1

49 8 3
                                    

"kehidupan seseorang memanglah rumit dan keras. Didalamnya juga begitu banyak susunan takdir yang akan membawa bagaimana seseorang melewatinya, itulah kehidupan dimana seseorang harus melewati itu semua dengan memahami bagaimana takdir menjalankan tugasnya."

.

.

.

Plakk!!

Suara tamparan yang begitu keras, tepat mengenai pipi kiri sang anak. Hal itu meninggalkan bekas memar kemerahan dipipinya. Saat ini sang kepala keluarga sedang dilanda emosi akan perusahaannya yang sedang mengalami masalah yang serius, dan dia melampiaskannya kepada sang anak yang baru saja pulang kerumahnya itu.

"kau masuk kekamarmu, dan jangan harap kau akan dapat jatah makan malam" ujar sang kepala tegas sembari duduk kembali dikursinya. Sedangkan sang anak yang sedari tadi hanya diam saat ayahnya memperlakukannya seperti tadi, tapi dia terus terdiam sembari menganggukan kepala pelan dan berjalan menuju kamarnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

.
.

Pagi ini seperti biasa dimana pagi ini irene sedang mendengarkan ocehan sahabatnya atau lebih tepatnya seperti diomeli, yang sudah berlangsung sejak irene tiba disekolahnya dan sahabatnya langsung mengeomelinya saat melihat wajah irene yang penuh dengan lembam. Dan sahabatnya tambah emosi ketika irene menceritakan yang sebenarnya yang terjadi padanya, itu juga karena paksaan dari sahabatnya itu yang terus-terusan memintanya untuk cerita.

"aishh kenapa kau tidak pergi saja dari rumahmu itu sih?"

"mana mungkin aku pergi dari rumah, appaku akan sangat marah kalau aku melakukan itu" sedangkan sahabatnya mendengus kesal.

"tapi kau akan terus dipukuli seperti ini irene. Bukankah appamu keterlaluan memukulimu sampai seperti ini, hanya karena masalah yang tidak ada kaitannya denganmu."

Irene hanya menghela nafas pelan, ya memang ada benarnya. Tapi dia mana mungkin pergi dari rumahnya, itu akan membuat ayahnya akan sangat marah dengannya. Dan kalau boleh jujur irene juga sangat ingin pergi dari rumahnya dan bisa merasakan sedikit kebebasan seperti anak-anak yang lainnya, irene sebenarnya cape akan apa yang ayahnya lakukan padanya tapi dia juga tidak bisa pergi begitu saja. Walaupun ayahnya selalu memperlakukannya secara kasar tapi irene masih sayang dengan ayahnya itu, hanya dia satu-satunya keluarga yang irene miliki.

Ya Irene hanya mempunyai seorang ayah sekarang, dikarenakan suatu kejadian dimana Irene harus kehilangan sosok ibu yang sangat menyanyanginya. Kejadian itu ketika Irene berusia 4 tahun, saat itu keluarga bae sedang dalam perjalan untuk berlibur. Keluarga Irene dulunya baik-baik saja tidak ada yang namanya pertengkaran atau hal-hal yang membuat keluarganya berantakan. Tapi naas saat ditengah perjalanan mobil yang mereka tumpangin tertabrak yang mengakibatkan mobil mereka terguling, mereka terluka cukup parah tapi Irene disaat itu juga harus kehilangan sosok ibu yang sangat dia cintai. Dan kejadian itu tidak bisa Irene lupakan. Bagi irene sosok seorang ibu tidak akan pernah hilang dan akan selalu ada disisinya, walaupun sosok itu tidak ada disekitarnya tapi sosok itu selalu ada didalam hatinya.

.
.

"apa dia tiba dengan selamat?" ujar seseorang yang sedang menatap keluar jendela besar yang berada didalam ruangannya itu menunggu jawaban dari sang asistennya yang baru masuk kerunganya sembari membungkukkan badannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your'e MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang