1. SACARADA | Setiap Hari adalah Hari yang Baru.

67 4 0
                                    

Alhamdulillah, masih bisa bangun pagi dan terus bernafas hari ini. Sungguh Kuasa Ilahi yang luar biasa masih diberikan nikmat hidup hingga hari ini. Aku pikir kita harus bersyukur untuk itu.

Hari ini seperti biasa aku masih bisa bangun pagi. Setelah itu pergi berwudhu. Sudah waktunya sholat subuh. Suara Adzan diluar pun sudah bergemuruh. Kuambil sarung dan peciku, lalu bergegas menuju masjid.

Kek Udin sudah di sana. Dia bersiap-siap untuk adzan. Diketuknya kepala mikrofon beberapa kali. Sebelum dia adzan aku berteriak pada Kek Udin.

"Stop! Kek hari ini bagiannya Rada kan." Aku berkata. Kek Udin tidak banyak berkata. Dia memberikan mikrofon itu pada ku. 

Aku maju menuju barisan paling depan. Kek Udin mundur ke belakang dan duduk memperhatikan. Aku pun langsung mengumandangkan adzan. Setelah adzan beberapa orang tiba di masjid. 

Setelah adzan dikumandangkan seperti biasa kita sholat berjamaan. Kek Udin selalu menjadi imam. Beliau adalah orang yang paling di tuakan di kampung kami. Selain menjadi imam masjid, beliau juga mengajar baca tulis Al Quran di masjid. 

Setelah sholat berjamaah, Aku dan teman-teman bersiap mengaji. Kuambil Al Quran dan alasnya di lemari. Andi datang terlambat. Tanpa banyak berkata-kata, dia langsung sholat. Aku dan beberapa teman langsung mengaji sambil menunggu Kek Udin untuk membimbing kami mengaji.

Andi datang menghampiri. "Da, kenapa kamu tidak kerumah ku dulu?" Kata Andi.

"Hehe, Lupa Ndi. Tadi aku bangun pas Adzan jadi langsung berlari ke sekolah. Hari ini kan jadwalku adzan." kata ku.

Tidak lama Kek Udin datang. Aku dan Andi yang sedang berbicara langsung kembali mengaji. begitu juga anak-anak lainnya. Kek Udin tidak suka kalau ada anak-anak mengaji tetapi malah sibuk ngobrol dan bercanda.

Setelah beres mengaji biasanya Kek Udin selalu berceramah sebentar. Hari ini Kek Udin berceramah tentang pentingnya bersyukur. Kek Udin bilang bahwa Allah telah memberikan banyak hal untuk kita baik itu yang disadari atau tidak. Baik itu nikmat hidup, bernafas, berkedip dan lain sebagainya. 

"Anak-anak kalau kalian bangun pagi apa yang biasa kalian lakukan?" Kata Kek Udin.

Semuanya terdiam. Beberapa anak terlihat gugup. Mereka takut ditunjuk Kek Udin untuk menjawab pertanyaan. Aku ingin menjawab tapi tidak berani mengacungkan jari. Akhirnya Kek Udin menunjukku.

"Da." kata Kek Udin.

Kek Udin langsung menunjukku. Aku terkejut. Jawaban yang ingin aku sebutkan buyar entah kemana. Akhirnya aku jadi gagap.

"Ah... um... apa yah.... ." Aku gugup jadinya.

Ketika gugup, Andi mengacungkan tangannya. Aku bersyukur, dia mamu membantuku. Kek Udin menunjuk Andi. 

"Ya Ndi, apa yang biasa kau lakukan kalau kamu bangun pagi?" Kata Kek Udin.

Tanpa pikir panjang lagi Andi langsung menjawab. "Ya buka mata Kek." Kata Andi.

Anak-anak lain tertawa mendengar jawaban Andi. Aku pun begitu. Andi memang suka menjawab sekenanya. Ku lihat Kek Udin. Dia hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban cucunya itu.

Akhirnya Kek Udin menjelaskan bahwa kita sudah sepatutnya bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Mulai dari bangun hingga tidur banyak hal baik yang patut disyukuri. Kek Udin juga mengingatkan bahwa setiap hari adalah hari yang baru. Jangan di sia-siakan. Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT kita harus bisa memanfaatkan hari-hari yang kita lalui dengan berbagai kebaikan. Jangan mudah putus asa jika mendapatkan masalah karena Allah selalu ada untuk kita semua.

Setelah mengaji setiap anak pulang ke rumahnya. Aku dan Andi paling akhir pulang dari masjid. Seperti biasa setiap hari senin jadwal ku dan Andi untuk Adzan dan membantu Kek Udin membersihkan masjid terlebih dahulu. Setelah selesai kita segera pulang.

"Kek, kita pamit pulang." Kata Ku.

"Ya, pulanglah." Kata Kek Udin.

Aku dan Andi segera pulang. Sebelumnya tidak lupa cium tangan Kek Udin. Mentari pagi sudah menunjukkan sinarnya. Aku bergegas pulang kerumah. Begitu juga Andi. Kita berpisah dipersimpangan jalan. Hari ini mendapatkan ilmu berharga untuk selalu bersyukur. Karena setiap hari adalah hari yang baru, harus dimanfaatkan sebaik mungkin.  


Cerita Sacarada 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang