Part 1

13 1 0
                                    

Cerita ini awalnya terinspirasi dari sasusaku tapi
Diubah buat bahan halu ARMY ")


Indonesia | T | [Romance, Angst & ?] | [01 Des 2020]

.

.

.

Don’t like don’t read

&

Happy reading!

.

.

.

Sebelum peristiwa itu datang, ia adalah seorang yang sangat berpengaruh di dunianya. Kali ini, ia tidak lagi menjadi sorotan utama dan tidak lagi dianggap penting keberadaannya. Sejak kecelakaan yang menyebabkan seorang Jeon Jungkook menjadi lumpuh dan tunanetra, ia terus sadar dengan dunia yang penuh kepalsuan, penuh dengan hawa kemunafikan dan semua itu terasa lebih jelas sekarang. Ia tidak seperti dulu yang selalu dikelilingi oleh… sebut saja ‘kenikmatan dunia’.

Di usia 21 ini, orang tuanya berniat menjodohkan ia dengan seorang gadis bernama Soo Ah. Gadis itu dengan ramah menyapanya yang duduk tenang dikursi roda. Kata ayah, dia gadis cantik dan kata ibu, Soo Ah bisa menjadi istri yang baik. Tapi, entahlah… dia tidak tahu harus berbicara apa. Hatinya tidak merasakan apapun, Jungkook tersenyum hambar.

“Perkenalkan namaku Kim Soo Ah” Jungkook diam, tidak menanggapi uluran tangan gadis tersebut.

“Ah maaf.” Kemudian ia mengambil sebelah tangan Jungkook dan mengajaknya bersalaman.

‘Halus’ pikir Jungkook, Ia yakin wanita ini pasti menghabiskan banyak uang untuk perawatan. Meski tak bisa melihat, tapi ia bisa merasakan.

“Nona Kim, aku ingin ke taman kota. Mau ikut?” tanya Jungkook dengan ketenangan khas dirinya, hal itu tentu membuat sang ibu tersenyum.

Soo Ah berpikir sejenak “Tapi hari ini sangat panas, apa tak apa jika kau keluar?” 

“Hm.. jika tak ingin, tak apa.”

“Ah baiklah aku akan mengantarmu” jawab Soo Ah dengan senyum dipaksakan.

.

.

.

Sampai di taman, Soo Ah lebih banyak diam dan Jungkook tidak hentinya bertanya tentang beberapa objek disana. Beberapa orang melihat mereka dengan pandangan kasihan, hal itu membuat Soo Ah tak tahan ia malu dan kesal. Dengan wajah memerah marah, iapun meninggalkan kursi roda Jungkook dibawah pohon dekat bangku taman.

“Ugh.. aku mau ke toilet sebentar, kau tunggu disini ya..” Soo Ah pergi meninggalkan Jungkook.

“Ck sama saja” Jungkook mencoba menunggu Soo Ah dan sudah setengah jam, namun Soo Ah tak juga kembali. Jungkook mengambil hp querty dan hendak memencet tombol yang sudah dihafalnya. Sampai seseorang menyenggol kursi roda dan menjatuhkan hpnya.

“Ah maaf, aku benar-benar tidak sengaja”

‘suara seorang gadis’ batin sang adam.

“Hm”

Gadis itu mengambil hp Jungkook dan menyodorkannya. “maaf, hp mu jatuh. Tapi sepertinya tidak apa-apa.”

ia mengulurkan tangan, namun berlawanan dari uluran si gadis. Melihat hal itu, gadis tersebut mengetahui bahwa pemuda dihadapannya tidak bisa melihat.

“Maaf” gadis itupun memberikannya ditelapak tangan Jungkook. Ia memperhatikan Jungkook yang tengah menelpon.

“jemput saya ditaman kota sekarang” setelah mengatakan itu Jungkook mematikan sambungan telepon dan memasukkan hpnya ke saku celana.

“kenapa masih disini?” Memang tak bisa melihat tapi ia tahu ada seseorang sedang memperhatikannya.

“Ahaha maaf, aku hanya sedang istirahat disini.” Gadis itu duduk dikursi sebelah, kemudian ia menyodorkan makanan pada Jungkook. “Apa kau mau?”

Jungkook menoleh namun tetap diam, ia tak bisa menerima apapun dari orang asing, melihat respon pemuda tersebut membuat sang gadis tersenyum.

“Aku Shin Mi Rae. Salam kenal.” Gadis bernama Mi Rae itu terus memperhatikan wajah tampan nan rupawan Jungkook. Ia seperti mendapatkan inspirasi untuk dilukisnya. Tanpa sadar Mi Rae merona, iapun segera mengalihkan pendangan kearah lain.

“Kau tenang saja, aku tak akan meracunimu. Anggap ini sebagai permintaan maafku.”

“Suda-“ belum sempat selesai bicara, Mi Rae menyuapkan mochi berukuran kecil kedalam mulut pemuda tersebut. Dengan terpaksa Jungkook menggigit dan mengunyahnya.

“Kau benar-benar lancang.” ucap Jungkook setelah menelan makanan yang diberikan Mi Rae. Meski mulutnya berkata demikian, namun rasa yang ditinggalkan makanan tersebut membuat ia ketagihan.

“Bagaimana? kau tidak mati kan?” Mi Rae menyuapkan mochi yang sama kemulutnya. “Aku juga memakannya kau dengar?” Mi Rae mendekat ketelinganya, berharap Jungkook mendengar jika ia juga mengunyah makanan yang sama.

Mendengar kunyahan Mi Rae membuat ia ingin lagi makanan yang menurutnya lumayan enak itu. “Tidak sopan.” Mi Rae tersenyum mendengar umpatan Jungkook.

“lagi.” Mengerti maksud pemuda tersebut, Mi Rae menyuapkan sisa mochinya kedalam mulut Jungkook.

“kau suka?” tidak ada respon, Sampai suara beberapa orang membuat Mi Rae menoleh.

“Hai manis, kalian romantis sekali. Hahaha..” ujar salah seorang laki-laki dengan nada menggoda sambil berjalan dengan gerombolan lain.

“Daripada kau suapi pacarmu yang cacat itu, lebih baik suapi aku saja. Hahaha..” ucap salah satu dari yang lain dengan tawa menghina.

Mi Rae menghela nafas pelan, “Setidaknya kekasihku tak memiliki mulut busuk seperti kalian” ucapnya dengan tersenyum sinis. Gerombolan itupun meninggalkan mereka berdua dengan perasaan jengkel sekaligus malu saat ternyata sekitarnya memperhatikan mereka.

“Namaku Jeon Jungkook, cukup paggil Jungkook” ucap sang pemuda lalu tersenyum tipis.

Mi Rae tersenyum manis mendengar itu, seorang pria berstelan jas hitam datang memberi salam hormat pada Jungkook.

“maaf terlambat tuan muda” Ucapnya yang hanya dibalas anggukan. Bodyguard tersebut menatap gadis yang bersama tuannya tadi, ia pun menggagukkan kepala sebagai tanda terimakasih. Mi Rae tersenyum dan memberi balasan dengan mengangguk kecil, mereka berdua pergi meninggalkan Mi Rae yang masih menatap dari kejauhan.

“semoga kita bisa bertemu lagi..” Do’anya dalam bisikan.

.

.

.

‘Kesedihan datang semata hanya untuk merubah seseorang menjadi lebih baik, meski itu terasa menyakitkan. Banyak orang yang terlahir cacat, baik fisik maupun mental. Apa dirimu tidak terlahir sempurna? atau normal seperti yang lainnya?... jika kita merasa normal, mengapa kita masih sering mengeluh? Mengeluh kurang tinggi, mengeluh kurang tampan, kurang cantik, kurang sempurna, kurang ini dan itu. Lalu bagaimana dengan mereka?

Mengetahui kekurangan diri adalah tangga mencapai impian dan berusaha mengisi kekurangan tersebut adalah keberanian yang luar biasa. Tapi ingat! Bahwa tidak ada sorang pun yang sempurna, karena kesempurnaan bukan hanya dilihat dari fisik saja melainkan hati. Jangan terlalu peduli akan pendapat negatif orang-orang yang memang pada dasarnya terobsesi terhadap kesempurnaan dan tidak menerima kita apa adanya. Hargai diri kita! Kebahagiaan takkan pernah datang pada mereka yang tidak mensyukuri apa yang telah diberikan tuhan.’

Mi Rae menaruh buku yang telah ia baca tersebut dimeja. Setelah memperhatikan setiap makna yang terkandung, hatinya terketuk ingin membawa secuil kebahagiaan pada seseorang dan memberinya semangat yang berarti.

“bukan keinginan dia bersikap seperti itu..” ‘kau penasaran eh?’ Mi Rae menopang dagu dengan malas, menikmati angin yang lewat dari jendela kamar. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang