E

706 62 0
                                    

Author hanya meminjam karakter sang mangaka BSD.
Selamat membaca

Sebentar lagi masuk musim panas menandakan awal semester baru akan berganti. Disaat seperti ini sebagian besar murid mengasah otak mereka dengan bermesra ria bersama buku buku tebal dari sekolah maupun perpustakaan. Sama seperti pria bersurai senja yang satu ini. Tidak ada alasan apapun untuk tidak mengikuti ujian walaupun keadaan ekonomi sedang tidak mendukung.

Selepas bel pulang berdering, ia melihat pesan masuk dari ponsel lipat merah milik nya. Membalas pesan seorang klien untuk menunggu nya di suatu tempat. Setelah membalas dengan cepat ia segera melangkahkan kaki rampingnya menuju halte bus dekat sekolah.

Hanya ini satu-satunya cara jika ia ingin tetap mengikuti ujian.

Melunasi pembayaran yang menunggak kemudian menyelesaikan sekolah tingkat akhir tahun ini dan semuanya selesai.

Nakahara Chuuya namanya. Seorang siswa kelas akhir yang seharusnya lulus tahun kemarin, namun ia gagal karena tidak bisa mengikuti ujian nya.

**********

"Sudah menunggu lama? Maaf baru datang." Ucapnya pada seseorang yang tengah terduduk di bangku cafe tempat biasanya ia bertemu dengan para klien.

Lawan bicaranya menggeleng seraya tersenyum lembut penuh arti, "Tidak juga. Seragam sekolah cocok untuk mu tapi sepertinya kau akan membeli seragam yang baru."

"Kenapa?"

"Aku lebih suka cara yang kasar."

Langit mulai senja, sang mentari perlahan bersembunyi di balik gedung gedung tinggi kota Yokohama. Dalam keheningan diantara pertemuan dua insan. Chuuya hanya bisa meremas tali tas punggungnya setelah mendengar penjelasan klien tersebut. Ia tidak bisa menolak keinginan klien untuk pelayanan nya, sebagai seorang profesional seharusnya permintaan seperti ini tidak membuat jantungnya berdegup ketakutan.

Akan tetapi mengapa kali ini ia memikirkan keselamatan tubuhnya? Toh, sudah banyak hiasan oleh-oleh dari para klien yang ditinggalkan pada tubuhnya bukan?

Dengan senyum manis, Chuuya mengangguk seraya berkata 'baiklah, saya faham tuan.'

*********

"Hh...jangan di sa-akh!"

Suaranya melengking kuat ketika sebuah besi tipis menerobos memasuki lubang ujung miliknya. Safir biru laut itu sudah tak lagi bisa menahan bendungan air untuk tidak keluar. Rasa perih seketika menjalar ke seluruh syaraf tubuh.

Klien nya tersebut menanamkan semacam sex toys ke dalam lubang nya yang lain. Membiarkan nya bergetar pada ukuran maksimum.

Wajah sang senja memerah padam namun juga terlihat sangat menderita. Kedua pergelangan tangan yang terikat mulai lecet dan berdarah.

"Hh...kumohon lepaskan aah.."

"Ayolah sayang, ini terlihat menyenangkan. Buatlah aku puas agar sebanding dengan harga menyewa diri mu."

Safir biru laut tertutup kelopak mata. Membiarkan rasa perih terus menjalar menggerogoti tubuhnya. Demi biaya ujian ia harus kuat menghadapi semua rasa sakitnya. Demi tidak merepotkan paman di rumah ia harus bisa melaksanakan ujian ini hingga selesai.

Kotor tetaplah kotor, ia tidak peduli seperti apa tuhan memandangnya sebagai makhluk. Yang diinginkan nya hanya lah cara untuk melunasi pembiayaan sekolah kemudian lulus dan mencari pekerjaan yang lebih manusiawi dan bermartabat.

*Bersambung

Bruh..
Next?

Exam? Who?||SoukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang