Selamat membaca Bab kesembilan 🦋
Note: Cerita ini hanya fiksi belaka, ambil baiknya, tinggalkan buruknya. Semoga pesan baiknya selalu tersampaikan ke kalian 💭
Ramaikan, supaya aku cepat update!
•••••
9. Senyuman Zeera
Sejak pagi, Zeera menjaga toko bersama adiknya. Karena Diana ada urusan, katanya. Tapi kini, Alena tengah kembali kerumah menggunakan sepeda milik Zeera untuk mengambil tugas sekolahnya supaya bisa dikerjakan sembari menjaga toko.
Padahal, tadi Zeera sudah bilang untuk mengerjakannya di rumah saja, biar Zeera yang menjaga toko. Namun memang watak Alena keras, ya anak itu ingin menemani Zeera saja sambil mengerjakan tugasnya.
Kebetulan ini hari Minggu, mereka libur sekolah.
Tak lama, Alena tiba, dan memarkirkan sepeda di samping toko bunga.
"Assalamu'alaikum, Kak Zee."
"Waalaikumsalam."
"Mana buku-bukunya?"
"Gak jadi kak. Tadi baru baca pesan dari guruku, katanya, tugas ini dikumpul minggu selanjutnya aja, jadi nanti aja aku kerjainnya," jelas Alena.
Toko memang sedang sepi dari pagi tadi. Sudah pukul dua siang, namun baru ada tiga pengunjung yang membeli, tidak seperti biasanya.
Zeera memegang liontin kupu-kupu berwarna biru yang terpasang pada kalung silver di lehernya.
Aku tiba-tiba kangen bunda, batin Zeera. Kalung itu, adalah pemberian Kinan saat ulang tahun Zeera yang ke dua belas.
"Alena," panggil Zeera pada Alena yang tadi fokus bermain handphone.
"Kenapa kak?"
"Kalau aku tinggal pergi dulu kamu gak apa-apa?" tanya Zeera.
Alena mengangguk. "Gak apa-apa kok. Kakak mau kemana emangnya?"
"Aku— aku mau ke makam bunda," ujarnya.
"Pergi aja, kak. Aku jagain tokonya. Tapi kalau bisa, kembali sebelum ibu pulang ya. Takutnya nanti kakak kena marah lagi."
"Iya, dek. Makasih ya. Aku titip toko dulu."
"Iya."
Zeera bergegas keluar toko, mendekati sepeda putihnya itu. Memang sudah dua minggu ini Zeera belum mengunjungi bunda nya. Zeera memang sesering itu kesana, berhubung pemakaman Kinan memang tidak begitu jauh dari rumah.
Zeera memarkirkan sepeda nya di dekat sebuah toko kecil pinggir jalan yang memang menjual bunga-bunga kuburan. Sekalian, Zeera ingin memberi taburan bunga baru untuk bunda nya.
"Pak, saya titip parkir sepeda di sini gak apa-apa?"
"Boleh, neng. Tapi agak minggir naruhnya ya, takut nanti ada mobil atau motor lewat mengganggu," ucap si bapak penjual bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY BUTTERFLY [HIATUS SEMENTARA]
Teen Fiction- "Mereka semua bilang kalau gak bisa tanpa aku, sebenarnya aku yang selalu butuh mereka." - Zeera Raline Arsawijaya ••••• Zeera, gadis malang yang selalu mengharapkan kebebasan dalam hidupnya, layaknya kup...