PART 1

35 26 9
                                    

       Jika dibilang masa muda, mungkin aku sudah sedikit rabun akan mengingatnya.

Tidak ada yang istimewa dengan duniaku semenjak aku dilahirkan.

Namun yang menjadi daya tarikku adalah aku salah satu laki laki tampan yang lumayan dikejar oleh kaum hawa.

Bukan opini, memang kenyataannya begitu.

Walaupun banyak yang mengejar dan meminta nomor ponselku, tentu aku sebagai laki laki normal agak memilih.
Jangan sampai aku memilih cewek yang gayanya super duper lebih norak dari pada gaya ibuku.

Hahahaha...

Masa kecilku di awali ketika waktu aku di lahirkan pada tanggal 11 Mei 2003, tebak saja usiaku sudah berapa sekarang.

Saat ibuku bilang ketika waktu aku dilahirkan, saat itu amat sedikit susah dibandingkan kelahiran kakak pertamaku, bahkan juga agak mudah melahirkan adik perempuanku, mungkin karena aku satu satunya laki laki dikeluarga ini dan berada di tengah-tengah menjadi anak kedua yang diawali dengan kakak perempuanku yang berjarak tiga tahun lebih tua dariku yang bersikap cerewet itu, dan di akhiri oleh adek perempuanku yang berjarak lima tahun denganku yang bersifat manja dan cengeng itu.

Bayangkan saja keluh kesal yang aku hadapi setiap harinya saat berhadapan dengan kedua makhluk berwujud perempuan itu.

Sebagai seorang laki laki, tanggung jawab adalah hal yang utama.
Iya, benar terkadang aku sering melupakan soal yang sepele itu dan memilih bertengkar dengan kedua saudariku.

Sudah lah, itu salah satu cerita pribadiku.

Inilah kisah ku.

Sang Dermawan

        Pagi tidak asing lagi untuk aku temukan di setiap harinya.
Seperti biasa sekolah adalah tujuan utamaku dalam merangkai banyak ilmu.
Soal nilaiku disekolah, yah.. lumayan lahh tidak mengecewakan dan sedikit membanggakan.

Hari hari aku lalui dengan biasa, seketika pelajaran B. Indonesia mulai menggelitikiku dengan tugas tugas beratnya, menurutku berat.
Kenapa tidak? Guru menyuruhku untuk membuat sebuah Novel yang berkisah tentang Aku.
Astaga, memikirkannya saja aku sungguh sensitif.

Jujur, aku tidak suka berbau yang seperti itu, tapi mau gimana lagi. Tugas yah, tetaplah tugas.
Mau tak mau harus di kerjakan, karena ini menyangkut soal nilaiku yang sangat berpengaruh karena aku sudah memasuki sekolah tingkat tiga di SMA, tingkatan terakhir yang akan aku sudahi di masa putih abu-abu ini.

Sampainya di rumah, aku mendapati kakak perempuanku sedang duduk terpaku fokus melihat salah satu siaran di televisi, apalagi kalo bukan film kesukaannya. Korea, hadeuhhh. Entahlah aku tidak suka jika ada seorang gadis yang melihat itu.

Apalah dayaku, apa pun yang aku katakan padanya toh, akan berujung sia sia. Namanya juga perempuan.

"Kak, lu kan suka tuh buat novel. Buatin gw dong, soal kehidupan gw. Ya yah..?" Terpaksa aku berlagak baik kepadanya.

Pandangannya saat itu tentu.
Heran.

"Kesambet apaan Lo, tiba tiba baik? Kenapa, mau apa Lo!?" Galaknya heran kearahku berdiri yang masih terbalut seragam sekolah itu.

"Lu Budeq apa gimana dah, tolong buatin gw novel dong." Mohonku lagi.
"Okay, tapi gw sibuk entaran ajah."
"Ok."

Kira kira sesingkat itulah percakapanku Dengannya.

🥧 NEXT?

SANG DERMAWAN (COMPLETE) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang