Sebuah persahabatan dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tetapi, hendaknya jangan terlalu terburu-buru untuk memilih sahabat, karena dizaman seperti ini tidaklah mudah mencari sahabat yang benar-benar dapat memahami kita dan selalu ada kapan saja untuk kita. Sebuah persahabatan awalnya dibangun saat kita memulai sebuah pertemanan.
-STORY-
Mawar, itulah nama sahabat yang selalu ada untukku, Namaku sendiri adalah flow. Kami bersahabat sejak duduk dibangku kelas 1 SD, hingga akhirnya sekarang kami telah menjadi anak SMP, 'SMP CITRA ABADI' ya! Itulah nama SMPku, "hai flow!" teriak mawar. "ehm.. Mawar kau membuatku kaget saja" sahutku, "bercanda kali flow" kata mawar sambil tertawa. Hm, kami memang selalu bertingkah konyol setiap harinya, bahkan setiap hari ada saja cerita yang kita bicarakan. Semenjak SMP pun aku mulai memiliki lebih banyak teman, termasuk Melati. Melati adalah teman baruku yang sangat ramah dan tentunya baik hati, tapi sayang dia pendiam sekali orangnya, eitsss ternyata dia bukan pendiam dia adalah seseorang yang bawel hihi, mungkin karena awal kenal kita baru saling berkenal dan malu-malu. Akhirnya kita pun mulai bertiga membeli makanan bersama, tertawa bersama. Tetapi semenjak ada Melati di persahabatanku dan Mawar, aku merasakan perubahan sikap dari Mawar kepadaku. Bagaimana tidak, setiap kami hendak bersama atau membeli makanan dikantin Mawar dan Melati selalu jalan berdua, bergandengan tangan, dan tertawa bersama. Sementara aku? Aku hanya bisa dibelakang mereka yang melihat mereka tertawa bersama. Disitu aku mulai seperti pengawal mereka yang setiap harinya selalu seperti ini, bahkan sekarang Mawar lebih banyak cerita kepada Melati dibandingkan denganku, jujur saja aku merasakan kepedihan yang teramat dalam. Setelah sekian lama aku seperti orang yang tidak dianggap, akhirnya aku mundur, aku telah mempersilahkan mereka untuk main bersama. Semenjak aku menjauh, semua temanku bertanya "kamu mengapa?", "kamu kok sekarang tidak main bersama mereka lagi?", "kamu kok sekarang pendiem?", "kamu marahan sama mereka ya?", hmm selalu ada pertanyaan itu. Setelah kufikir-fikir aku ingin curhat dengan salah satu guru bp/bk disekolahku, namanya 'Bu Nisa', akhirnya aku berjalan menuju ruangan bp/bk, disana aku segera menceritakan apa yang terjadi. Akhirnya, bu Nisa memberi berbagai nasihat untukku, dan aku mulai mengerti. Akhirnya, aku balik menuju kelas, dikelas aku mulai menjadi pendiam, tidak ceria seperti aku yang dulu. Melati selalu bertanya "Flow? Kamu kenapa?", "Flow apakah kamu marah denganku?", ia selalu menanyakan hal itu, tetapi aku selalu menjawab tidak, jujur saja aku tidak bisa menunjukan kemarahanku, dan aku tidak bisa marah terhadap Melati, "kriing...kring..." jam istirahat pun berbunyi, seperti biasanya Mawar sekaligus Melati mengajakku untuk menuju kantin bersama,tetapi aku menjawab "terima kasih". Akhir-akhir ini saat istirahat aku selalu dikelas, aku hanya meminta tolong temanku untuk membelikanku jajan. Tetapi setelah kufikir, mengapa Mawar tidak pernah menanyakan "kamu kenapa?", mengapa Mawar tidak peduli, padahal semua teman-temanku selalu bertanya-tanya, tetapi tidak dengan Mawar. Disitu aku mulai berfikir bahwa mawar sudah benar-benar tidak peduli dan membutuhkanku lagi, tapi mengapa semua ini terjadi? Bayangkan saja persahabatanku yang dimulai dari kelas 1SD seketika berubah saat Melati hadir dipersahabatan kita, "mawflow" "mawflow" "mawflow", mawflow adalah nama persahabaranku dengan Mawar, yg berarti Maw (mawar) dan Flow (namaku sendiri), tapi seketika warna pelangi persahabatan ini mulai pudar, aku menangis memikirkan hal ini, padahal Mawar baru mengenal Melati belum ada setahun lamanya. Mawar ternyata lebih memilih sahabat barunya yang baru 6 bulan ia kenal, dan meninggalkan sahabatnya yang sudah 7tahun lamanya bersama denganya. Aku sempat berfikir, bagaimana ini bisa terjadi? Dan kapan semua ini akan berakhir?. Duduk, menulis, dialam bebas. Ya! Itulah yang ku lakukan saat aku sedang terpuruk, aku hanya bisa membayangkan manisnya persahabatanku dengan Mawar, yang akhirnya terasa pahit setelah Melati hadir dipersahabatan ini. Aku mulai merasa bahwa Mawar lebih nyaman berada bersama Melati dibandingkan dengan diriku. "Teman baru, teman lama dilupakan" itulah sebuah kata-kata yang membuatku terenyuh, setiap harinya aku hanya bisa memandang kebersamaan Mawar dan Melati dengan senyuman dan air mata yang bergenang diwajahku. Aku bersyukur masih banyak teman yang bisa menerimaku dengan tulus. Kini persahabatan "mawflow" telah berubah menjadi "mawmel". Rasanya aku ingin berteriak, apakah Mawar tidak ingin menanyakan keadaanku lagi?, sungguh aku merindukan semua kebersamaanku dengan Mawar. Melati selalu meminta maaf kedapa diriku, tetapi ia meminta maaf tanpa ia mengerti apa kesalahanya, aku hanya ingin mereka sadar bahwa dikacangin, dicuekin, tak dianggap, dikucilkan, tak diperdulikan, itu rasanya sakit. Percayalah rasa sakit ini membuatku lemah untuk mengungkapkan dengan sepatah kata, mungkin suatu saat kalian akan menyadarinya, aku yakin itu, aku kesal terhadap sikap kalian, tetapi aku tak bisa mengungkapkan semuanya.Semua cobaan pasti selalu hadir dalam kehidupan kita, entah itu cobaan yang mudah ataupun sulit, tapi percayalah bahwa tuhan tak akan pernah memberi cobaan yang tidak dapat diatasi oleh hambanya, karena sebuah cobaan adalah pelatihan awal dari kata kesabaran.