[07.] Satu alasan untuk bertahan

327 52 62
                                    

Selamat membaca Bab ketujuh 🦋

Note: Cerita ini hanya fiksi belaka, ambil baiknya, tinggalkan buruknya. Semoga pesan baiknya selalu tersampaikan ke kalian 💭

Ramaikan, supaya aku cepat update!

•••••

7. Satu alasan untuk bertahan

"Kak Zee, maafin Lena soal semalam ya."

Alena berjalan pelan menghampiri Zeera yang masih sibuk dengan beberapa pekerjaan sekolahnya. Gadis manis berlesung pipi itu masih asik menulis, tanpa menghiraukan adik tirinya.

"Kak Zee, mau maafin aku kan?"

Zeera yang sejak tadi diam, kini menutup pena hitam yang di pegang nya. Zeera berdiri lalu berhadapan dengan Alena.

Alena menatap telapak tangan kiri kakaknya yang diperban. "Maaf ya, kak. Aku bikin kakak kena marah sama ibu lagi."

"Aku udah bilang gak apa-apa. Kamu gak perlu minta maaf lagi. Kamu keluar aja, aku lagi belajar," kata Zeera sedikit sinis.

Dua hari lalu Gaffar kembali pergi bekerja. Sepertinya lelaki itu membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk kembali ke rumah. Sebelum liburnya tiba di akhir bulan nanti.

"Tapi aku tetap ngerasa gak enak sama kamu, kak. Harusnya semalam aku gak ngeyel dan dengerin kamu, pasti ibu gak akan begitu," lanjut Alena.

"Ya udah. Kamu udah ngerti kan sekarang? Aku bilang keluar dari kamarku yang keluar!"

Alena terlihat tetap diam tanpa beraksi apapun. Zeera sungguh jengah, Zeera muak melihat gadis ini. Maaf jika Zeera bersikap seperti ini, namun Zeera selalu merasa bahwa dunia hanya berpihak pada Alena. Zeera iri dengan gadis itu.

"Ya udah, aku aja yang keluar."

Zeera berjalan melewati Alena yang masih diam. Zeera menutup kembali pintu kamarnya lalu berjalan menghampiri sepeda ber keranjang putih itu.

Dia tau akan kemana saat ini, karena lebih baik menenangkan diri lebih dulu daripada emosi yang dimilikinya menyakiti orang lain. Zeera tak ingin ada masalah lagi setelah ini.

"Zeera, mau kemana?"

Zeera yang baru saja mengeluarkan sepedanya dari pagar kecil rumah, kini melihat kearah panggilan tersebut. Rashel terlihat berlari kecil menghampiri keberadaan Zeera.

"Kamu mau kemana?" tanyanya lagi.

"Mau keluar aja, Shel. Aku lagi suntuk."

"Aku juga. Boleh ikut kamu gak?" kata Rashel.

Zeera tersenyum kecil dan mengangguk. "Boleh. Nanti kita ngobrol sekalian, aku mau dengar kamu cerita," ujar Zeera.

"Ayo naik!"

🦋🦋🦋

"Sadewa kemana ya, Bi? Mama belum lihat dia dari kemarin."

Abi yang tadi sedang membereskan pakaian diruang tengah langsung terdiam. Mira mendekatinya dengan pandangan kosong.

Sudah seharian ini Abi membereskan rumah, membersihkan, merapihkan, dan membenarkan apa yang kurang. Karena, ini juga hari libur sekolah. Apa salahnya jika membantu mbak nya yang merupakan art dirumah ini untuk membenahi rumah?

BE MY BUTTERFLY [HIATUS SEMENTARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang