That Friend

112 11 0
                                    

-PP-

TRINNNGGGGGG !!!

"Ugh... ya Tuhan siapa sih ganggu tidur gue pagi-pagi!!" ucap ku..

Tanpa melihat nama yang tertera dalam layar handphone, akupun mengangkat telpon laknat tersebut.

"Halo!" jawabku sambil meluapkan kekesalan karena tidur ku diganggu oleh orang ini.

"Heh, bangun Pi, bukannya hari ini lo ada kelas pagi? Ganti jadwal gara-gara syuting kemarin," jawab si pengganggu.

Suara yang sangat ku hapal tanpa harus melihat nama di layar.

"Emang sekarang jam berapa si Biw, gue kelas masih jam 9," rengek ku.

"Open your eyes, and look at the clock right now!" jawabnya dengan nada malas.

Dengan berat hati, aku membuka mata untuk melihat jam dinding warna merah yang tergantung di dinding kamar.

"SHIT! Ih lo mah sumpah kenapa baru bangunin gue sekarang! Udah jam 8 Biw! Telat gue sumpah telat! Ah, sumpah nih gue telat," teriak ku sambil loncat dari atas kasur, masih memasang handphone ke telinga, berlari menuju kamar mandi. Beruntung aku punya kamar mandi dalam kamar dan privately my own, jadi tidak perlu ada adegan antri kamar mandi dulu.

"Mau gue anter? Naik motor biar cepet, kalo mau gue jalan nih," tanyanya.

"Lo ga ada kelas pagi ini?" jawabku sambil melakukan ritual pagi.

"Nopes, gue hari ini janjian ama anak-anak aja ngerjain tugas di cafe, abis itu gue ke kantor sih kayaknya, mau ada cover lagu lagi kayaknya."

"Boleh deh, ntar balik gue minta jemput Babeh aja," Babeh adalah panggilan sayangku ke supir keluarga, yang udah bersama ku sejak kecil.

"Oke gue jalan, 10 menit lagi sampe."

"Anjir cepet banget, jangan ngebut-ngebut Biw, yang ada ga sampe rumah gue ntar lo."

"Ya bawel..."

Halo, kenalin nama aku Krit Amnuaydechkorn, biasa dipanggil Pipi, tahun ini aku berumur 21 tahun. Si pengganggu yang pagi pagi sudah menelpon ku bernama Putthipong Assaratanakul, atau biasa dipanggil Biw, teman dekat ku. Kami kenal sejak aku kelas 1 SMA, kami beda sekolah, tapi kami kenal di salah satu tempat les Bahasa Inggris. Biw anak yang supel dan gampang bergaul, jauh berbeda dengan kepribadianku yang sedikit lebih sulit terbuka kepada orang baru. Teringat dulu saat pertama kali bertemu dengannya, dengan celotehan sok sksd nya, membuat aku ilfeel kepadanya. Tapi lama-lama rasa itu hilang, berubah menjadi rasa nyaman. Mungkin hanya dia manusia yang bisa membuat ku berubah menjadi manusia lain. Jika didekatnya aku bisa jadi lebih sabar, ya sabar karena kelakuan Biw yang kadang ga jelas, dan dia bisa membuatku tertawa lepas dengan jokes recehnya.

But the real thing is I love him...

My Translation about LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang