Kringg....kringg!!!!!.
Nyaring suara alarm membangunkan tidur seorang gadis cantik bernama Una.
Setelah mematikan alarmnya, Una bergegas turun ke lantai satu rumahnya dan mencari ayahnya
"Ayah di mana sih kenapa engga pernah ada di rumah," gerutu gadis itu.
Kemudian Una penasaran dan mencari ayahnya di ruang kerjanya. Akhir-akhir ini ayahnya seringkali menghabiskan waktu di ruangan itu bahkan hingga berhari-hari.
Una pernah sekali memergoki ayahnya keluar dari ruang kerjanya dengan keadaan linglung dan berantakan.
Karena penasaran Una sempat sekali menanyakannya, tetapi ayahnya justru marah dan meminta Una untuk tidak membahasnya apalagi mendekati ruang kerja ayahnya.
Dulu, ayahnya tidak seperti itu. Ayah Una adalah ayah yang perhatian dan penyayang, tetapi setelah kepergian sang istri, ayahnya menjadi sangat berubah. Bahkan ayahnya sangat jarang menyapa Una ketika di rumah. Ayahnya kini seperti tidak di kenalinya lagi. Setelah kepergian sang istri, ayahnya menjadi begitu pendiam, sering melamun, dan tidak banyak bicara. . Una tahu ayahnya sangat terpukul setelah kepergian ibunya.
Kini, Una sudah berada di depan ruang kerja ayahnya, Una sangat penasaran dengan ruangan tersebut sehingga dia pun membuka pintu tersebut.
Betapa terkejutnya Una ketika mendapati banyak sekali foto sang ibu terpampang di sana dan ada beberapa foto dirinya.
Dia benar benar yakin bahwa ayahnya itu sangat mencintai ibunya, dan sekarang ayahnya seperti sudah kehilangan dunianya. Ayahnya itu sering melamun, telat makan, dan sering pergi beberapa hari tanpa Una tahu kemana perginya dan setiap Una bertanya ayahnya selalu marah.
Di ruangan itu bahkan Una mendapati beberapa surat yang Una yakini itu adalah surat kedua orang tuanya dulu semasa pacaran. Una benar-benar menangis setelah membaca beberapa surat tersebut.
Ibunya memang sosok yang sangat penuh cinta. Una sangat jarang mendapati mereka bertengkar, pantas saja takdir yang memisahkan mereka membuat sang ayah begitu rapuh.
Anehnya, Una tidak begitu ingat kejadian di mana sang ibu meregang nyawa, seperti ada sedikit ingatan yang Una lewatkan atau mungkin dia hanya begitu larut dalam kesedihan pada saat itu.
Yang Una ingat dia begitu terpukul pada saat itu, sama seperti sang ayah. Bedanya Una masih punya tempat bersandar, dia mempunyai seorang sahabat yang selalu ada di sisinya, Asa namanya.
Namun, setelah acara kelulusan sekolah, Asa memutuskan untuk meneruskan sekolahnya ke Amerika. Meskipun berat, dia harus mendukung impian sahabatnya.
Asa memang beberapa kali mengabarinya, tapi hanya beberapa kali dan cukup jarang, itu pun begitu aneh karena Una mendengar suara Asa yang sedikit lebih berat dan bahasa yang digunakan Asa sedikit berbeda dari yang biasa digunakannya dulu.
Dulu Asa selalu memakai bahasa bahasa gaul yang bahkan Una jarang mendengarnya, tapi kini Asa sangat formal ketika mengirim pesan padanya. Bahkan Asa selalu menolak ketika Una mengajaknya untuk video call.
Una pikir mungkin Asa begitu sibuk dan biasa berbicara menggunakan bahasa asing sehingga membuatnya sedikit kaku.
Setiap bangun tidur Una merasa seperti banyak melewatkan momen, padahal dia hanya tidur beberapa jam tetapi seperti berhari-hari, aneh pikirnya.
Perhatian Una teralihkan pada sebuah bilik di pojok ruangan kerja ayahnya, aneh sekali pikirnya. Ia mendekati bilik itu.
Tidak ada keterangan apa pun di sana, hanya ada tanda menyerupai bentuk matahari yang tergantung di pintu bilik tersebut.
Ia mencoba untuk membuka bilik tersebut. Tidak ada apa pun di sana, hanya foto berbingkai kecil keluarganya.
Itu adalah foto mereka ketika liburan sekolahnya. Di foto itu tampak ibunya, ayahnya, dan Una yang duduk di atas karpet taman. Itu adalah foto liburan mereka bertiga. Tampak begitu bahagia terpancar dari senyum mereka bertiga.
Perhatian Una kembali teralihkan pada sebuah tombol bertuliskan "play" dan tidak terjadi apa apa setelah ia menekan tombol tersebut.
Namun, sesaat setelahnya bilik tersebut seperti di jatuhkan dari ketinggian dengan sangat kencang. Una panik dan segera berusaha untuk keluar.
Bukannya keluar dari bilik tersebut, tetapi Una malah mendapati dirinya keluar dari kamarnya sendiri karena setelah pintu terbuka yang dia dapati adalah ruang makan depan kamarnya.
Una masih belum sadar dengan apa yang terjadi hingga satu suara berhasil menghentikan lamunannya, suara yang berhasil meloloskan satu tetes air matanya.
Suara itu mampu membuat dunia Una berhenti seketika bersama sosok yang tampak begitu nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me, Buddy
Short Storykisah tentang petualangan mencari seseorang yang tak pernah benar benar hilang, kisah tentang merelakan apa yang seharusnya pergi. Percaya ga sama teleportasi? Mesin waktu? Kalau ada seseorang yang bisa melintasi waktu bahkan sampai ke masa lalu? S...