Bab Tiga

65 1 1
                                    

Sekarang jam istirahat.

Aku sudah menanyakannya pada Alex tentang hal itu.

Kalian pensaran kan ?

Akan kuceritakan.

Tapi lain kali.

Sungguh, percakapan antara dua cowok sangat tidak menarik. Apalagi untuk para gadis.

Paham ?

Yang penting adalah aku sudah mendaptkan nomor Julieane.

Dan hal penting kedua adalah mengisi perutku yang sudah sangat lapar.

Aku punya tempat tongkrongan khusus dengan teman-temanku saat istirahat.

Dikantin ?

Tentu saja. Tapi tempat duduk kita khusus. Pojok. Agak terpencil tapi cukup untuk melihat siapa saja pengunjung kantin. Hanya untuk aku, Alex, Evan, Jack dan pacar kita masing-masing tentunya juga boleh bergabung.

Sayangnya aku dan Alex sedang masa menyendiri, tapi masa itu tidak akan berlangsung lama karena aku akan mendapatkannya dalam minggu-minggu akhir nanti.Kalian tahu maksudku kan ?

Sekedar informasi.

Masa single paling lamaku dua minggu.Dan itu terjadi satu tahun yang lalu.Tidak percaya ? Aku punya bukti buku catatan mantanku.

Lain dengan Evan dan Jack yang kurasa akan mengajak pacar baru mereka. Seperti biasa - budaya kami - setiap tahun ajaran baru, semuanya serba baru.Tidak terkecuali pacar juga harus baru.

Aku dan Alex datang terlebih dahulu.

Sedang Alex berdiri disamping Maya yang sedang mengantri pesanan. Aku duduk dan sudah memesan sebuah jus untuk mengisi perutku.

Kenapa ? Kalian pikir aku akan memesan bakso ? Mie ayam ? Nasi dan teman-temannya ? Jangan heran bung, aku seorang frutarian dan aku bangga mengakuinya. Aku cukup kenyang hanya dengan minuman buah percayalah.

Dan pertunjukan dimulai.

Jack dan Evan membawa pasangan mereka masing-masing. Kalian tahu ? Aku tersedak. Sungguh, aku tersedak saat meminum juice jeruk ini. Padahal seingatku aku hanya tersedak saat aku memakan nasi dan daging dan temannya.

Evan menggandeng cewek cantik dan mungil, dan aku percaya cewek itu masih kelas satu SMA - si anak baru. Dilihat dari bagaimana tatapan matanya yang kurang percaya diri berjalan menuju bangku kita - dan tersenyum kaku saat aku melihat matanya.

Dan Jack ? Apa aku harus memberitahunya disaat otakku sibuk mencari jawaban bagaimana Jack datang bersama - incaranku - Julie kemari ? Oke, mereka memang tidak bergandengan tangan seperti Evan dan pacarnya, tapi mereka berjalan bersisihan.

Layaknya seorang teman. Dan aku tidak akan mengatakannya lebih dari teman.

Tadi Alex, sekarang Jack, nanti mungkin Evan ? Dan aku yang terakhir ?

Aku ingin berteriak saat ini juga kalau akulah sang nomor satu. Aku seorang pemenang - winner - bukan runner.

HAI CANTIKKU JULIE, TATAP MATA GELAPKU DAN AKU AKAN MEMBAWAMU TERSESAT DAN TIDAK TAU ARAH UNTUK KELUAR DARI SANA !!!

"Hai bro," Evan menyapku duluan lalu duduk dibangku yang ada disebelahku. Meja kita berbentuk persegi. Dengan satu kursi panjang disetiap sisi meja yang memang untuk dua orang.Lalu Jack dan Julie, astaga nama mereka disatukan saja membuatku ingin tersedak lagi. JJ - Jack n' Julie - sangat tidak enak didengar, tapi tidak untuk singkatan DJ.

Bagaimana menurut kalian ? Keren kan ?

"Halo Danny," sapa Jack.

"Halo Julie" balasku. Aku yakin Jack heran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TitaniumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang