#2

201 27 31
                                    

Earth sudah sering meyakinkan dirinya kalau ia tak akan menyerah dengan mudah tentang hidupnya. Seberat apapun itu, Earth akan selalu berusaha yang terbaik. Terkadang Earth bingung. Saudara kembar yang hanya berbeda 17 menit darinya, kenapa bisa bersikap sangat berbeda dengannya?

Tinggal bersama Fluke tanpa orang tua membuat keduanya mengerti arti hidup. Bahkan di saat dimana teman-teman seusia mereka dulu masih sibuk bermain, Fluke dan Earth harus menghabiskan waktu mereka bekerja paruh waktu demi menyelesaikan studi mereka, juga membayar hutang keluarga mereka yang menumpuk karena biaya pengobatan sang ayah yang sakit. Setelah ibu mereka menyusul, keduanya benar-benar harus berusaha tanpa ada seorangpun yang berniat membantu mereka.

Fluke adalah satu-satunya keluarga yang Earth miliki. Demi membiarkan Earth melanjutkan kuliahnya, Fluke memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan, bekerja paruh waktu di beberapa restoran untuk mengembangkan hobi memasaknya dengan cita-cita membuka restorannya sendiri. Fluke juga akhirnya rela menikah dengan seorang Ohm Thitiwat yang membayar hutang keluarganya, membalas budi pria itu.

Earth tahu dengan jelas kembarannya tak mencintai pria kaya itu. tapi Fluke tak peduli. Biarlah ia disebut materialistic, asalkan Earth bisa melanjutkan impiannya, juga bisa meringankan beban hidup dan membalas budi Ohm yang telah menyelamatkan mereka.

Setelah apa yang Fluke lakukan untuknya, Earth menyesal. Sangat menyesal karen telah menebalkan wajahnya, memilih menjalin hubungan dengan seorang tuan muda dari keluarga kaya. Seorang Kao Noppakao. Hingga akhirnya mereka berpisah. Earth yang putus asa memilih berhenti kuliah dan bekerja. Fluke sempat marah padanya namun melihat Earth yang terpuruk, pria manis itu memilih menerima keputusan Earth.

Fluke tak pernah tahu apa yang membuat Earth terjatuh sedalam itu. kejadian yang menimpanya tak pernah Earth ceritakan pada Fluke. kejadian dimana kekasihnya selama tiga tahun itu tak percaya padanya, menuduhnya tidur dan berselingkuh dengan pria lain. Menyebutnya menjijikkan.

Bukan Earth tak mencoba menjelaskan. Setelah kejadian di hotel, Earth mencoba beberapa kali menemui Kao untuk menjelaskan, namun menurut sahabatnya, Bom, Kao sudah pindah ke Negara lain untuk mengurus cabang perusahaan keluarganya, membuat Earth yakin, Kao tak ingin lagi melihatnya.

Tak lagi mencintainya.

Penolakan yang berkali-kali itu menorehkan luka yang dalam pada hati Earth. Tiga tahun hubungan itu hancur hanya karena tak adanya rasa percaya Kao padanya. dalam satu malam, hancur tak bersisa. Earth memang mencintai Kao. Sangat. Namun ia juga manusia yang memiliki batasan.

Suatu hari, Fluke berangkat bekerja dan dibawa pulang oleh Ohm Thitiwat selang satu jam setelah ia berangkat. Earth baru mengetahui bahwa Fluke demam tinggi dan memaksakan diri untuk bekerja. Earth sadar, ia tidak hidup untuk dirinya sendiri dan memilih untuk bangkit. Ia memutuskan untuk melupakan Kao. Tak ingin lagi mengenang pria itu walau Earth tahu, ia tak pernah berhasil.

Namun saat ini, apa lagi tujuan Kao datang menemuinya? Menghina keadaannya yang hancur karena kepergiannya? Atau apa? Earth hanya duduk di balik pintu, mendengarkan bentakan seorang Ohm pada Kao tentang sesuatu yang menyangkut Fluke. Menangis karena hatinya masih merindu.

Masih sangat menginginkan cinta dari mantan kekasih yang telah menoreh luka dalam pada hatinya.

...

"Apakah P'Kao tidak peduli kata orang-orang?"

"Hmm??"

Mata Earth terpejam kecil saat merasakan sebuah kecupan pada pelipisnya, diikuti tangannya yang ditarik lembut dan dikecup pelan oleh kekasihnya. Kao tersenyum, menyentuh wajah Earth lembut. Tangannya mendarat di pipi Earth, membuat Earth tersenyum padanya. Kao mencintainya.

TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang