AUTHOR's POV
Suara musik terdengar dari kotak-kotak hitam yang ditaruh di sudut ballroom hotel. Tampak pasangan yang menjadi primadona malam itu, mengenakan gaun cantik mereka, berjalan menghampiri para tamu yang mulai berpasang-pasangan. Mereka dan tamu menyatu di lantai dansa, saling menggenggam dan mengayunkan tubuh mengikuti irama alunan.
"Yakin?" Perempuan berkulit putih bersih bernama Dahyun sekali lagi bertanya kepada sahabatnya yang tampak seperti disuntik formalin wajahnya, kaku, nyengir, gigi terlihat, kaku dan ragu, dan kaku.
"Yakin." Ludah ditelan sekuat tenaga, "Ya udah santai kalo yakin." Bahunya ditepuk, Chaeyoung menelan ludahnya lagi, "Gue santai." Wajahnya kini diacak-acak seada-adanya oleh Dahyun, "Muke lu kagak." Yah make up gue ancur dah, ck.
Meminum anggur putih di gelas dalam dua kali tegukan besar, "Dia tadi dateng sendiri kan?" Mata Chaeyoung masih belum lepas dari sosok yang ia perhatikan sejak kedatangannya beberapa puluh menit lalu, "Iya. Momo juga udah bilang dia single. Cuma ya gitu, straight."
"Gue cuma mau jadi temen kok." Bullshit, tapi Chaeyoung tidak punya pilihan. Satu suara dari belakang mengejutkan mereka, "Gue juga percaya kalo Chaeyoung straight kok." Sedikit melonjak kedua sahabat itu menengok, menemukan Chou Tzuyu yang terkekeh, "Kaget banget?" Chaeyoung dan Dahyun setengah memeluk sahabat mereka, "Model kebanggaan kita ke mana aja?"
"Sibuklah cari duit." Ketiganya tertawa pada jawaban yang penuh ironi dan fakta. Sesaat mereka bertatapan sebelum Tzuyu menyenggol sahabatnya, "Lo ngeliatin siapa tadi?" Chaeyoung dengan ragu-ragu menunjuk ke satu arah di mana 3 perempuan keturunan Jepang sedang mengobrol.
"Yang mana? Samping kanan cewe gue atau samping kirinya?" Dahyun dan Chaeyoung hampir membasahi gaun atas lutut mereka saat minuman hampir menyembur dari mulut mereka, "APA?" Tzuyu mengambil tisu dari meja terdekat dan memberikannya kepada dua sahabatnya, "Minatozaki Sana pacar lo??"
"Diem woi, kenceng bener, ya abis dia kek ngejar2 ya gimana ya, gue luluh gitu." Kini giliran Chaeyoung dan Dahyun menyenggol-nyenggol lengan Tzuyu yang tersipu, "Gue kira lo asexual, Tzu."
"Mending aseksual, gue pernah dikira suka Om-Om tau gak." Kedua sahabatnya mulai tersenyum, "Itu kan kita yang sebarin."
"OH KALIAN??" Tzuyu tampak kaget, tapi malah tersenyum.
"Iya kita kira lebih mending dari lu digosipin aseksual." Lalu Dahyun menaikkan satu alisnya, "Sama JEWAIPI~" Tzuyu berlagak mau muntah mendengarnya sementara Chaeyoung berbisik ala JYP di lagu-lagu Kpop.Tawa mereka meledak dan beberapa mata mengarah kepada mereka, termasuk mata ketiga perempuan yang tadi sedang mereka perhatikan. Belum selesai tawa mereka, ketiga perempuan itu berjalan ke arah mereka, "Chaeng..." Posisi membelakangi, Chaeyoung tidak tahu apa yang terjadi, ia masih tertawa, suara menarik napas dengan keras terdengar, duh malu-maluin banget nih temen.
"Chaeng!" Bisikan Dahyun cukup keras untuk didengar sahabatnya dalam tawa mereka, "Apaan sih?" Dengan mata, dagu, bibir, Dahyun berusaha memberitahu tanpa lisan bahwa perempuan yang menjadi pusat perhatiannya sejak lama itu juga turut berjalan ke arah mereka, "Itu... Sebelah Sana..!"
Hah? Ada apaan sebelah sana?
Chaeyoung menengok dan jantungnya seolah berhenti berdetak, "Tzutzuu, kamu ke manaaa?" Suara manja Sana masuk kuping kiri, belum tercerna udah keluar lagi dari kuping kiri, di otak Chaeyoung hanya ada,Mina Mina Mina Mina Mina Mina Mina Mina
Tzuyu mengetahui temannya kesambet panah cupid, ia meremas bahu Chaeyoung, sedikit keras namun cukup membantu membuat sahabatnya itu tersadar, "San, kenalin temen-temen aku. Ini kak Dahyun, kamu sama kak Momo udah pernah ketemu. Kak Dahyun kenalin, ini kak Mina." Kedua perempuan itu tersenyum dan saling menjabat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting - Penantian
FanfictionMiChaeng AU when everything makes sense at their own pace. When waiting game is not the game for one but two, them. Mina's and Chaeyoung's. Ceritanya akan dalam bahasa Indonesia ya.