2

31 8 6
                                    


malamnya, guanlin yang biasanya ngumpul sama teman temannya memilih berdiam dirumah. ia duduk diujung tempat tidurnya, sambil memetik pelan gitarnya.

"when you said your last goodbye,
i died a little bit inside"

lagi lagi ia menghela nafas

entah apa yang dirasakannya saat ini—seperti sesak, ada yang mengganjal di dadanya, mual rasanya. rupanya ini rasa sakit yang orang lain rasain kalo diputusin, batinnya.

enggan terhanyut lagi, guanlin pun meletakkan gitarnya disampingnya. ia keluar dari kamarnya lalu turun untuk mengambil air putih dari kulkas.

"udah makan lin?" tanya papanya yang baru keluar dari kamar.

"belum pa, makan diluar mau ga?"

"yaudah papa ganti baju dulu sebentar"

akhir akhir ini guanlin lebih memilih menghabiskan waktu sama papanya daripada nongkrong sama teman temannya. menurutnya, papanya adalah comfort zone nya sekarang.

setelah keduanya selesai ganti baju, mereka pun berangkat. kali ini papa nya yang menyetir.

"gimana kamu sama nara?"

fyi, guanlin belum ngasih tau papanya kalo dia putus. karena ia pikir itu hanya kesalahpahaman kecil, bakal balik lagi kok.
ga nyadar juga udah empat bulan.

"baik"

"hmm.. kok udah jarang dia datang kerumah? papa jadi kangen sama nara"



"aku juga"







singkat cerita keduanya memutuskan makan mie ayam di salah satu restoran malam itu, tak banyak yang mereka bicarakan, paling, tentang nara.

"nanti kalo nara mau datang lagi bilang ke papa ya, nanti papa beliin cookies yang kemarin dia suka."

"iya pa"

"kemarin papa ketemu sama mamanya nara di ac* hardware, tapi naranya ga ikut-"

"eh itu nara"

papanya guanlin langsung nunjuk nara yang baru masuk ke restoran.

guanlin yang daritadi mengaduk mie ayamnya langsung berhenti.

nara yang merasa ada yang memanggil namanya pun mencari sumber suara itu.
matanya sedikit melotot, melihat pria paruh baya yang tersenyum sumringah sampai melambaikan tangannya kearahnya.

mau tak mau pun nara menghampiri mereka,
"halo om" sapanya sambil menyalim tangan pria itu.

"eh nara udah lama banget ga datang kerumah, ini kita aja baru ngomongin kamu."

"iya om, hehe"

nara lalu melirik guanlin yang masih diam mengaduk mie nya asal.

melihat keduanya yang tidak berkutik, papanya pun langsung menghela napas sambil tersenyum simpul.

"umm, yauda om aku balik ke meja aku dulu ya. itu takutnya dicariin" pamit nara.

"oh iya iya nak"


setelah itu gak banyak yang mereka omongin lagi, sampai di mobil topik tentang nara dibicarain lagi

"udah berapa lama putusnya?" papanya guanlin akhirnya nanya, percayalah, papanya peka kok kalo tentang masalah kaya gini

guanlin cuma diam sambil memandang jalan,



"gak putus"
"cuma salah paham aja"

"loh trus kok gak diberesin?" tanya papanya, guanlin cuma diam, masalahnya gw juga gatau salahnya dimana batinnya

"jadi ingat dulu waktu pacaran sama mama mu tuh lo. dia tuh keras kepala banget,"

habis itu papanya sambil tertawa kecil.

"kalo ada masalah pasti disimpan sendiri, katanya butuh waktu sendiri."

guanlin noleh liat papanya yang lagi cerita tentang mendiang mamanya sambil senyum.

kata kata yang persis dibilang nara waktu dia minta guanlin jauhin dia; butuh waktu sendiri.

guanlin lalu ngehela nafas lagi sebelum membuang pandangannya dikeluar kaca.

"kamu ga mau nanya habis itu papa ngapain biar dapetin mama kamu lagi?"

guanlin noleh,

***

guanlin: nara
guanlin: lg dimana?



tbc
________

akhirnya update setelah brp abad nih wkwk
maaf ya yang merasa digantung:( ga sengajaa
w ud lama bgt ga buka dunia oren jd lupa kalo ada ongoing storyㅠㅠ

nb: kedepannya mungkin bakal slow update lagi hehe, tapi kalo rame ya beda crita><

sorry juga kalo update yang ini pendek😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[2] guanlin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang