Bismillah dulu yuuk biar enjoy bacanya xixi
Nah kalo udah, vote dan komen di setiap paragraf yaa. Penuhin juga gapapaa wkwkHappy reading everyone:')
Suasana kelas dua belas Sosial satu yang semula ramai mendadak menjadi hening ketika mendengar ada siswa baru di kelasnya. Apalagi cewek-cewek yang sudah tidak sabar melihat siswa baru itu yang katanya tampan bak selebriti papan atas.
Dua orang siswa yang duduk di belakang sibuk menggerutu mengetahui siswa barunya cowok bukan cewek.
"Kenapa nggak cewek aja sih murid barunya?" dumel cowok tersebut sembari mengikat dasi.
Cowok yang berada di sampingnya itu menyahut, "emang kenapa kalo cewek?"
"Iya kan seenggaknya kalo cewek siapa tau cantik bisa buat cuci mata cuy," ucap cowok dengan badge name Farhan Anggara.
"Ck. Cewek mulu pikiran lo. Rambut lo tuh benerin, ijo-ijo kek tai kuda tau nggak lo!"
"Eh Fero, ini tuh namanya trend. Lo mah idup di gua jadi susah buat adaptasi!"
Fero mengangkat bibir sebelah kirinya, tahu apa yang akan terjadi dengan temannya ini. Rambut agak panjang dengan sedikit diwarnai warna hijau lumut. Sudah pasti cowok itu akan diseret ke ruang BK untuk mendapatkan cukuran gratis.
"Songong amat. Nanti juga di tebas tuh rambut sama Pak Dadang," ucap Fero.
"Nggak papa, lumayan kan jadi hemat uang."
"Setres!"
Saat sedang berdebat suasana kelas menjadi benar-benar hening saat mendengar derap langkah kaki. Semua mata tertuju pada pintu masuk.
Seorang cowok dengan langkah tegap memasuki ruangan yang sedang sunyi itu. Ia mengerutkan alisnya tidak mengerti. Apa kehadirannya begitu ditunggu teman-temannya?
"Lo pada nungguin gue?" tanyanya penuh percaya diri.
Bukannya menjawab semua orang justru menyorakinya. Hal itu membuat cowok tersebut makin bingung.
"Fi, sini lo sini! Tangan gue gatel pengen nonjok muka lo itu," teriak Farhan dari bangku belakang.
Raffi tidak menuruti perkataan Farhan. Ia membuka tasnya lalu mulai membagikan selebaran yang berisikan tentang warung ayam geprek milik ibunya. Ceritanya lagi promosi.
"Jangan lupa mampir," ucap Raffi saat sudah berada di bangku belakang. Sekalian memilih tempat duduk yang sampingnya masih kosong. Mungkin ia akan duduk sendirian.
"Hari pertama ada diskon nggak?" tanya Farhan.
"Ada tenang aja, buat sohib masa nggak ada. Lo juga, Ro, jangan lupa dateng ke warung nyokap."
"Sabi kalo dikasih gratis mah," canda Fero.
"Gua kasih gratis tapi yang bekas kucing ye."
"Bhahaa mampus. Diskon berapa persen, Fi? Kalo bisa 100 % atuh," tawar Farhan.
"Sama aja lo minta gratisan anjing," ujar Fero sembari menonyor kepala Farhan.
Raffi hanya tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Sama-sama bobrok, bedanya Fero lebih bisa diandalkan. Walaupun hanya sedikit.
"Oh jadi ini warung? Gue kira restoran," ucap salah satu siswi dengan nada sindiran.
Raffi yang mendengar itu hanya menanggapi dengan santai.
"Yang penting masih bisa buat makan nggak papa kali," kata Raffi.
"Haha baru juga buka warung bangganya udah sampe langit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Hujan Sore Hari
Teen Fiction"Lo ya yang kemarin pesen ayam geprek seratus bungkus?" tanya Oryza. "Iya gue orangnya," jawab Samudra. "Ohh makasih banyak ya. Jangan bosen order ayam gue." "Makasih doang nih? Gak ada bonus gitu?" "Emang lo mau bonus apa? Beli dua gratis satu, iya...