" Bilamana keadaan menuntut, jiwa yang bertolak pun harus berkompromi memecah ego yang setia ada."
-znf-
Author pov
Gadis cantik saat ini sedang menyusuri lorong sekolah. Dengan sholawat yang tak henti disenandungkan. Yah, Syahlaa Syafiqah Shaima. Gadis tidak terlalu tinggi, dengan iris mata yang berwarna kebiru biruan ditambah dengan lesung pipit pada pipi diseblah kanannya yang semakin menambah pesona gadis tersebut.
Syahlaa pov
Pagi ini begitu sejuk, sesejuk hatiku saat ini. Bagaimana tidak. Matahari tidak menampakkan teriknya. Hanya ada daun dan rumput basah disekitarku sebab hujan disubuh tadi. Menambah rasa sejuk pagi ini. Awan pun kelihatannya masih ingin menumpahkan isinya. Tapi entah ia malu atau enggan kembali menangis.
Pagi ini ada ulangan, jadi aku datang lebih awal dari hari hari biasanya. Aku dan Meira telah membuat janji bahwa kami akan belajar bersama dikelas sebelum ulangan. Oiya, perkenalkan. Meira Azzahra. Dia teman bangkuku sekaligus sahabat dari sejak kami sekolah menengah pertama. Dia yang selalu mengajakku selalu mengikuti kajian kajian islam. Meira terlahir dari keluarga yang sepertinya sangat paham agama.
"Assalamualaikum, ya ampun meira. Kamu udah dari tadi yah datangnya?." tanyaku
"Hehe belum lama kok, sekitar 15 menit yang lalu." jawab Meira
"Oiyaa ra, ini materinya lumayan rumit yah hehe." Kataku
"Yaudah sih, kan kita udah pelajari. Apanya lagi sih yang rumit. In syaa Allah ini bisa kita jawab deh. Always positif thinking okay?." jawabnya lagi
"Yaudah belajar lagi yuk, supaya saat ulangan kerjanya enteng haha." kataku
"Yaudah kerja, jangan ngomong mulu hahah." katanya sambil tertawa.
Satu persatu teman temanku mulai berdatangan. Teman temanku hampir tidak ada yang pernah datang terlambat. Karena mereka tahu bagaimana beratnya hukuman jika mereka datang terlambat. Sekolahku ini terkenal dengan kedisiplinannya yang sangat keras. SMA HARAPAN JAYA, jika orang diluar sana mendengar nama sekolahku pasti hal paling pertama yang mereka fikirkan adalah DISPLIN.
Guru kimia pun masuk, ibu Novi telah membawa tumpukan kertas dari kantor ruang guru. Suasana tegang telah menjalar saat ibu Novi mulai mengucapkan salam. Hufft, bagaimana kami tidak tegang. Kalau ibu Novi membagikan kertas ulangan dengan menenteng 1 belabas sepanjang 1,5 meter kayu di tangan satunya.
"Baiklah, kalian kerjakan dengan jujur. Kalian tahukan bila kalian ketahuan nyontek?." ucap bu Novi dengan tegas.
"Iya bu." jawab anak anak serempak.
Akhirnya, dengan keyakinan penuh pada jawaban dikertasku. Aku pun berdiri dan membawa kertas ulanganku ke meja bu Novi.
"Wah, syahlaa bagus. silahkan istirahat diluar." bu Novi
"Iya bu, saya keluar dulu." jawabku.
Beberapa menit kemudian teman temanku mulai mengumpulkan hasil kerjanya. Sisa 5 orang yang berada didalam kelas. Salah satunya Meira.
Aku bingung, biasanya Meira itu lebih cepat dariku dalam mengerjakan soal soal hitungan seperti ini.
"Assalamualaikum permisi." ucap seseorang tiba tiba
"Ehiya, waalaikumussalam cari siapa kak?." tanyaku
Setelah kulihat ternyata dia seniorku. Mantan ketua organisasi rohis. Namanya kak Azzam. Setahuku dia itu seorang hafidz.
Oke next wkwk
"Kaa..mu sibuk gak dek?." tanyanya gugup
"Hm, ngga sih kak.. Emang ada apa yah kak?." tanyaku kembali
"Hm, gini dek. Sebenarnya a...da yang mau aku omongin sama kamu." katanya
"Ohiya kak, silahkan."
"Azzam buruan kesini pak samsul nyari kamu." teriak seseorang yang sepertinya teman kelas kak Azzam.
"Hm, maaf ya dek udah ganggu waktu kamu. Aku harus pergi. Hmm ngomongnya nanti aja. Assalamualaikum." titahnya
"Waalaikumussalam, iya kak." jawabku bingung.
"Assalamualaikum, kok bengong gitu?." timpal Meira tiba tiba
"astaghfirullah, iya ra aku bingung kak Azzam mau ngomong apa yah sama aku."
"Emang tadi kak Azzam ada disini? Ngapain?." tanya Meira
"Iya tadi kak Azzam dateng, katanya mau ngomong sesuatu tapi keburu di panggil sama pak Samsul. Jadi kak Azzam ngga jadi deh ngomongnya." jelasku
"Kok aneh ya, bukannya kak Azzam itu sangat tertutup. Jangan jangan dia suka lagi sama kamu hahahah." kata Meira sambil tertawa kecil
"Apaan sih, ngaco aja. Oiya tadi kenapa kamu ngerjain soalnya lama banget? Biasanya yang paling cepat selesai itu kamu. Hayo kenapa?." tanyaku
"Hehe iya tadi ada rumus yang kelupaan, jadi yah berusaha inget aja. Yaudah yuk ke kantin. Kata bu Novi tadi ada rapat guru jadi kemungkinan ngga ada pelajaran lagi yang masuk." jelas Meira
"Pantesan kerjanya lama. Yaudah kita pulang cepat aja." jawabku
Author pov
Kini dua gadis cantik itu sedang memesan makanan dan minuman.
Syahla pov
"Ohiya ra, aku lupa hari inikan rabu. Ada tabligh akbar dimasjid raya. Kita dateng yuk." kataku
"Iya boleh, kapan lagi kan ada tabligh akbar. Pengisi ceramahnya juga ustad Adi Hidayat Lc. Maa syaa Allah." jawab Meira
"Yaudah yuk, kita pulang. Tabligh akbarnya ba'da asharkan? Jemput aku yah ra hehe."
"Yuk, iya ba'da ashar. Kamu tuh yaa punya kendaraan tapi maunya dijemput mulu. Yaudah aku jemput." kata Meira
"Hehe, kan seru kalau kita berdua." ucapku
"Ya ampun ini kak Abi dimana sih, katanya bisa jemput. Udah lumutan aku nunggu dia ngga datang datang. " ucap syahlaa dalam hati
Pippp...pippp....pippp
"Udah lama ya nunggunya? Haha maaf deh. Tadi tiba tiba ada urusan mendadak." katanya
"Yaudah sih, lama banget. Mana disini udah sepi. Takut tau kak." titahku
"Yaudah yaudah maaf deh." ucap kak abi
"Iya iya." jawabku
"Ohiya dek, kamu tau tante Risna? Anaknya tante Risna udah khatam loh 30 juznya. Siapa lagi tuh namanya?." tanya kak Abi
"Wah maa syaa Allah....iya kak kenal. Namanya itu Salsa. Dia itu senior aku kak di sekolah dasar dulu tapi kak Salsa lanjutnya dipesantren." jawabku yang awalnya semangat namun berakhir lesu.
"Loh kok muka kamu jadi mesem gitu?." tanya kak abi
"Aku iri tau kak sama orang orang yang hafal quran, ilmu agamanya banyak dan yang bersekolah dipesantren." kataku
"Yaudah sih, kamu mau ngafal qur'an juga?." tanya kak Abi
"Mau dong kak, tapi tugas tugas sekolah numpuk banget jadi kesempatan ngafalinnya itu susah." jawabku
"Lah kok gitu? Kalau kamu emang niat yah perjuangin." kata kak Abi
"Yaudah, Syahlaa mau pindah ke pesantren aja deh kak. Boleh?." jawabku cepat.
Gimana nih part pertamanya?
Suka tidak?
Kalau ada saran silahkan di commentJangan lupa vote dong☺
Tinggal tekan gambar bintang dibawah aja hehehe....#Salamcintadarisaya
-DLP-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Lentera Pesantren
General FictionWalaupun diri ini bukan dari keluarga yang sangat paham akan sunnah, tapi tekad untuk mengejar Jannah akan tetap jadi hal utama. Dengan upaya menyeimbangkan antara urusan duniawi dan akhirat. Pendidikan tetap terfokuskan demi menjunjung nama orang t...