SATU🐢

29.1K 2K 292
                                    

.
.
.
Are you ready?
Oke go!!
Happy reading^^
.
.
.


Pagi itu di kediaman keluarga perawat sudah di hebohkan dengan suara tangisan dari anak bungsu mereka. Bukan tanpa alasan pria imut itu menangis. Kit menangis karena sang kakak yang menolak ajakkan nya untuk menemani nya pergi berjalan-jalan keluar rumah. Padahal kit sudah sangat bersemangat untuk pergi bersama kakak nya di hari libur ini.

Gun yang mendengar tangisan dari Putra imut nya itu segera meninggalkan rutinitas nya menyiapkan sarapan untuk sang suami dan kedua anak nya. Ia langsung menuju ke tempat Kit dan Jane yang saat ini sedang duduk di meja makan.

Sesampai nya di meja makan. Terlihat Kit yang menangis dan Jane yang tampak berusaha untuk menenangkan tangisan adik nya itu. Gun pun langsung menghampiri kedua anak nya. Ia mensejajarkan tubuh nya dengan kit yang masih menangis. Gun lalu mengelus lembut kepala sang putra.

"Katakan Kenapa pangeran mae yang imut ini menangis?" Kata gun dengan lembut sambil tersenyum keibuan.

Kit langsung menatap ke arah Gun. Dengan mata bulat nya yg sesekali masih mengalirkan airmata. Bukan nya berhenti menangis, kit malah semakin terisak. Ia lalu memeluk pinggang Gun dengan erat.

"HHUUUAAAA!! MAE!!! P-P'jane hiks... P'jane t- tidak mau menemani  hikss... Menemani Kit jalan2." Adu nya kepada Gun.

Gun hanya tersenyum mendengar kit yang mengadukan alasan kenapa ia menangis saat ini. Gun lalu mengelus lembut puncak kepala putra nya itu.

"Kit sayang... P'jane bukan nya tidak mau menemani kit jalan2, hanya saja mungkin hari ini P'jane lelah dan butuh istirahat." Gun memberi penjelasan kepada putra nya.

"Mae... A-apa hiks, apa P'jane sudah tidak sayang lagi yah sama kit... Hiks." Kit berbicara dengan nada yang sangat lemah. Tapi suara nya masih dapat di dengar oleh Jane yang duduk tak jauh dari kit dan Gun saat ini. Jane langsung menghampiri kit. Dan berjongkok di hadapan kit.

"Nong... P'jane masih sayang kok sama kit. Dan akan selalu seperti itu selama nya." Kata Jane sambil menggenggam tangan adik kesayangan nya.

"P'jane bohong! Hiks! B-bukti nya tadi P'jane hiks, P'jane tidak m-mau menemani kit jalan2!." Balas kit sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Jane.

"Baik, baik lahh... P'jane akan menuruti kemauan N'kit untuk mau nemani nong imut ini berjalan-jalan. Oke naa?." Kata Sambil tersenyum manis.

Kit tak membalas perkataan Jane. Ia lebih memilih untuk membenam kan wajak nya ke dalam pelukan hangat sang ibu. Jane yang merasa di abaikan sang adik pun kembali membuka suara seletah beberapa saat tak mendapat balasan dari kit.

"Au! Jadi sekarang ini N'kit sedang marah pada phi? Ah.. Rasa nya phi ingin menangis saat ini." Kata Jane sambil membuat nada suara seperti orang yang sangat putus asa dan ekspresi wajah yang seakan-akan dia sangat sedih.

Kit yang mendengar kata2 dan suara  Jane langsung menatap ke arah Jane. Dengan mata yang kembali bergenangan air mata dan siap untuk di tumpahkan lagi. Ia langsung melepaskan pelukan nya kepada Gun dan malah memeluk Jane dengan erat.

"P'jane jangan nangis! N-nanti kit ikutan nangis... Hiks," Kata kit sambil kembali terisak.

Jane tersenyum mendengar apa yang di ucapkan oleh kit. Ia tau adik nya yang manis ini tidak akan tega ketika melihat orang yang di sayangi nya menangis atau bersedih, terlebih lagi kalau penyebab nya adalah diri nya sendiri.

Jane langsung melepas pelukan kit dan menegang kedua bahu kit sambil mengamati wajah adik nya itu. Kit  nampak sangat imut saat ini dengan pipi dan hidung yang memerah, serta mata bulat nya yang masih di genangi oleh air mata.

Mafia Boss And Little Space Boy [Singto X Krist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang