Floe

35 9 2
                                    

"Hatchim!" "Uhuk uhuk eungh~" "Srooot!" "Uhuk! Hatchim! Sroot!" Kyungsoo terus-terusan mengeluarkan suara-suara 'aneh' bahkan dibawah ranjangnya sudah bertumpuk tissue-tissue bekas kegiatan 'sroot-sroot-an-nya'.
Matanya terasa panas dan dahinya terus mengeluarkan keringat dingin.
.
"Hatchim! Eung~~ lelaaaaaaah!!!" Kyungsoo menjambak pelan rambutnya.

Dari satu jam lalu dia terus-terusan bersin-batuk-membuang ingus makanya dia merasa lelah.

Rasanya ingin menangis tapi dia ini laki-laki jadi tidak akan menangis karna hal spele macam ini. Tapi, "Uhuk uhuk! Srooooot! Uhuk!" Kakinya menendang angin merasa kesal dan lelah.
.
"Huwaaaaa lelaaaaah hks" dan tiba-tiba pintu kamar Kyungsoo terbuka. Terlihat Jongin yang berjalan menghampiri Kyungsoo yang terbaring di ranjang sambil membawa sebuah nampan.

Jongin memeriksa suhu tubuh Kyungsoo dengan menaruh telapak tangannya di dahi dan leher Kyungsoo.
.
"Jongin, aku lelah~" Jongin tersenyum kecil lalu menyapu daerah wajah dan leher Kyungsoo dengan sebuah handuk basah. Jongin membantu Kyungsoo untuk duduk bersandar pada kepala tempat tidur.
.
"Hyung, makan ini dulu." Jongin menyodorkan sendok yang berisi bubur itu ke mulut Kyungsoo.

Baru saja Kyungsoo akan menerima uluran sendok Jongin hidungnya lagi-lagi terasa gatal dan akhirnya, "Hatchii! Uhuk uhuk!" Bibirnya terantuk sendok dan mengeluarkan sedikit darah.
.
"Huweeee sakiiit lelaaaah hks Jongin aku harus bagaimana hks." Tangan Kyungsoo meraih kotak tissue disebelah bantalnya, "Srooooot! Hks."
.
Jongin mengelus sayang kepala Kyungsoo lalu mengulurkan lagi sendok berisi bubur. Kyungsoo buru-buru melahap bubur itu.

"Mmh." Kyungsoo menekan hidungnya dengan dua jari saat dirasa ia akan bersin lagi.

Jongin tersenyum kecil lalu meraih tangan Kyungsoo yang menekan hidungnya.
.
"Jangan ditutup nanti virusnya malah mengendap, Hyung." Kyungsoo menatap Jongin dengan mata merahnya yang sedikit berair.

"Lagi." Jongin mengulurkan lagi sendok ke mulut Kyungsoo.

"Dari mana kau mendapat bubur ini Jonginie?" Kyungsoo meraih gelas berisi air. Tenggorokannya terasa kering.

"Aku membuatnya tadi. Jadi, maafkan aku jika rasanya tidak enak." Jongin mengusap tengkuknya.

"Ini enak walaupun lebih enak masakanku ehehe~" suara yang dihasilkan oleh Kyungsoo karna flu-nya ini terdengar menggemaskan bagi Jongin.
.
Setelah suapan ketujuh, Kyungsoo merengek agar Jongin menyudahi kegiatan makannya karna lelah harus mengunyah dan bersin-batuk-mengeluarkan ingus bergantian. "Minum obatnya, Hyung." Jongin menyodorkan beberapa tablet putih kepada Kyungsoo dan Kyungsoo segera meminumnya. Kyungsoo merebahkan lagi tubuhnya, Jongin menarik selimut Kyungsoo sebatas dada lalu mengelus rambut hitam Kyungsoo.
.
"Jongin terimakasih." Kyungsoo tersenyum manis walaupun sedikit terlihat lelah.

Jongin mengecup dahi Kyungsoo lalu menepuk-nepuk lengan Kyungsoo.

"Tidurlah." Kyungsoo menutup matanya mencoba tertidur walau hidungnya agak tersumbat.

Lagi, Jongin mengecup dahi Kyungsoo lalu turun ke hidung dan kedua pipi Kyungsoo.

Saat akan mengecup bibir tebal kekasihnya, Kyungsoo menahan bibir Jongin dengan telapak tangannya lalu bergumam, "Jangan cium. Nanti kau tertular."

Jongin tersenyum lalu mencium pipi Kyungsoo gemas. "Selamat tidur Kyungsoo."

Kyungsoo tersenyum masih dengan mata tertutup, "Aku juga mencintaimu, Jongin."

Sakit (Oneshot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang