Jam dua siang.
Semua anak-anak pelatihan paskibra sudah berkumpul di lapangan. Kecuali tiga mahkluk yang sedang berlarian dari sudut lapangan. Mereka adalah Tania, Kenzo dan Marvel.
Ketiganya terlambat karena terlalu lama berada di kantin untuk makan siang.
"Serius! Ini kalau sampai kita dihukum gak lucu banget!" gerutu Tania sambil menatap Kenzo dan Marvel bergantian.
"Yang ngajak makan siapa?" Marvel melirik Tania tak mau kalah.
Tania memang doyan makan. Dia harus makan bagaimanapun situasinya agar tidak lemas. Karena kata dia hidup itu untuk makan.
"Ckckck kalian lagi yang telat," ucap Eza seorang siswa kelas tiga seorang ketua yang akan membantu melatih siswa pelatihan paskibra.
"Maaf Kak!" seru ketiganya mereka menunduk berpura-pura menyesal.
Kali ini mereka dimaafkan karena situasi hati Eza yang lagi baik. Jika tidak, mungkin mereka sudah dihukum dan berlari mengelilingi lapangan.
"Ya sudah. Ambil barisan masing-masing," perintah Eza yang lalu dilakukan oleh mereka.
Tania adalah pasukan tujuh belas, sedang Marvel berada di pasukan empat puluh lima. Sementara itu Kenzo berada di pasukan delapan. Yang menjadi pengawal pembawa bendera. Entah apa yang membuatnya terpilih namun mungkin karena dia nampak keren.
**
Sudah ada satu jam berlalu. Para siswa nampak sudah kelelahan setelah latihan. Tak terkecuali Tania. Napasnya ngos-ngosan karena dia memang jarang berolahraga.
"Lu gak apa-apa?" tanya Alfina yang berdiri di sampingnya. Gadis itu bertanya karena khawatir melihat wajah Tania memucat.
"Fin, kalau gue pingsan. Tolong bilangin yang gotong gue kak Eza aja jangan yang lain," kelakarnya di tengah kondisinya yang sebenarnya kurang stabil.
"Masih bisa bercanda aja sih," gumam Alfina saat ia menoleh ke samping ia menemukan Tania sudah tergelatak di pinggirnya.
Hal tersebut membuat Alfina sontak berteriak karena terkejut.
"Tolong! Tania pingsan!" seru Alfina membuat barisan menjadi ribut dan melirik ke arah mereka berdua, termasuk Kenzo dan Marvel.
Kedua lelaki itu langsung datang menghampirinya bermaksud ingin membawanya ke ruang UKS.
Namun terlambat, Eza dengan sigap sudah membopong Tania menuju ke ruang kesehatan. Sedangkan kedua sahabatnya itu melongo.
"Doa Tania dikabulin," ucap Alfina bermonolog.
"Heh?!" Marvel memandang Alfina heran. Ia tak mengerti maksud ucapan gadis tersebut.
Alfina tak menjawabnya ia hanya menatap dua lelaki itu bergantian. Betapa beruntungnya Tania bisa memiliki kedua sahabat cowok yang tampan. Yang selalu ada untuk Tania.
Namun Tania sendiri menganggap mereka biasa saja. Karena tak ada perasaan berlebih yang ia rasakan.
**
Tania mengerjapkan matanya dan baru menyadari jika sudah berada di ruang kesehatan sangat lama.
Ia melirik jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima. Seharusnya latihan paskibra sudah selesai setengah jam yang lalu.
Dengan lemas akhirnya dia menuruni kasur dan keluar dari ruang UKS dan menemukan Marvel dengan Kenzo duduk di kursi.
"Kalian ngapain di sini?" tanya Tania yang terkejut mendapati dua sahabatnya berada di sana, lengkap dengan keringat di sekujur tubuhnya.
"Nungguin lu lah? Emang mau pulang sendirian?" Marvel berdiri dan menjitak kepala Tania pelan. "Lagian pingsan gak bilang-bilang main pingsan aja."
"Emangnya ada orang mau pingsan bilang dulu?" Tania mencoba membalas Marvel namun sayangnya dia kalah tinggi dengan lelaki yang ada di depannya itu.
Dari tadi Kenzo hanya memandangi mereka berdua dan menggelengkan kepalanya heran. Mereka sudah kelas satu SMA namun kelakuan masih seperti anak TK.
"Pulang gak? Udah sore nih!" Kenzo berdiri dan mencoba melerai mereka berdua. Yang jika tidak dihentikan mungkin akan berlangsung hingga malam hari.
"Pulang dong?!" ucap Tania manja. Ia menggamit lengan Kenzo tanpa canggung. Maklum mereka bertiga sudah mengenal sejak dari kecil.
Marvel hanya memandangi mereka berdua dari belakang. Pemandangan itu sebenarnya sudah sangat biasa bagi mereka bertiga. Namun bagi orang yang tidak tahu, mungkin akan menganggap jika Tania itu genit pada Kenzo dan Marvel.
**
Tania sudah naik di sepeda motor Kenzo. Lengkap mengenakan helmnya. Namun tiba-tiba perutnya berbunyi karena lapar.
"Jangan bilang lu laper lagi," ucap Kenzo yang tak sengaja mendengarnya.
"Iya, jajan bakso yuk! Marvel yang traktir!" seru Tania sedang nama yang yang disebut kebingungan.
"Kok jadi gue yang traktir," protesnya.
"Ya udah kita makan dulu abis itu baru pulang. Gue yang bayar," ucap Kenzo kemudian. Ia sungguh tak ingin berlama-lama mendengar kedua makhluk bawel itu terus berdebat hanya karena bakso.
Setelah setuju akhirnya kedua motor itu pergi meninggalkan parkir motor sekolah.
**
Tania memakan baksonya dengan lahap. Hingga membuat lelaki yang ada di depannya itu cukup kenyang walau hanya melihatnya saja.
"Tadi siang kan udah makan lu Tan?" tanya Marvel yang dibalas delikan oleh Tania. Dia langsung diam dan berpura-pura makan dengan tenang.
Sedangkan Kenzo, lelaki itu sudah menghabiskan makanannya. Sepertinya dia juga kelaparan makanya mau saja ketika diajak Tania makan baso.
"Kata Alfina lu suka sama kak Eza?" tanya Kenzo tanpa memandang Tania.
Tania yang tengah asik sedang makan, tiba-tiba saja langsung tersedak hingga kelimpungan mencari air minum yang mau habis.
"Nih, minum punya gue. Lagian ditanya kayak gitu doang ampe keselek. Emang lu masih baby?!" ledek Marvel namun untung saja Tania tak menanggapinya.
"Alfina bilang gitu?" tanya Tania pada Kenzo, raut wajahnya menegang. Membuat Marvel dan Kenzo saling bertatapan. "Jangan sampe semua orang tahu ya, plis?" pinta Tania memohon.
Baru kali itu dia nampak serius dengan ucapannya. Ia memandang keduanya dengan memelas.
"Ada apa sih emang?" tanya Marvel.
"Kak Eza udah punya cewek. Gue baru tahu tadi, makanya jangan sampe semua tahu deh. Ntar gue dilabrak sama kak Giselle kan mampus." Bahu Tania merosot, sebenarnya kedua temannya itu sudah tahu jika Eza memiliki pacar. Namun mereka diam saja karena tak ingin membuat Tania patah hati.
Alasan utama dia mau ikut paskibra sebenarnya adalah karna Eza. Lelaki yang berhasil membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama waktu MOS.
Lelaki dengan kulit putih dan senyumnya yang mirip iklan odol di tivi. Selain itu dia juga baik dan tidak membedakan murid baru seperti kakak kelas lainnya. Yang sibuk modus dengan anak kelas satu yang ber-visual cantik.
Hanya Eza yang berbeda. Mungkin karena dia baik makanya dia sudah memiliki pacar saat ini.
"Siapa tuh yang barusan dateng." Marvel memonyongkan bibirnya dan menunjuk kedua bayangan yang tak asing di mata Tania. Mereka adalah Giselle dan Eza.
"Astaga naga," gumam Tania yang seakan sudah terpeleset kemudian ketiban tetangga.
Jangan lupa berikan review untuk novel ini ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake in My 17
Teen FictionSeason 1 Dikelilingi dua sahabat tampan tidak membuat Tania bisa jatuh cinta pada mereka. Karena dia hanya menganggap Kenzo dan Marvel adalah teman biasa. Namun bagaimana jadinya kalau kedua sahabatnya itu menyukai Tania dan selalu menggagalkan dir...