Chapter 04

474 67 24
                                    

▭⎼▭⎼▭⬚۪۪❁۫۫᭢₍☁⁾۪۪❁۫۫᭢⬚▭⎼▭⎼▭

A promise that I can never keep again

-Promise by SeanAlice

─̇─̇─̇──̇─̇─̇──̇─̇───̇──̇─̇─̇──̇─̇─


Seperti biasa, sore ini Junkyu sedang berada di depan pantai dengan buku yang ia baca.

"Mau sampai kapan kau menunggu Haruto, Kyu?" Jihoon duduk disebelah Junkyu, menyodorkan sekaleng minuman dingin pada nya.

"Sampai dia kembali..." Junkyu dengan lirih, menundukkan kepalanya, meremat buku yang ia pegang.

"Kalau ia tak kembali?" Jihoon tanpa memandang ke arah Junkyu, ia menatap ke arah langit dan memejamkan matanya.

"Aku akan tetap menunggu nya..." Junkyu menjeda kalimatnya.
"Bahkan sampai aku tak bernafas lagi." Junkyu tersenyum, ikut menatap langit.

Jihoon menggelengkan kepalanya, "Kau gila, Kyu."

"Aku sudah berjanji, Hoon. Aku akan selalu menunggunya pulang apapun yang terjadi" Junkyu menyenderkan kepala nya pada bahu Jihoon, entah mengapa semuanya terasa sangat berat baginya.

"Ia juga berjanji secepat mungkin akan pulang, tapi bahkan ia memberimu kabar saja tidak mau" Jihoon mengelus kepala Junkyu, ia ingin sekali meluruskan masalah antara Junkyu dan Haruto, mengatakan yang sebenarnya, tapi ia tak bisa.

"Kalau pun ia tak menepati janji nya, aku akan tetap menepati janjiku, Hoon. Aku tak mau jika nanti aku akan mati dengan penyesalan" Junkyu memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

"Baiklah baiklahh" Jihoon mengangguk.

Beberapa menit mereka masih dalam posisi seperti itu, sangat nyaman dan damai. Menikmati angin dan langit yang begitu indah.

"Hoon, ayo pulang, aku mengantuk" Junkyu bangkit dari posisi awalnya kemudian menguap dengan lucu.

"Iyaaa, ayo pulang."

Junkyu dan Jihoon pulang ke rumah mereka, namun sebelum itu mereka tak lupa untuk membeli makanan kecil serta minuman kaleng untuk bergadang menonton drama nanti malam.

"Junkyu?" Yoonbin menghampiri Junkyu dan juga Jihoon yang tengah berdiri di gerbang rumah mereka.

"Yoonbin?" Sedang apa kau disini?"tanya Junkyu.

"Ini aku habis membeli sesuatu di supermarket depan" Yoonbin mengangkat tas kresek berwarna putih bawaanya.

"Wahh...." Junkyu mengangguk.

"Kyu, aku ingin berbicara serius denganmu, tentang-------" Ucpaan Yoonbin terputus.

"Masuk Kyu, untuk apa kau bersama nya" Jihoon dengan tegas.

"Tapi...."

"Masuk Kim Junkyu!" Jihoon sedikit menaikkan nada bicaranya.

Junkyu menunduk kemudian masuk ke dalam rumah seperti yang diperintahkan oleh Jihoon.

"Sudah ku bilang bukan untuk tidak mendekati Junkyu!?" Jihoon dengan nada tinggi, dia benar-benar muak dengan manusia dihadapannya ini.

"Cih, dasar egois" Yoonbin berdecih, kemudian tertawa remeh.

"Bajingan!" Jihoon melayangkan pukulannya pada wajah tampan milik pemuda tampan bermarga Ha tersebut.

"Berkacalah! Kau juga sama bajingannya. Bahkan kau jauh lebih bajingan, menyembunyikan semuanya hanya karena ke egoisanmu! Kau bahkan secara sengaja MEMBUAT JUNKYU MENDERITA"


Buagh....

"Sialan...." Jihoon melayangkan pukulannya berkali-kali pada wajah Yoonbin, bahkan hingga ia tersungkur jatuh ke Aspal.

"Hey hey hey... Ada apa ini?" Seorang pemuda yang memiliki potongan rambut sedikit panjang menghampiri mereka.

"Tanya kan saja pada bajingan ini" Jihoon melirik sinis pada Yoonbin.

"Cih, benar-benar tidak pernah berkaca ternyata manusia satu ini" Yoonbin tersenyum remeh.

"Kau..." Jihoon hendak melayangkan pukulannya kembali namun dengan cepat teman Yoonbin menghentikannya.

"Kalian sama-sama bajingannya, berhenti bertengkar, lebih baik perbaiki ulah kalian sebelum semuanya terlambat" Noa, teman Yoonbin sekaligus Junkyu, Jihoon, Haruto dan Hyunsuk.

"Kalian sama-sama egois, kalian sama-sama sialan. Jangan menambah rasa muak ku pada kalian. Hanya bertengkar dan bertengkar seolah diri kalian adalah benar sendiri" Meski begitu Noa membantu Yoonbin untuk berdiri.

"Jujur jika aku berada diposisi Junkyu dan suatu saat nanti aku tahu kebenarannya, aku benar-benar akan membenci kalian seumur hidupku"

"Ayo pulang, menyusahkan saja"

"Dan kau, cepat masuk ke dalam rumah. Kau tidak ingin kan Junkyu mendengar semuanya? Noa menyindir.

Jihoon melengos kan wajahnya menatap sengit ka arah Noa kemudian masuk ke dalam rumah nya. Meskipun tak bisa ia pungkiri bahwa kata-kata Noa itu benar.

Noa memapah Yoonbin untuk pulang kembali ke rumahnya.














"Kau jangan berbiacara apa-apa padanya!"

"Apa maksud mu?"

"Aku mencintai nya dan ini adalah kesempatan ku untuk mendekati nya"

"Kau gila!?"

"Ya aku gila! Sebaiknya kau tidak bicara apapun dengan kebenaran ini"

"Terserah kau saja, aku hanya dibayar, dan lagi pula aku tidak perduli"

"Bagus".






TBC

Halooo....
Ada yang nungguin cerita ini gak?
Maaf ya baru up lagi :"
Semoga sukaa....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang