Prolog

15 0 0
                                    

Cinta, sebuah kata yang tentu sering di ucapkan oleh kita.Namun, hanya sedikit orang yang mengerti makna tentang cinta itu sendiri.

  Namaku Angga, aku salah satu siswa di SMA Prasama 3, mereka bilang aku anak yang pendiam, hanya berbicara seperlunya saja. Walaupun begitu aku dikelilingi banyak teman yang selalu mendukungku, tentu mereka juga menjadi kekuatanku. Namun, siapa sangka semuanya akan berakhir seburuk ini.

  Semua berawal dalam ikatan persahabatan kami berlima, aku, Radja, Rizky dan Arfan, oh iya satu lagi anak paling cerewet di kelasku, Alin namanya.
Bagi kami kebersamaan jauh lebih penting dari apapun. Hampir semua hal kami lakukan bersama, mengerjakan tugas, liburan, bahkan untuk sekedar berkumpul tanpa arah pembicaraan yang jelas.

  Aku ingat betul hari itu, Senin pagi saat upacara bendera akan dilakukan Alin lupa membawa topi, dan jelas sesuai peraturan sekolah dia akan dihukum. Dengan wajah yang murung dia merengek padaku.
"Woyy ga, bantuin gue dong, gua ga bawa topi nih, pinjem punya lo gapapa kan?".
"Gapapa pala lo peang" jawabku sambil menoyor kepalanya.
"Yah ga ayo dong Lo kan baik hati dan tidak sombong". Ucapnya sambil merayuku.
"Kalo lo pake topi gue, terus gue pake apa Bambang?"
"Lah Lo kan biasa pake kantong keresek" ia tertawa begitu keras seakan merasa puas.
"Halah kalo bukan cewe udah gua..."
"Apa? Hah? Berani Lo sama gue?" Bentak dia dengan mata yang melotot ke arahku.
"Iya iya gue pinjemin, lagian gue juga bawa dua topi"
"Kenapa ga bilang dari tadi Angga!! Dodol lu yah" ucap dia kesal sambil mencubit bahuku.
"Ya kan biar lu marah dulu"jawab ku sambil tersenyum menggodanya.
Bel sekolahpun berbunyi tanda kegiatan upacara akan segera dimulai. kamipun bergegas menuju lapangan upacara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang