[Secret Love Story] - 1

916 146 13
                                    

Hari jumat ini akan menjadi hari terakhir di musim gugur. Semenjak seminggu yang lalupun udara di kota Seoul sudah menurun hingga mencapai 8°C. Rasa dinginnya sudah cukup terasa menusuk tulang orang-orang yang berada di kota ini.

Musim dingin terkadang membuat beberapa orang menjadi kesal, karena suhu udara yang dingin membuat sebagian orang memilih berdiam diri di dalam rumah mereka sembari menyesap secangkir kopi atau segelas coklat panas untuk menghangatkan tubuh mereka sembari menyaksikan film-film yang terputar di layar tv.

Namun sesuatu yang menyenangkan dari musim dingin adalah Natal. Saat-saat dimana orang-orang bertemu untuk melihat salju yang turun di hari pertama musim dingin kemudian berlanjut saling bertukar hadiah. Bagi anak-anak.. ah tidak, mungkin lebih tepatnya sebagian orang merasa bahwa natal adalah hal terbaik di musim dingin.

Walaupun begitu tak sedikit orang yang merasa semua musim adalah sama, yang termasuk didalamnya adalah aku. Semua musim yang ada di seoul sama bagiku, yang berbeda hanyalah suhu udara yang silih berganti setiap pergantian musim dari dingin, panas, ataupun sejuk.

Namaku Jennie, aku adalah seorang wanita yang menjadi pegawai di sebuah toko roti kecil di pingiran jalan kota seoul. Sudah hampir lima tahun aku bekerja disini, meskipun upah yang kudapat tidak sebesar upah orang-orang yang bekerja di gedung pencakar langit sana tapi ini sudah cukup untuk membiayai hidupku dan juga adik sekaligus keluarga satu-satunya yang aku punya di dunia ini.

Jarum jam di sudut dinding toko itu berdenting merdu menandakan sekarang sudah pukul delapan malam. Ini saatnya jam tutup toko ini, semenjak sejam yang lalupun toko memang sudah sangat sepi hanya satu atau dua orang saja yang datang untuk membeli beberapa keping cookies khas natal yang memang sedang didiskon oleh toko ini. Setelah toko benar-benar kosong oleh pelanggan aku bergegas membersihkan toko. Aku satu-satunya pegawai disini, ya hanya aku dan juga pemilik toko, karna memang toko ini terbilang kecil dan juga sepi pengunjung si pemilik toko berpikir tak perlu menambahkan pegawai, hanya akan membuang-buang uang saja katanya dan aku setuju saja dengan hal itu.

Selesai membersihkan toko aku melepaskan celemek coklat yang sedari tadi pagi aku kenakan. Bibi Jung Seomin datang, wanita itu datang dengan menggenggam sebuah amplop coklat yang aku yakini adalah upahku bulan ini. Dari kejauhan sudah aku lihat jelas senyumnya yang hangat menatapku. Dia memang wanita yang baik dan juga sangat ramah. Itulah yang membuatku masih saja bertahan sampai bertahun-tahun di toko ini.

"Kau akan pulang, Jennie ?" Aku mengangguk menanggapi kalimat bibi Jung di hadapanku, "Oh ya, ini upahmu untuk bulan ini, bibi juga sudah menambahkannya sedikit sebagai bonusmu."

"Nde, terima kasih." Aku membungkuk memberikan salam pada bibi Jung, aku harus segera pulang untuk menyiapkan makan malamku bersama adikku, "Aku izin pulang dulu, bi."

Bibi Jung tersenyum dan mengangguk kepadaku, "Hati-hati di jalan."

Setelah aku meletakan celemek yang sudah aku lipat di atas meja sudut pantry aku berjalan keluar toko dan bunyi suara lonceng terdengar. Bibi Jung memang sengaja menggantung sebuah lonceng di puncak pintu itu sehingga ketika pintu terbuka dan tertutup suara gemerincing akan terdengar dari sana.

Aku melangkahkan kakiku menyusuri trotoar yang sudah terlihat sepi, aku mengetatkan jaket yang aku kenakan agar menjagaku dari udara yang cukup dingin. Tak lama aku melangkah suara dering telponku berbunyi, aku mengais tas selempangku dan mengambil handphoneku dari sana.

Jeon Jungkook, itu adalah nama yang tertera di layarku. Aku menggeser tombol hijaunya dan menempelkan benda persegi itu ke telingaku.

"Ya Jungkook, ada apa ?"

"Noona, Rose dan Jimin hyung kecelakaaan. mereka sedang dalam penanganan dokter sekarang. Datanglah ke rumah sakit Haesung sekarang."

Untuk waktu yang singkat tanganku berubah dingin, detak jantungku tak beraturan, air mataku sudah berada di pelupuk mataku, tanpa menjawab ucapan Jungkook aku menutup telpon itu sepihak dan tanganku langsung menghambat sebuah taxi yang sedang melaju.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Playing with FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang