Padahal kamu tau sendiri, dia kan playgirl, suka gonta-ganti cowok? " Tanya Ghea saat rebahan disamping Rinze.

" aku juga tau tapi coba kamu perhatiin deh. Dia tuh kesepian banget. Aku tau banget gimana rasanya kesepian. Enggak punya orang yang nemenin saat kita butuh teman untuk berbagi rasa. Seperti halnya aku. Aku disini kesepian. Nyokap selalu sibuk dengan pekerjaannya, sampai aku pun rasa, sebenarnya aku ini punya orang tua apa enggak sih tapi aku beruntung karena punya sahabat kayak kamu yang selalu nemenin aku. "

" aku juga pengen banget jagain dia, enggak mau dia sampai terluka. " ucap Rinze sambil memeluk gulingnya. " kamu sendiri Ghe, kok aku liat belum punya cowok? Kayanya kalo aku perhatiin, banyak banget cowok yang pengen jadi pacar kamu. " tanyanya sambil menatap Ghea.

Ghea Cuma diam mendengar pertanyaan dari Rinze, dia sebenarnya juga sudah tahu kalau banyak yang suka dan ingin menjadi pacarnya tapi ditolak semua karena dihatinya Cuma ada satu orang yang akan mengisi hari-hari dia dengan kebahagiaan dan cinta.

" Haloooww..Ghea yang cantik, kok diem aja sih? " Rinze heran melihat Ghea yang hanya diam.

" aku enggak mau punya pacar dulu. Mendingan pikirin sekolah dulu deh, urusan pacaran itu mah belakangan. Kalau udah jodoh enggak bakal kemana. " ungkap Ghea mengedipkan matanya.

" Ah sok tahu kamu tapi aku dukung deh. "

" Tidur yuk Ghe, mata aku udah lowbatt nih. " ajak Rinze sambil mematikan lampu kamarnya.

" Good night. " kata Ghea.

" Night too. "

Dalam hitungan beberapa detik, Rinze sudah terlelap dan menuju ke alam mimpi. Rinze tidak menyadari bahwa Ghea belum tidur dan masih memperhatikan Rinze yang sudah tidur. Sebetulnya dia ingin sekali cerita kepada Rinze tentang hal yang selama ini dia sembunyikan tetapi melihat wajah polos Rinze, Ghea mengurungkan niatnya untuk bercerita karena tidak ingin membuat temannya itu menjadi susah. Tidak lama kemudian Ghea pun menyusul tidur tetapi sebelum tidur, dia mendaratkan sebuah ciuman di bibir Rinze.

" Semoga mimpi indah. " Bisik Ghea.

♣♣♣

Forbidden Love Triangle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang