1 | Patah Hati Yang Disengaja

69 8 12
                                    

Awan telah siap menumpahkan
muatannya, perlahan rerintik hujan turun deras membasahi Ibu kota.

Perempuan berkhimar lebar itu nampak bergeming, berdiri mematung di seberang jalan. Terkejut atas apa yang dilihatnya. Tak peduli bajunya sudah kuyup terkena hujan.

Pandangannya sendu, bibirnya nampak bergetar. Menyaksikan pria yang selama ini ditunggunya sedang bersama wanita lain. Perlahan cairan bening itu menetes. Suara isakan terdengar dari mulutnya, "Hiks .... "

Bahunya bergetar, tubuhnya meluruh. "Kamu jahat, Iz."

Perlahan memori indah saat bersamanya kembali berputar. Membuat rongga dadanya kian sesak seperti dihantam ribuan belati.

Pada saat itu, di halaman Masjid setelah usai kajian, Faiz mendatangi Asyifa.

"Asyi, bisa saya bicara sebentar?"

Asyifa terkejut, ia refleks menunduk. Degup jantungnya mendadak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Iya, silahkan." Asyifa perlahan mundur, menjaga jaraknya.

"Tunggu saya, Asyi. Setelah semuanya telah siap, saya berniat untuk datang ke rumahmu."

Di detik itu juga pipi Asyifa memerah, seperti ada ribuan kupu-kupu terbang di hatinya. Tak sabar, ingin segera ke momen itu, momen di mana ia dilamar oleh orang yang selama ini ia cintai dalam diam.

Setelah kejadian itu, hari demi hari, detik demi detik Asyifa selalu menunggu kedatangan Faiz. Angannya tinggi, dalam pikirannya selalu merangkai cerita indah ketika hidup bersama pria pujaannya nanti.

Berbulan-bulan Asyifa menunggu, menolak lamaran demi lamaran pria baik yang datang ke rumahnya.

Asyifa tak henti-hentinya berharap bahwa Faiz pasti akan datang. Namun, pria itu bahkan tak kunjung memberi kepastian kapan ia akan datang.

Asyifa tak sadar, harapannya yang begitu besar perlahan membutakan hatinya.

***

Kini Asyifa tengah terduduk lemas di kasurnya. Matanya nampak sembab karena seharian menangis.

Lewat kejadian ini, Asyifa sadar bahwa kini Allah tengah menegurnya.

"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya."  (Imam Syafi'i)

"Ternyata benar, berharap kepada manusia adalah patah hati yang disengaja. Dan ... tidak akan pernah aku lakukan lagi," ucap Asyifa seraya menatap dirinya di depan cermin.

Cirebon, 12 Desember 2020

Patah Hati Yang Disengaja [One shoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang