“And I will take you in my arms,
And hold you right where you belong”
Soojin terbangun dari tidurnya, matanya yang lebam karena tangisnya semalam membuat semakin berat untuk membukanya, ia meraba sisi sampingnya lalu segera membuka mata ketika tidak merasakan keberadaan Shuhua di tempat tidur mereka.
“kamu masih milikku kan?” kata-kata Shuhua semalam masih terngiang-ngiang dibenaknya, dan perasaan bersalah mulai menghantuinya kembali, Soojin kesal kepada dirinya sendiri, bagaimana dia bisa membiarkan Shuhua memendam kekawatirannya itu tanpa ia sadari.
Hari ini Soojin tidak ada jadwal shooting, Soojin berencana untuk menghabiskan waktunya hari ini bersama Shuhua, tetapi tidak biasanya Shuhua terbangun sepagi ini tanpa membangunkannya. Dia juga tidak mendengar suara dercakan air dari kamar mandi yang artinya shuhua sedang tidak ada di kamar mandi. dengan malas soojin beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan menggosok giginya.
“Sayang…” teriak Soojin ketika keluar dari kamar tidur mereka, tidak ada jawaban yang dia harapkan, Soojin berjalan menuju dapur lalu mencari Shuhua di ruang tamu, hasilnya nihil, tidak ada Shuhua. Dia tidak pergi karena masalah ini kan? Pikir soojin, dia mulai panik dan mengambil handphonenya untuk menghubungi shuhua, setelah kembali dari kamarnya ia duduk di sofa ruang tamu dan dengan segera menelpon shuhua. Satu kali, Dua kali, Tiga kali Soojin mencoba menghubungi Shuhua tapi tetap tidak ada jawaban, lalu ia mencoba menghubungi sahabat Shuhua.
“Yuqi, shuhua di situ?” tanya soojin ketika orang yang ia hubungi menjawab terlponnya.
“Shuhua? Shuhua engga di sini eonni, ada apa?” tanya yuqi balik
“tidak apa, Yuqi. maaf menelponmu sepagi ini” soojin mengakhiri sambungan telponnya bersama yuqi dengan segera. Ketakutannya bertambah, bagaimana jika shuhua benar-benar meninggalkannya karena sudah mengetahui Semuanya dan salah paham. Dia belum sempat menjelaskan semuanya kepada shuhua.
“Shu, don't leave me” Soojin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, pikiranny kacau, semalam mereka masih baik-baik saja, shuhua masih memeluknya saat mereka tidur bersama, atau mungkin itu salam perpisahan dari shuhua? memberikan Soojin kehangatan terakhirnya?
“sayang, udah bangun?” tanya Shuhua yang sekarang sudah berada didepan Soojin, ia berlari kecil menuju Soojin karena mendapati sosok Soojin yang sedang berada di ruang tamu, dengan membawa 2 plastik besar yang berisi makanan, lalu ia menaruh plastik itu di meja samping sofa.
Soojin yang mendengar suara Shuhua itu pun langsung menengokkan kepalanya keatas, matanya buram karena airmatanya yang hampir menetes, tetapi dia bisa mengenali betul siapa yang berdiri didepannya.
“Shuhua…” tangisnya pecah, gadisnya itu ada didepannya, shuhua tidak meninggalkannya.
“aku pikir, kamu pergi” Shuhua hanya berdiri mematung mendengar ucapan Soojin, Soojin memeluknya erat dan menangis dileher Shuhua.
“Hey hey hey kok nangis, aku Cuma beli makanan aja di depan apartement” ucap Shuhua berusaha menenangkan Soojin dengan memeluknya dan menepuk-nepuk pelan punggungnya.
“kenapa sayang?? Hmm??” shuhua mengecup lembut kepala soojin. Soojin melepaskan pelukannya lalu menarik pelan tangan shuhua menuju kamar tidur mereka.
“I want to tell you something shu”
**
"Aku harus kembali melanjutkan shooting, kamu jangan lupa makan ya" Soojin dengan segera menutup telpon dari Shuhua, ia sudah berada di depan pintu sebuah restoran dimana ia akan bertemu dengan ayahnya.
“Appa!” Sapa Soojin ketika dirinya sudah berada di dekat meja yang sudah ayahnya pesan itu, Soojin seharusnya sudah bisa kembali ke Seoul siang itu, karena jadwal shooting Nya di Daegu sudah selesai, tetapi siang itu Soojin diminta untuk menemui ayahnya yang kebetulan sedang ada perjalanan bisnis ke Daegu untuk menemui client sekaligus partner bisnis ayahnya yang tinggal di Daegu.
memulai bisnis property memang tidaklah mudah, tetapi sangat menjanjikan keuntungannya. Akhir-akhir ini tinggal di apartemen merupakan trend yang terjadi diberbagai Negara, terutama di kota-kota besar seperti Seoul yang memiliki ketersediaan lahan yang semakin sedikit di tengah kota. Dan ayah Soojin melihat peluang kesuksesan besar jika ia memulai bisnis ini.
“Soojin…kenalkan ini Hui anak dari pak lee jeonghyuk salah satu teman Appa, dia yang akan membantu kamu dan Appa untuk membangun bisnis ini” Soojin yang sudah berada didepan meja ayah Nya itu langsung menjabat tangan Hui dan memperkenalkan dirinya.
“Soojin” “Hui” setelah memperkenalkan diri masing-masing, Hui dan Soojin duduk saling berhadap-hadapan.
“Appa harap kalian bisa akrab dan saling membantu satu sama lain” Soojin hanya tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya kepada ayahnya lalu melirik Hui yang sedang memandanginya dengan senyum lebar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
This I Promise You
Romancesoojin terisak, tangisnya pecah ketika dia menceritakan semuanya ke shuhua. soojin hamil, si bajingan itu pelakunya. "aku akan menggugurkannya" "Tidak..." putus shuhua sebelum soojin melanjutkan omongannya.