Penyelidikan Satu Malam

0 0 0
                                    


Disuatu kampung, yang bernama kampung nagela, yang berada disalah satu daerah garut selatan, kampung yang terkenal dengan ke angkerannya.

Tak sedikit warga disana yang sering terganggu oleh mahulk-mahluk tak kasat mata.

Dan pada satu malam, warga disana diganggu oleh mahluk tak kasat mata atau ghaib. Makluk itu apabila dia dekat maka suaranya kecil atau kaya jauh, dan apa bila jauh suaranya sangat keras alias seperti dekat.

Kejadian itu terjadi akhir-akhir ini, dan itu semua membuat semua warga dikampung itu resah. Tidak cuma kampung itu saja karna kampung yang tetangga pun ikut resah.

"Harus bagai mana ini teh atuh, simabdi mah teu kuat pusing aduh..." ucap salah satu warga, yang sedang berkumpul.

Warga itu berkumpul, niatnya buat mencari sosok makhluk tersebut. Tapi bagai mana caranya mencari makluk ghaib? Bahkan suaranya pun membingungkan.

**********

Pov Mila

Sekitar jam 20.00 aku dan temanku sedang berjalan beriringan. Kami baru saja pulang dari tempat pengajian.

"Eh is, kamu teh udah denger belum cerita itu" ucap ku.

"Cerita apa atuh mila, perasaan Euis mah belum mendengar cerita apa-apa" ucap euis.

"Jadi gini loh is, kamu kan tau, beberapa minggu ini kampungkita teh diganggu makluk-makluk ghaib kan?" tanya ku.

"Iya atuh Euis teh tau, kan yang menangkapnya ge, a Ruslan" ucap euis.

"Nah sekarang teh kampung kita ini teh diganggu lagi" ucap ku memberitau.

"Hah? Diganggu lagi?" ucap euis kaget.

"Iya diganggu lagi, masa kamu teh gak tau, kan udah 3 hari ini" ucap ku.

"Tapi euis mah gak tau atuh, Euis juga sama mendengar berita eta teh, tapi euis kira eta teh hoax" ucap euis tak percaya.

"ya sudah atuh lah hayu kita pulang udah malem juga" ajak aku.

"Ya udah hayu atuh" ucap Euis.

Saat kami sedang berjalan beriringan tiba-tiba aku merasakan ada yang mengikuti kami, aku mencoba tidak memikirkannya, tapi aura dingin mulai mencekap.

"Euis kamu ngerasa ada yang ngikutin gak?" ucap ku sambil berbisik.

"Iya Euis teh ngerasa ada yang ngikutin, tapi siapa?" ucap Euis balik berbisik.

"Aku juga gak tau, ya udah yuk buruan jalannya" ucap ku kembali berbisik.

Aura dingin semakin mencekam saat kami melewati ruamh kosong. Aku terkejut saat Euis tiba-tiba memegang tangan ku.

Aku bisa merasakan tangan Euis sangat berkeringat dan dingin. Aku menguatkan Euis agar tidak takut, dengan cara menggenggam tangan Euis dengan erat.

Euis melihat wajah ku seakan dia mengerti kalau aku berbicara kepadanya lewat mata. Euis menganggukan kepalanya.

Semakin kami melangkah, aura dingin semakin menjadi, aku yang mulai jengah dengan ini semua, aku membalikan tubuh ku.

Alangkah terkejutnya aku saat aku tau siapa orang yang mengikutiku.

"A Ruslan? Ish... A Ruslan mah ngagetin aja" ucap ku sedikit kesal, ya iya lah aku kesal coba kalian bayangin siapa yang gak kesal kalau kalian diikuti seseorang dari belakang.

"ngagetin gimana atuh ari neng mila teh?" tanya A Ruslan.

"Nya atuh ngagetin, kami kira teh bukan A Ruslan" ucap Euis cemberut.

"Hadeh ya udah atuh hayu pulang" ajak A Ruslan.

Aku dan Euis tidak berjalan sama sekali melainkan kami malah bengeng.

'kalau misalkan aku ajak A Ruslan buat nyelidiki, dia bakal mau gak ya?!' ucap ku dalam hati.

"Emm.... A Ruslan tunggu" ucap ku sedikit berteriak.

"Ada apa neng Mila?" tanya A Ruslan.

"Aa ada kerjaan gak malam ini?"

"Kebetulan Aa teh malam ini mah gak ada kerjaan. Emang kenapa atuh neng?"

"Gimana kalau kita menyelidiki berita tentang makluk yang mengganggu kita sekarang ini?" uacp ku semangat.

"HAH" kaget A Ruslan sama Euis barengan.

"Kenapa?" tanya ku.

"Kamu udah gila ya? Mau nyelidiki yang begituan segala" ucap Euis sedikit marah.

"Tapi aku teh penasaran" ucap ku.

"Ya udah kita selidiki aja yuk. Tapi kalian gak akan nangiskan?" ucap A Ruslan ragu.

"Ya enggak atuh Aa teh" ucap ku semangat.

"Ya udah yuk kita ke rumah Aa dulu" ajak A Ruslan.

Kami bertiga berjalan berdampingan. Aku saangat bahagia saat mau pemburuan/penyelidikan makhluk ghaib ini.

*******

"Gimana udah siap?" tanya A Ruslan

"Siap A" ucap kami berdua.

Bukan apa-apa aku mengajak mereka buat penyelidikan ini. Aku merasa aneh kenapa setiap beres yang satu pasti ada yang lain. Dan itu semua sangatlah tidak masuk akal.

Saat kami sedang berjalan mengelilingi kampung, aku melihat cahaya obor, tapi aku menghiraukan semua itu.

Lama kelamaan obor itu mulai menjauh dan saat itu pula kami mendengar orang mengais. Kami sangat lah terkejut, tapi pandangan ku masih tertuju pada seseorang yang memegang obor itu.

'Tadi itu siapa ya?!' tanyaku pada diri sendiri.

Saat aku sedang bengong, pundaku ditepuk oleh A Ruslan. Aku terkejut dan bertanya ada apa, tapi bukanya menjawab A Ruslan malah balik bertanya, apa yang menyebab kan aku bengong.

Pada akhirnya aku menceritakan semua ke ganjalan dalam hatiku. Siapa sangka ternyata pikiranku sama dengan mereka berdua. Dan pada akhirnya kami yakin kalau ini semua tidak benar.

Aku dan dan yang lain terus menelusuri setiap sudut kampung, dan apa yang aku lihat tadi ada lagi didaerah ini.

Aku memberitahu A Ruslan bahwa ada seseorang yang membawa obor dan setelah orang itu menjauh, baru lah suara orang menagis pun terdengar sangat keras.

"Hey...kalian siapa?!" teriak A Ruslan.

Bukanya menyaut mereka malah berlari, saat kami ingin mengejar aku tidak sengaja menendang sesuatu. Dan ternyata yang aku tendang itu sebuah radio kecil yang mau disimpan disemak-semak.

Aku langsung memanggil A Ruslan dan Euis yang berusaha mengejar orang tadi. Mereka berdua berbalik kepadaku dan berjalan menghampiriku.

Aku memberika radio kecil tadi ke A Ruslan, dan saat itu lah semuanya terbongkar. Bahwa makhluk ghaib tidak akan menganggu kalau kita tidak mengganggu mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang