"Dan kamu Diva Karunia Hasballah ikut saya!" Ucapnya latang membuat sang empu dibuat ketar ketir olehnya.
Baru saja hendak bergabung bersama kelompoknya, langkahnya harus terpaksa terhenti.
"Ya Rab apa lagi ini," gumam nya sambil meremas tas ransel miliknya. Serasa namanya di panggil, Diva pun menoleh ke sumber suara.
Tak mau membuat kegaduhan lagi Diva pun menurut saja. Mengikuti langkah sang presma dari belakang dan kini Diva sudah berada di sebuah ruangan bersama Bayu sang Presiden Mahasiswa.
Bayu pun duduk di kursi menghadap ke Diva, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Membuat Diva ketar ketir dibuatnya.
"Aduh Mamae.... Nih orang ngeliatin gue sigitunya banget sih," gerutunya dalam hati. Bukannya Diva takut di introgasi oleh Bayu melainkan ada satu hal yang membuatnya segugup ini.
"Kenapa telat?" Tanya Bayu mememecah keheningan.
"Emm anu, gimana ya?" Jawab Diva nampak kebingungan.
"Bayi lairan, nah iya tadi bayi lairan!" Jawab Diva lagi sambil menjentikan jari telunjuknya.
"Jawab yang bener, jangan ngadi ngadi kamu, mana ada bayi bisa lairan, NGACO!" Jawab Bayu agak sadikit ngeggas.
"Ish bener bayi lairan, gimana ya jelasinnya. Oke gini loh Presma, saya tadi telat karena nol..." Belum sempat menyelesaikan perkataannya terpaksa terpotong oleh seseorang yang tiba tiba nyolonong masuk ke ruangan.
"Bay, itu Pak Rektor udah datang buruan ayo ke ruang auala!" Kata Bima salah satu anggota Bem yang baru datang menghampiri Bayu.
"Nah itu Kak Presma, rektor nya lairan!" Kata Diva mulai menjelaskan nya lagi.
Bima yang awalnya tidak ngeh bahwa ada Diva di ruangan ini pun nampak sedikit terkejut.
"Loh ada adek jago ternyata, ngapain disini? Mana berduan lagi sama babang Bayu, hayoloh lagi ngapain kalian berdua?" Tanya Bima sambil menggoda Bayu dan Diva.
"Bacot Lo!" Jawab Bayu cuek.
"Udah lah kamu jangan kebanyakan bohong." Tuding Bayu.
"Hukuman buat kamu minta tanda tangan panitia ospek minimal 20 orang, kumpulin ke saya waktu istirahat nanti!" Kata Bayu hendak berjalan menuju ke aula.
Merasa tak terima dengan hukuman itu Diva pun kembali membuka suara.
"Yang bener dong Kak! Masa banyak banget kan jadwalnya habis ini istirahat,"
"30 orang!" Jawabnya, lantas pergi ke luar ruangan meninggalkan Bima dan Diva.
"Eh iya-iya. Tuh orang rese banget sih!" Sambil menghentakkan kakinya ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jedag Jedug My Presma
HumorBagaimana jadinya jika kalian menjadi Diva? Seorang maha siswa baru semester awal, yang kembali di pertemukan dengan sang mantan kekasih, yang tak lain adalah seniornya di kampus dan menjabat sebagai PRESMA. Bagaimana kelanjutan cerita mereka, akank...