si cerewet yang menganggu

79 9 1
                                    

Jieun memakan bekal nya sendiri di taman sambil membaca buku dan mendengarkan lagu.

Ia selalu menikmati masa masa jam kosong seperti ini menyendiri. Sehingga dia hanya memiliki beberapa teman di sekolah sementara nya ini.

Jieun makan sendiri di taman karena temannya yang satu Chaerin sedang mengerjakan tugas kelompok satunya hanna sedang menyiapkan buat lombanya

Contohnya Chaerin. Ya manusia yang bertanya pedas saat perkenalan dirinya.

Ya setelah perkenalan kemarin, Chaerin berkenalan dengannya, cukup dengan cara yang aneh. Yaitu menyuruh Jieun mendiskripsikan dirinya.

Tentu saja Jieun yang sedikit saat itu kesal dengan Chaerin. Ia mendiskripsikan dengan kalimat yang kasar tapi malah Chaerin mengajaknya berteman dan makan di kantin sekali kali

Satu lagi hanna. Si manusia Malaikat cerdas. Kata Chaerin hanna itu pendiam dan pintar di kelas berbanding balik dengannya apalagi Chaerin dan hanna emang dari dulu tidak pernah akrab. Jadi sekarang cukup aneh bagi orang lain dan mereka berdua yang sama sama ingin berteman dengan Jieun.

Tiba tiba ada yang menepuk pundak Jieun. Dan ia mendapati seorang murid laki laki dengan tersenyum menggemaskan

"Kau siapa?"

"Kau tak ingat denganku?"katanya sambil duduk di hadapan Jieun.

"Bukan tak ingat tapi lupa"
"kau sedang melawak?"
"Mungkin anggap saja seperti itu"

Laki laki itu menghela nafas, bagaimana mungkin Jieun melawak dengan tatapan datar seperti itu.

"Kau benar benar tak ingat siapa aku?" Namun Jieun hanya menatap seolah berkata 'apa kau ingin sekali ku ingat?'.

"Aku Baekhyun. Apa sekarang kau ingat?"

Jieun  menghembuskan nafasnya sebal sebegitu kah dia ingin di ingat Jieun.

"Kapan kita bertemu?" Tanya Jieun agar pembicaraannya dengan laki laki yang tak di kenal ini selesai.

"Waktu kau menuju kepala sekolah dan di kelas" Jieun langsung kembali menatap Baekhyun dengan mata berbinar binar.

"Oh jadi itu kau. Wah aku belum sempat mengucapkan terima kasih padamu"

"Ah tak apa apa. Kau sekarang berubah ceria ya. Padahal kau di kelas sungguh sangat berani hehehehe." cengir Jieun canggung.

"Ah sorry,  aku memang seperti itu jika ada yang merendahkan ku. Aku sungguh tak suka" jelas Jieun agar Baekhyun tak salah faham.

Baekhyun mengangguk angguk faham dengan perkataan Jieun "aku mengerti. Itu adalah tindakan membela diri bukan? Tapi sungguh di luar dugaan kau yang menggemaskan menjadi buas. Aku bahkan tak berani mendekatimu beberapa hari yang lalu, tapi cukup aneh melihatmu sekarang malah berteman dekat dengan Chaerin dan hanna"

"Ya begitulah" acuh Jieun

"Kemana mereka berdua? Jika mereka berdua di dekat mu serasa kau di jaga ketat oleh malaikat yang kejam. Aku sendiri takut mendekati mu karena Chaerin sangat menakutkan apalagi si pendiam hanna wajahnya si cantik tapi entalah aku kenapa takut ya?" oceh Baekhyun membuat Jieun terkekeh. Tapi yang di katakan Baekhyun benar karena tidak ada yang berani mendekati nya saat ia bersama teman dekat nya

"Kau sudah selesai makan kan. Kau tak ingin berkeliling melihat sekolah ini. Kulihat juga kau tak masuk club' apa apa"

"Sudahlah aku tak berminat. Aku harus belajar di sini"

"Ayolah setidaknya kau punya kenangan di sini" Baekhyun masih kekeh membujuk Jieun.

"Terserah kau saja deh" kata Jieun sambil membereskan tempat makannya.

🌼🌼🌼🌼

"Ok sekolahan ini memang elit tak seperti pandangan yang di luar" guman Jieun berjalan jalan dengan Baekhyun.

"Kau tau, di sini jarang loh menerima murid pertukaran. Terakhir saja itu keponakan kepala sekolah, itu pun sudah lama, pasti ada yang kau andalkan sehingga kau bisa menjadi murid pertukaran pelajar seperti ini" jelas Baekhyun penasaran.

"Aku tak tahu, banyak yang bilang seperti itu pada ku, tapi aku tak tau masalah itu. Yang pasti aku hanya di paksa dengan kakak ku ikut pertukaran agar aku bisa kuliah di luar negeri, mungkin? Padahal aku tanpa seperti ini pun bisa kuliah di luar negeri. Namun kakak ku tetap saja " kata Jieun mengangkat bahu

"Bukannya kau bilang waktu itu, kau  pindah karena di paksa ayahmu?"tanya Baekhyun bingung

"Sebenarnya sih kakak ku yang memaksa agar aku bisa sedikit lebih lama di Indonesia. Ya dengan di pindahkan seperti ini, ya meskipun ujung nya pun tetap sama, kuliah di luar negeri. Setidaknya aku masih bisa SMA di Indonesia dari pada aku SMA di luar negeri kan? Sedang Ayahku ingin aku segera ke sana, ayahku kalau sudah  mengancam, itu tanda memang aku harus ke sana apapun terjadi. Walaupun di tunda pun akan tetap ke Los angeles. Menyebalkan sekali kan?" Curhat Jieun mendadak yang sedikit kesal mengingatnya, dan di setujui oleh Baekhyun dengan anggukan setuju

"Kalau aku jadi kau aku akan di kamar tanpa keluar mogok makan. Atau kabur dari rumah" balas Baekhyun serius

Ternyata Baekhyun orang yang cerewet dan cukup friendly.

"Itu kenapa ramai sekali" tunjuk Jieun di lapangan yang tengah beramai ramai

"Biasa, club basket memang selalu ramai" kata Baekhyun pun berjalan beriringan dengan Jieun ke pinggir lapangan.

Jieun melihat permainan basket cukup bagus bahkan ia tak mendengar ocehan Baekhyun. Dan kalau di lihat lihat laki laki di sekolah ini cukup tampan semua. Namun tiba tiba Jieun merasa ada yang ganjil.

"Bukannya itu si manusia kulkas kejam, Kwon" guman lirih Jieun.

"Eh. Kau mengenal Kwon Jiyong?" Tanya Baekhyun heran. Jieun mengangguk angguk sebagai jawaban namun ia masih menatap Kwon Jiyong tanpa mengalihkan pandangan.

"Bukannya kau tak mengenal siapa pun di sini? Setahu ku kau kemarin hanya berkenalan dan dekat dengan Chaerin, hanna?"

"Aku memang di kelas hanya dekat dengan mereka berdua"

"Apa mungkin Chaerin mengenal kan kau dengan bigbang? Kan secara mereka berteman dekat ya? Tapi masalah nya Kwon Jiyong? Gak mungkin gak mungkin anak bigbang yang sulit di dekati kan Kwon Jiyong" oceh Baekhyun bertanya tanya dengan dirinya sendiri.

"Tapi sungguh kau mengenal anak bigbang itu?" Jieun menoleh ke Baekhyun heran.

"Iya lalu hubungannya sama bigbang? Bukannya bigbang artinya ledakan? Konyol dan tidak masuk akal " jawab Jieun melihat Baekhyun sekilas lalu menatap lagi ke arah lapangan.

"Kau sungguh tak tahu bigbang?" Tanya Baekhyun lagi dengan memutar  badan Jieun menjadi menghadap ke dirinya.

"Iya begitulah" sambil melepaskan tangan Baekhyun yang berada di bahunya..

"Kwon Jiyong itu adalah anggota bigbang, leader"

"Lalu hubungannya dengan ku apa? Aku tak peduli bigbang atau apa. Yang pasti aku ingin menyelesaikan sekolah ku di sini sampai selesai" kata Jieun kesal bagai mana bisa, dia menjelaskan sesuatu privasi manusia kulkas kejam seperti Kwon yang tak ingin dia ketahui.

Pritttttt prittt pritt

Suara pluit menggelegar tanda permainan bola basket selesai.

Jieun menoleh kelapangan dan bertepatan juga Jiyong menoleh ke arah Jieun.

Ia bertatapan beberapa detik lalu Jieun memutuskan padangan dan pergi meninggalkan Baekhyun sendiri.

Jiyong pun menatap kepergian Jieun sampai ia bener benar menjauh tak terlihat.

"Kau melihat siapa?" Tanya seseorang laki laki bermata sipit yaitu sahabat nya sendiri.

"Bukan siapa siapa" kata Jiyong sambil mengambil air yang sesudah di minum laki laki bermata sipit itu.

"Tak biasanya kau menatap orang. Seakan akan kau penasaran"

"Apa peduli mu" sahut Jiyong dan langsung pergi meninggalkan Taeyang, walaupun begitu Taeyang tidak sakit hati karena sudah tau tabiat sahabat kecilnya itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daisy AyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang