Siapa yang dapat dipercaya?

15 3 0
                                    

Sebelas November, akhirnya datang. Sore ini semua sudah siap, mulai dari katering, dekor, photographer. Altair tidak membawa timnya.

Antares yang perfeksionis, tersenyum melihat semua tertata rapi dan indah. Tapi, muncul dipikiran Antares bahwa ia ingin BBQ- an. Akhirnya ia menyuruh Fino dan Clo untuk mengambil alat BBQ di gudang bersihnya.
"Kayaknya harus pake peta deh, kalo masuk rumah lo. Takut nyasar", kata Clo.
"Yaudah, gue anterin", jawab Antares.

Altair pemanasan dulu. Ia memotret sekelilingnya, menentukan ISO, Shutter Speed, dll.

"Al, potoin gue dong", kata Irina.
"Oh okey", kata Al.

Altair dengan profesionalnya memotret Irina.
"Coba lihat. lihat..", Irina mendekati Al.
"Eh jangan deket banget dong, ga enak dilihat", kata Irina.
"Kenapa? Kamu takut, sama Antares??
"Bukan gitu..tapi.."
"ssst", kata Irina sambil hampir menempelkan telunjuknya ke bibir Al. Menyuruhnya diam.

Antares kembali. Memergoki Altair dan Irina. Namun, tak terjadi apapun. Antares tidak cemburu atau bahkan marah, tidak sama sekali.

Malam pun tiba, semua berdandan. Memakai dresscode yang telah diumumkan. Antares menelfon satpamnya untuk mrngunci gerbangnya dan tak siapapun mengizinkannya masuk.

Sebelum tengah malam nanti, mereka makan malam dahulu. Hidangan sudah berjajar menanti mereka di atas taplak meja putih. Masing-masing mengambil menu kesukaannya. Lalu, Lineke berkata pada Fino yang hendak menyantap makanannya.
"Fino..Finoo!", seru Lineke.

"Yaaah..", kata Lineke yang telat memberitahu Fino.

"Kenapa, sih?", tanya Fino

"Gapapa, gajadi", jawab Lineke.

Semua melanjutkan makan malamnya. Sampai mereka mengakhiri dengan wine. "Cheers", seru mereka. Mereka sudah cukup kenyang, dengan hidangan tersebut. Kemudian mereka bercerita masa-masa SMA.

"Eh dulu inget nggak, kita selalu join-join tugas. Kita ber-enam kayak ga pernah pelit gitu. Kemana-mana bareng, foto bareng, trus diupload. Seru bangeet", kata Irina.

"Eh iya, dulu pas kelas 11 juga sering skip pelajaran kimia, kan. OMG itu seru bangeet parah. Sekelas coy, ga mau turun ke lab doong, haha", tambah Lineke.

Semua tertawa ringan mengingat kejadian itu. Kecuali Altair. Mereka melanjutkan cerita.

"Oh iya pernah jugaa kan, satu kelas di hukum karena telat masuk lapangan. Kecuali gue, Irina, Lineke yang udah masuk barisan. Terus Merel sebenernya telat tuh, tapi dia masuk ke barisan anak kelas 10. Dia pendek kan, jadi gak ketahuan", cerita Antares.

"Eh, pernah juga. Hampir satu kelas nggak ikut pengajian, trus di katain kasar tuh satu kelas sama Pak Jun, ahahahah", ucap Clo.

"Seru juga ya, cerita kalian semasa SMA", kata Altair.

"Trus.. trus.. Waktu itu juga ke perpus, trus tidur deh disana, sampai pulang. Karena emang jam terakhir waktu itu jamkos", kata Irina.
"Hah kapan? Kayaknya nggak pernah deh", Antares bingung.
"Eh, lu nggak ikut waktu itu", kata Irina.

Tiba-tiba Fino minta izin untuk ke toilet.

•••

Fino memakai toilet yang dekat sekitar tempat mereka makan malam. Karena rumah Antares begitu luas. Fino mencuci mukanya agar lebih segar.

•••

Mereka melanjutkan bercerita ria.
"Oh iya , sebenernya ada yang mau aku sampaikan malam ini. Maaf kalau agak sedikit merusak suasana", kata Altair.
"Apa emangnya ?", kata Irina.
"Antares, bisa kamu berdiri?", perintah Altair.

PartyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang