Kuping kecilnya ia tempelkan ke pintu kamar, dimana di balik pintu itu orangtuanya sedang saling berdebat. Alih-alih menuruti perintah ibunya yang menyuruh gadis kecil itu masuk ke kamar, ia malah diam-diam menguping pertengkaran orangtuanya itu.
Di usianya yang belum beranjak remaja, ia sudah tau apa artinya air mata yang diam-diam ibunya keluarkan.
Otak kecilnya paham situasi apa yang sedang di alami orangtuanya, hanya saja,,, ia tidak terlalu mengerti ketika tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul “kamu mau ikut mamah atau papah?” Kenapa harus memilih di antara kedua orangtuanya? bukankah seharusnya seorang ayah dan ibu tinggal bersama? Tapi,,,kenapa ia di suruh memilih?
Layaknya anak kecil ia hanya bisa menangis terisak, tangannya menulis cepat di kertas kosong menumpahkan segala kesedihan tentang orangtuanya. tidak lupa ia selipkan permohonan kepada Tuhan, karena gadis kecil itu tahu Tuhan pun tidak menyukai kalau orangtuanya berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Broken
Short StoryOrang bilang, Rumah itu lebih dari bangunan. kakimu bisa keluar dan meninggalkannya. Tetapi hatimu tak bisa, tetap bermukim di sana. sedikit berbeda dengan hatimu, yang sudah tersakiti oleh rumah sendiri. ada rasa ganjil yang tidak kamu pahami. seba...