"Bukankah dia keren, Tae?"
"Jung Hoseok lagi?"
Whee in mengangguk. Lengkungan di pipi kirinya mendalam tiap kali gadis itu membicarakan Jung Hoseok, idol yang tengah naik daun dua tahun belakangan ini.
"Apa bagusnya Jung Hoseok, sih? Tiap hari yang kau bicarakan cuman dia." Protes Taehyung, lantas berbaring di ranjang, mengabaikan Whee in yang masih sibuk mengagumi Hoseok lewat sebuah majalah yang baru dibelinya.
"Suaranya indah dan..., dia tampan."
Taehyung mendelik, sekilas dilihatnya senyum merekah di wajah Jung Whee in, tetangga sekaligus sahabatnya.
Whee in dan keluarganya pindah ke samping rumah Taehyung 10 tahun lalu. Di lingkungan tempatnya tinggal, Taehyung tak punya teman sebaya. Whee in adalah teman pertamanya. Sejak pertemuan pertama mereka di halaman rumah Whee in, mereka menjadi teman dekat. Saking lengketnya, Byul-yi pernah bercanda kalau mereka sebenarnya adalah sodara kembar.
"Memangnya aku tidak tampan?"
Whee in mengabaikan majalahnya. "Tentu saja Taehyung tampan." Ia menepuk bahu Taehyung, menyuruhnya bergeser sedikit supaya Whee in bisa ikut berbaring di samping Taehyung. "Kau tampan." Ucapnya lagi. "Tapi Kak Hoseok lebih tampan."
Lantas gadis itu tertawa senang karena berhasil menggoda Taehyung.
Sore itu, Whee in ketiduran lagi di kamar Taehyung. Mereka berbaring bermandi cahaya senja yang menerobos lewat jendela kamar Taehyung yang terbuka.
^-^
"Whee in, ada Taehyung di televisi!" Moonbyul berseru dari ruang tengah. Tak lama berselang, Whee in muncul dengan terpongoh-pongoh.
"Biasa saja kenapa, sih?" Moonbyul mencibir. Adiknya itu kebiasaan sekali berlari-lari hanya demi menyaksikan Taehyung di TV Nasional. Padahal menurutnya, nanti juga Whee in bisa nonton lewat Youtube.
"Minggir sana!" Whee in mendudukan pantatnya di kuris setelah menyingkirikan kaki Moonbyul yang panjang.
"Album ke dua Taehyung sudah rilis. Kau sudah mendengarnya?" Samar-samar Whee in bisa mendengar kakaknya.
Tentu saja! Dalam hati ia ingin berteriak! Memangnya untuk apa selama ini ia bergadang sampai tengah malam? Belajar? Sangat bukan Whee in.
"Oh." Alih-alih menjawab iya atau tidak, hanya itu yang keluar dari mulut kecil Whee in.
Moonbyul melirik adiknya dari balik buku, ia nyaris tertawa melihat kepura-puraan whee in. Namun sebisa mungkin ditahannya. "Jadi kau belum mendengarnya?"
"Apa eoni sudah mendengarnya?"
Moonbyul mengangguk. "Lagunya bagus. Favoritku yang sweet night." Komentarnya.
Whee in mengangguk tanpa ia sadari. Itu juga track favorite Whee in.
"Ngomong-ngomong, apa kalian masih bertengkar?"
"Siapa yang bertengkar?"
"Kamu dan Taehyung, siapa lagi?"
"Aku tidak bertengkar dengannya."
"Kalau begitu, apa kalian masih tidak saling bicara?"
Huh! Whee in benci sekali kalau kakaknya sudah membicarakan masalah ini.
"Aku sedang fokus belajar." Sangkal Whee in.
"Bukan karena Taehyung tidak menghubungimu?"
"Ya, itu juga sih."
"Kurasa dia sudah lupa padamu."
Well, Whee in juga membenci fakta itu. Sekarang, mereka jadi seperti orang asing. Ia rindu sekali pada Taehyung.
"Hei..., lupakan saja apa yang kubilang. Sangat mustahil dia melupakanmu."
"Eoni, kalau ia bagaimana?"
"Apanya?"
"Kalau Taehyung sudah lupa padaku bagaimana?"
Moonbyul meletakan bukunya. "Hei..., itu sangat tidak mungkin Jung Whee in. Mungkin dia sedang sibuk saja." Moonbyul mengangguk setuju pada penilaiannya sendiri. Padahal ia berniat menggoda Whee in tadinya.
"Tak taulah!"
Whee in pergi meninggalkan Moonbyul di ruang tengah keluarga mereka.
^-^
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Wind Flower
FanfictionWhee in bukannya membenci Taehyung, dia hanya terlalu menyukai Jung Hoseok .