Malam malam antara keluarga padjajaran

563 54 16
                                    

Kiansantang berjalan dengan sedikit lari lari kecil oleh kaki mungilnya.

"Ayahanda, cicak yang ku dapat ini mau di apakan?" Tanya Kiansantang.

"Terserah kau putraku, asal jangan kau bawa shoping!" Sahut Ayahanda.

"Hm, ya sudah aku kasih kepada yunda Rarasantang saja!"
***

"Yunda, apa kau mau cicak ini?" Tanya Kiansantang.

"Raih, kenapa kau menangkap cicak? Kenapa gak kambing atau hewan yang bisa dimakan?" Tanya Rarasantang.

"Hm, kalau buaya yunda mau tidak?"

"Jangan aneh Raih, buat apa lagi buaya?"

"Buat gosokin giginya, soalnya kemaren aku menemuinya tapi nafasnya bau jigong!"

Datanglah emban kerajaan.

"Raden, nimas, Prabu siliwangi memanggil kalian untuk makan malam." Ucap emban.

"Baiklah kami akan segera kesana!"
***

Meja makan, semua menikmati makanan.

"Ya ya yayaya.. lezat sekali makanan ini!" Ucap paman Amukmarugul.

"Paman kau rakus sekali!" Tegur Walangsungsang."

"Jaga bicara mu padaku seorang raja di kerajaan besar Japura!" Ucapnya melanjutkan makan.

"Kau seorang raja di Japura paman?" Tanya Kiansantang.

"Tentu saja!"

"Tapi mengapa untuk makan harus menumpang di Padjajaran? Hahaha.." Ucap Kiansantang dengan tawa mungilnya, yang membuat paman diam tak berkutik.

Selanjutnya, Kiansantang memberikan makanan kepada cicak yang ia tangkap.

"Putraku, buat apa kau memberinya makan? Biar cicak itu diet." Ucap Prabu Siliwangi.

"Kemaren dia baru diet, kalau diet terus nanti aku mengira dia lidi!" Sahutnya.

"Terserah kau saja putraku!"

"Jengkol jengkol mana?" Ucap Subang.

Raden kiansantang (versi ngakak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang