[1] Truth Or Dare 🔥 •pjimin-kdahyun•

26

✨happy reading✨

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

" pagi yah bund"- ujar jimin pada kedua orangtuanya

" pagi sayang istri kamu mana? "- tanya bunda saat melihat menantunya tidak ikut turun

"dia masih di kamar bund"- jelas jimin

" gimana semalem mantap ngga obat dari ayah"- kekeh sang ayah

" obat apaan? "- tanya jimin heran

" obat kuat itu loh"

" ayah pikir aku percaya? ngga lah mana mungkin ayah tau obat begituan hidup ayah kan monoton mana sempat nyari obat begituan"-ledek jimin pada ayahnya

" durhaka kamu sama ayah"-kesal sang ayah

" udah udah kenapa jadi bahas masalah ranjang disini"- dengus bunda mendengar percakapan ayah dan anak ini

" eh, bunda keceplosan "-ujar bunda setelah sadar ucapanya begitu blak blakan

" gapapa bun sama anak sendiri bahasnya"- kekeh ayah

"hmm... pagi semuanya "-ujar dahyun yang baru saja datang ke meja makan

" pagi menantu bunda yang paling cantik sini sarapan dulu abis itu kita langsung ke butik"-ujar bunda

" iyaa bun"

" jimin anterin bunda yah nanti"-pinta bunda pada jimin

" ngga sama pa risam aja bun? jimin harus ke kantor ini"

"pa risam izin makanya minta anterin sama kamu"-jelas bunda

" yaudah sama ayah aja bun, ayah juga mau beli baju baru"-ujar ayah

" duuh makin cinta sama ayah"-kekeh bunda lalu segera mencium pipi suaminya

" trobos terus bund"-dengus jimin pada kedua orangtuanya

" sirik aja kamu"- ujar sang ayah

/skip/

" udah sana berangkat ntar telat lagi"-usir bunda pada jimin yang sudah selesai sarapan

" iya iya ini juga mau berangkat kok"-dengus jimin pada bundanya yang cerewet ini

" dahyun ngga mau nganterin jimin sampai pintu"- goda ayah pada menantunya

" eh iya yah"- ujar dahyun lalu langsung menyusul jimin

" gemes banget mereka "-kekeh bunda saat melihat interaksi antara dahyun dan jimin

*

" nyari siapa? "-tanya jimin yang melihat dahyun celingukan didepan pintu rumah

" gue kira lo udah pergi"-dengus dahyun

"kenapa emang? "

"disuruh nganterin lo sampai depan pintu"-jelas dahyun

"mau salim ngga? "- tanya jimin seraya menyodorkan tanganya pada dahyun

"apaan? "-heran dahyun melihat jimin yang menyodorkan tangan padanya

"dulu waktu di apartemen kan kamu sering salim"-kekeh jimin yang masih menyodorkan tanganya

" hati-hati"-ujar dahyun setelah mencium tangan jimin