Prolog

140 34 29
                                    


Namanya menjadi sependek potongan sosis di kantin.

Dia tak punya keluarga, apalagi marga.

Pulangnya bukan kembali ke rumah hangat yang ramai akan anggota keluarga, tapi naik lift kemudian masuk ke kamar yang cuma 3x4 meter luasnya.

_______________________________________

Di tengah kebingungannya menghadapi hidup barunya, Zie tak punya banyak waktu untuk bersantai. Hidupnya berjungkir balik sejak 3 bulan lalu.

Diculik.

Dihapus memorinya untuk dijadikan budak.

Dipaksa menjalani simulasi mimpi tak mengenakkan dua hari setelah bangun dari 'tidur panjang'.

Dikirim ke tengah-tengah para 'mesin pembunuh".

Dijadwalkan menjalani latihan fisik gila-gilaan.

'Diperbaiki ulang' jika ada salah satu anggota tubuh yang 'rusak'.

Kehidupannya sudah menyedihkan sampai sini. Sementara orang-orang disekitarnya berbincang ria dengan teman-teman mereka, dia bahkan tidak tahu apa itu teman. Yang dia tahu, hidupnya cuma latihan, makan, dan tidur. Siklusnya berulang-ulang selama beberapa minggu, sampai hari dimana dia terbangun di ruangan asing, dengan dipeluk seorang pemuda berwajah tak terdefinisikan disampingnya.

Satu hal yang terlintas di benaknya.

Dia diculik, lagi.

____

"Aku bahkan tidak tahu nama asliku sendiri."

-Zie-

____

"Kita ini manusia! Bukan robot! Setidaknya kita punya jiwa! Persetan dengan kaki besimu atau mata robotmu!"

-Linggana Orion-

Who Am I? Invisible ScreenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang