Project Theme : 5 Stages of Grief
[Danmei Universe; Telegram group]Mo Dao Zu Shi © Mo Xiang Tong Xiu
a/n: By RP Song Zichen & Xiao Xingchen
======================================
Kindness is like a snow-
It beautifies everything it covers.
•
•
•"Tinggalkan aku sendiri Xǐngchen, aku tidak membutuhkan siapapun."
"Zichen... Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian..
"Tidak perlu, kamu tidak perlu melakukan apapun, tinggalkan saja aku sendiri."
...Zichen tidak pernah sendirian. Zichen masih ada aku. Aku ada disini bersamamu. Jika Zichen tidak bisa melihat dunia, maka aku akan menjadi matamu untuk melihat dunia."
.
.
.
.
.
Langit malam yang kelam, angin berhembus perlahan yang menggoyang daun seperti sebuah tarian kematian di tempat yang begitu sunyi dan sepi. Seorang pemuda dengan erat memegang tongkat kayunya. Kain putih yang terikat menandakan bahwa dia telah menjadi buta, dengan frustasi menatap kosong pada kegelapan yang disajikan untuknya.
Mata yang ia gunakan untuk melihat setiap kebaikan dan kekejaman manusia telah tidak berfungsi, dan keluarga yang ia cintai dan jaga sepenuh hati juga telah mati, tidak menyisakan seorang pun untuk menemani.
Dengan rasa depresi akibat semua kejadian yang menimpanya, Song Lan ingin menolak kenyataan. Dia ingin menolak, bertanya kepada dewa mengapa kejadian tragis seperti ini harus terjadi pada keluarganya?. Keluarganya tidak bersalah, tidak membuat siapapun tersinggung. Kenapa monster itu membunuh keluarganya?.
Emosi yang berantakan mengacaukan hatinya. Membuatnya merasa sangat tertekan. Bahkan ketika sang sahabat datang menghiburnya, dia hanya mendengarkan tanpa memasukkan satu katapun dalam benaknya. Melamun seperti seonggok boneka yang bernafas.
"Zichen. Apa kau baik-baik saja?" Xiao Xingchen memanggil pemuda berjubah hitam itu sambil tersenyum padanya.
Song Lan menatap seorang pemuda dengan senyum yang begitu manis yang sedang berbicara padanya. Tidak bisa menahan pahit. Kenapa aku tidak bisa tersenyum seperti itu?. Kenapa pemuda itu tersenyum seperti itu pada kemalangannya?
"Tinggalkan aku sendiri Xǐngchen, aku tidak membutuhkan siapapun."
Xiao Xingchen merasakan hatinya sedang ditusuk oleh bilah pedang Fuxue setelah dia mendengar apa yang sahabatnya katakan.
Sang Daoshi rupawan itu benar-benar sedih dengan kondisi sahabatnya itu. Dia tahu kalau kebutaannya dikarenakan Xue Yang, tapi dia tidak tahu bagaimana bisa remaja berandalan itu membutakannya.
Xiao Xingchen menggeleng kepalanya dengan kuat. Dia tidak bisa membiarkan sahabatnya seperti ini. Dia harus terus menghiburnya sampai situasi hatinya merasa lebih baik.
"Zichen... Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian. Setidaknya, aku ingin membantumu untuk melewati semua ini." Ujarnya pada sahabatnya.
Xiao Xingchen benar-benar tidak tega melihat kondisi sahabatnya ini. Dia sudah tahu apa yang terjadi di kuil Baixue setelah dia terpisah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No More Regret
FanfictionKindness is like a snow- It beautifies everything it covers.