#1

9 1 0
                                    

Damai sangat damai yang ku rasakan saat ini..
Akhirnya semua doaku terkabul, meskipun aku merasa ini terlalu terlambat. Tapi aku yakin Allah lebih tau kapan Dia akan mengabulkan doa hambaNya. Mungkin ini yang terbaik untukku, dan memang aku merasa ini yang terbaik untukku.

Diumur yang tidak muda lagi aku merasa aku wanita paling beruntung di dunia ini, karena aku dicintai oleh 3 orang laki-laki yang juga ku cintai. Mereka adalah Anak-anakku dan suamiku. Suami baruku lebih tepatnya.

Diumurku yang 62 tahun aku dipersunting laki-laki yang sangat aku cintai. Aku bukan nenek-nenek cantik seperti yang bertebaran media sosial. Tubuhku sudah membungkuk, kulitku keriput, rambutku sudah memutih, penglihatan dan pendengaranku pun sudah berkurang, tidak seperti muda dulu.

Lalu siapa yang mau menikah dengan nenek-nenek sepertiku? Akankah abg abg seperti yang ramai bermunculan di sosial media? Tentu tidak, laki-laki itu pun adalah kakek-kakek tentunya. Beliau 10 tahun lebih tua dibandingkan aku.

Sama, kulitnyapun sudah keriput sepertiku rambutnya bukan sudah putih lagi tapi sudah tidak ada. Katanya "aku lebih gagah kalau botak" aku terkekeh saat mendengarnya. Tapi sorot matanya masih sama seperti dulu dia menatapku, penuh cinta. Dia selalu tampan dimataku.

Dulu? Maksudnya?
******

Aku sedang duduk di depan rumah kami, tiba-tiba suamiku ikut duduk di sampingku. Dia meraih tanganku dan di genggamnya. Aku menoleh lalu aku tersenyum melihatnya. Senyum yang tak bisa ku tahan setiap kali melihatnya. Seiring dengan itu, hatiku selalu bersyukur atas semua ini, akhirnya mimpi burukku selesai aku sudah bangun dan berganti dengan kenyataan yang menyenangkan. Aku bersyukur hari-hari berat itu sudah berlalu.

"Selamat pagi bidadari Syurgaku" ucapnya. Bibirku tak kuasa menjawabnya, hanya senyum yang mampu kusuguhkan untuknya. Kamipun saling menatap dengan penuh rasa cinta, meskipun aku merasakan genggaman tangannya tak seerat dulu tapi aku merasa hangatnya masih sama seperti dulu.

Tiba-tiba suara motor berhenti di depan rumah kami, menghentikan semuanya.

"Bahagianya pengantin baru ini" Ledeknya. Dia Rama anak sulungku dengan Istrinya. Diledek seperti itu anehnya tingkah kami seperti anak muda, salah tingkah.

"Assalamualaikum" Ucap keduanya sambil menciumi punggung tangan kami.

"Wa'alaikumsalam, mas rama ini yaa harusnya ucapkan salam dulu bukannya meledek Ibu sama Bapak dulu" jawabku tersipu

"Habis aku gemas sama Ibu dan Bapa ini uwwu sekali sih bu" Jawabnya sambil mengecup puncak kepalaku.

"Uwwu apa itu" jawabku "Mas jangan ngomong kata-kata gaul sepeti itu Ibumu gak ngerti, diakan anak jaman dulu" ledek Suamiku

"Uuh emangnya bapak ngerti apa" Jawabku

"Tentu tidak(sambil tertawa)" jawab suamiku.

"Sudah-Sudah, Ibu sama Bapa Udah sarapan apa?" Tanya menantuku, Diah.

"Baru sarapan teh manis sama biskuit" Jawab Suamiku

"Loh Bapak kan ga boleh minum yang manis-manis, gula bapa udah tinggi loh" Ucap Rama yang terlihat khawatir, meskipun dia bukan Ayah biologisnya.

"Teh ini sih tawar mas, cuma teteh yang itu yang manis" Jawabnya sambil menggodaku, ah suamiku dia terus-terusan membuatku jatuh cinta.

Semuanya tertawa, lalu aku tersipu lagi dan lagi.

***** Bersambung ... ***

Cinta Di Penghujung Usia (Menua Bersamamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang