Minho menatap bintang yang bertaburan di langit malam itu, dia tersenyum. Malam ini dia benar-benar bahagia dan lega. Karena rencana yang ia susun jauh-jauh hari sudah terlaksana dengan baik. Memberikan kejutan manis pada gadisnya di hari ulang tahun gadis itu. Gadis yang selama bertahun-tahun lamanya sudah memenuhi hati Minho, Kwon Yuri.
Dia menoleh ke arah Yuri yang sudah terlelap. Kepala Yuri bersandar tepat di bahu Minho. Tangan Yuripun menggamit lengan Minho secara erat. Seperti tidak ingin terlepas.
Malam semakin larut, tak mungkin jika mereka tetap berlama-lama duduk di sofa balkon apartemen Yuri. Dengan sangat hati-hati Minho membawa Yuri ke dalam gendongannya. Ia tidak ingin tidur Yuri terusik. Pelan-pelan dia meletakkan Yuri di tempat tidur Yuri. Menyelimuti Yuri dengan selimut agar nyaman dan hangat.
Minho duduk di pinggir tempat tidur sambil menatap ke arah gadisnya. Memandang wajah Yuri adalah kegiatan yang tidak pernah membuat Minho bosan.
Beberapa menit berlalu. Diciumnya kening Yuri, lalu dia beranjak dari duduknya dan keluar dari kamar Yuri. Dia merasa sudah lelah dan harus beristirahat. Dia menuju ke kamar yang letaknya bersebelahan dengan kamar Yuri.
Mereka memang sepasang kekasih. Peluk cium sudah biasa, tapi untuk hal yang lebih dari itu, tidak Minho lakukan. Karena Minho benar-benar menjaga kehormatan dan kesucian kekasihnya itu. Dia ingin memiliki Yuri seutuhnya jika benar-benar sudah resmi menikah.
~~~
Bau tumisan masakan membuat Minho perlahan-lahan membuka matanya. Tadi malam begitu dia merebahkan dirinya di atas tempat tidur, dia langsung tertidur pulas. Pertanda bahwa dia memang betul-betul sudah membutuhkan istirahat.
Dia berjalan menuju dapur, dari jauh dia sudah bisa melihat kekasihnya sedang asyik memasak. Kekasihnya itu terlalu sibuk memasak sambil bersenandung, sehingga tidak menyadari jika Minho sudah berada di dekatnya.
Tanpa ragu, Minho memeluk Yuri dari belakang. Dan itu membuat Yuri agak terkejut.
"Oh, kau sudah bangun chagi?" Tanya Yuri.
"Bau masakanmu sangat enak baby, jadi aku terbangun".
"Mianhae jika kau masih lelah tetapi sudah harus terbangun". Sesal Yuri.
"Aniya, justru aku sangat bersyukur karena bangun sekarang".
"Wae?"
"Kau terlihat sangat cantik dan sexy saat memasak seperti ini". Minho melepas pelukannya. Memutar Yuri agar menghadapnya dan tak kuasa menahan diri untuk tidak mencium bibir ranum Yuri.
Yuri mendorong dada Minho agar melepas ciumannya. Minho menurut tetapi mengucapkan protes."Kau tidak mau aku cium?"
Yuri buru-buru mematikan kompor di belakangnya dan menghadap Minho lagi.
"Nasi goreng kimchinya akan gosong. Dan kita tidak bisa sarapan".
"Ops,, mian". Kata Minho pura-pura menyesal. Minho mengeluarkan senyum evilnya dan Yuri melotot melihat itu.
'apa yang mau dilakukan lelaki di depanku ini?' batin Yuri.
Minho mengangkat tubuh Yuri dan mendudukkannya di meja dapur. Minho memegang tengkuk Yuri dan melumat bibir Yuri lagi. Kali ini lebih intens. Dan Yuripun membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Birthday, My Minho (oneshot)
Fanfictionberhubung kemarin bikin ff spesial ultah Yuri kayaknya ga adil kalo ga bikin yang spesial ultahnya Minho. 😊😊