|1 |Sang Buronan dan Piala Api|

9K 335 23
                                    

"Prometheus terbuka, api dendam membumihanguskan semua. Sang Darah hitam lahir, keajaiban kaum terpilih lenyap, tujuh dosa besar kan lahir, api berkobar, sungai darah mengalir. Kebajikan atau Kejahatan yang menang, Sang Penyihir Terakhir kan tentukan segalanya ..."

.
.
.

The Last Wizard

.
.
.

Harry merasa udara kian menipis bersama dengan ketegangan yang kian merayap hadir. Beberapa petinggi-petinggi saling melempar kesalahan, argumentasi konyol terus-menerus terdengar. Tidak ada titik terang bahkan sejak kabar di sampaikan 45 menit yang lalu. Harry mendesah lelah. Baginya dengan kondisi yang sekarang mencapai status level siaga, sangat membuang-buang waktu untuk dihabiskan hanya dengan debat kusir. Tiada manfaat. Kalau bisa Harry ingin menyela tapi secepat mungkin dia sadar diri. Dia hanyalah petugas biasa, tidak punya wewenang apapun seperti para petinggi yang mengelilingi meja bundar itu.

Sirius Black, selaku pimpinan militer tertinggi akhirnya angkat bicara. Suaranya tidak keras namun tegas, sanggup memecah riuh hingga hanya tersisa keheningan. Matanya memincing tajam, memaksa agar yang lain tetap menutup mulut selagi ia bicara.

"Aku tahu kita berada dalam situasi genting, tapi kuharap kalian tetap tenang dan berpikir menggunakan otak bukan hanya mulut!" Ucapan itu jelas menyindir.

Tidak ada yang berani berbicara. Sirius kembali melanjutkan. "Kaburnya Tom Riddle jelas merupakan insiden memalukan serta gawat bagi kita. Tiada yang tahu apa yang di rencanakan psikopat gila itu ke depannya. Tapi kami sudah memperketat keamanan. Tim khusus sudah dibentuk untuk mencarinya."

Tom Riddle, penjahat paling kejam di abad 21. Dia membunuh lebih dari seratus penyihir serta dua ratus manusia biasa. Kekuatannya luar biasa hebat hingga hampir seluruh pasukan sihir dikerahkan. Harry sendiri dulu yang menangkapnya, nyaris kehilangan nyawa setelah mendapat serangan sihir mematikan. Harry koma selama dua bulan dan ketika dia bangun dia mendapat kabar bahwa Tom sudah berada di penjara khusus yang terletak di tengah samudera lepas.

Dan setelah mendengar kabar bahwa penjahat sihir paling kejam dan ditakuti telah kabur, wajar saja seluruh warga resah. Mereka takut kembali dihantui teror, terlebih kaburnya Tom bertepatan dengan momen Piala Api, sebuah tradisi setiap sepuluh tahun sekali yang diselenggarakan untuk menemukan penyihir terkuat. Dua belas kontestan dari segala penjuru akan dipilih kemudian di adu dalam sebuah battle royal. Para penyihir dipersilahkan mengerahkan seluruh kecerdasannya serta kekuatan sihirnya dalam memperebutkan piala api.

Tahun ini Piala api akan dilaksanakan di Inggris. Seluruh dunia akan mengawasi mereka dan akan sangat buruk jika Tom Riddle muncul dan mengacaukan segalanya.

"Kau harus segera menangkapnya, Sirius!" Pria gemuk yang tidak lain adalah Vernon, pamannya Harry, angkat bicara. Suaranya terdengar merendahkan. "Piala Api tinggal sebulan lagi dan Yang Mulia Ratu tidak ingin ada masalah pada hari itu."

"Tentu saja, karena itu aku sudah bilang tadi bahwa kami sudah memperketat penjagaan bukan? Kami sudah membentuk tim khusus ... astaga apa aku harus mengulangi semuanya lagi, Vernon? Tolong gunakan telingamu saat rapat!" Balas Sirius.

Vernon mendengus. "Kalian para penyihir selalu tidak becus dalam menangani masalah. Kerjanya hanya membuat onar saja. Demi Tuhan, bagaimana bisa kalian membiarkan Tom Riddle kabur?'

"Oh, tutup mulut, Vernon. Jangan berlagak seperti kau bisa mengatasinya saja. Kau cuma babi gendut tanpa kemampuan," balas Sirius.

"Penghinaan! Ini penghinaan! Dasar penyihir kaum tidak tahu etika!" Vernon menggeram kesal.

The Last Wizard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang