Bugh..
Bugh..
Bugh..Suara pukulan menggema di setiap sudut ruangan. Menyalurkan emosi yang ada di dalam dirinya kepada orang yang sudah tak berdaya yang ada di hadapannya.
Keringat mulai bercucuran di dahinya namun dia abaikan. Setelah menyalurkan emosinya yang memburu, dia kemudian melenggang meninggalkan ruangan tersebut, ada banyak urusan yang harus dia selesaikan hari ini.
"Jer, urus dia. Dia sudah mendapatkan apa yang seharusnya dia dapatkan" ucapnya
Jerry memutar bola matanya, menatap jengah sahabatnya yang satu itu. "Ck, Al. Lo mau sampe kapan kaya gini ha? Lo--- akhhh sudah banyak orang yang hampir meninggal gara-gara lo tau ga?" Ucap Jerry frustasi.
Ya, Alfariksa Edison, lelaki yang kerap dipanggil Al itu memiliki rahasia yang tidak semua orang tau, hanya beberapa bahkan bisa dihitung dengan jari. Tidak semua orang tau bahwa dia merupakan salah satu bagian mafia terbesar se-Indonesia. Hanya satu prinsipnya "Gue ga akan berulah sebelum mereka berulah." Dia yang penuh misteri dan juga kejutan.
Al berhenti sejenak mendengar ucapan Jerry "Bacot"
"Bodo anjir, terserah lo aja dah. Pusing gue sama jalan pikiran lo."
^^^^^
Suara dentuman musik menggema di mana-mana. Bau alkohol menyengat masuk menerobos masuk ke indra penciuman semua orang yang berada di tempat itu. Para wanita dengan pakaian minim berjoget meliuk-liukkan tubuhnya kesana kemari sesuai irama, mengundang tatapan lapar para lelaki berhidung belang.
Tapi tidak untuk segerombolan laki-laki yang duduk di sofa paling pojok, hanya sebagian dari mereka yang ikut menggoda para wanita berpakaian minim.
"Jadi gimana rencana lo yang berikutnya Al?" Jerry menatap Al intens.
Al meneguk winenya yang tinggal seperempat gelas "lo tunggu aja hadiahnya"
"Ck, tinggal kasih tau apa susahnya si"
"Heyoooww pada serius amat, bahas apaan si?" Ucap seseorang menepuk pundak Jerry, yang membuat ia kaget.
Jerry tersentak "Anjim, kaget goblok"
Varo hanya menyengir kuda dan mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya "piece bro, santai napa"
Varo dan Fero kemudian duduk dan mengambil wine yang sudah tersedia di meja. Mereka juga salah satu dari sekian banyaknya teman Al.
Ting
Al membuka motif yang muncul di layar handphonenya. "Anjing" umpat Al dengan tangan mengepal.
"Kenapa Al?" Tanya Jerry
Al menatap Jerry sekilas dan menyambar kunci motornya "Jer, ikut gue" Jerry mengangguk patuh.
Al melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Setelah mendapat pesan singkat dari orang suruhannya dia seperti orang kesetanan.
Banyak kendaraan lain yang meneriaki Al karena dia membawa motor dengan kecepatan tinggi, apalagi di jalan raya seperti ini.
Tibalah dia di sebuah gedung yang terlihat usang dari luar, namun di bagian dalam, jangan di tanyakan lagi.
Brakkk
Al membanting pintu tidak sabaran, emosinya sudah di puncak ubun-ubun. Tangannya sudah gatal untuk melukai seseorang yang sudah berani berurusan dengan dirinya.
Prok
Prok
ProkSuara tepukan menggelegar ke setiap sudut ruangan. "Bagus, berani lo main-main sama gue HAH!!!" Bentak Al diakhir kata.
Al berjalan mengitari seseorang yang terikat dikursi dengan penerangan yang minim. "Sekarang lo harus menerima akibatnya sir"
"Hahahaha Lo pikir lo bisa bunuh gue? Lo hanya anak sma yang terlalu ikut campur dalam urusan orang tua" ucap seseorang tersebut sambil terkekeh.
Plakkk
Tamparan keras mendarat sempurna di pipi orang itu, sudut bibirnya sobek dan sudah banyak lebam di tubuhnya.
Rahang Al mengeras, mengangkat salah satu sudut bibirnya "lo ga tau siapa gue, dan sekarang lo berani main-main sama gue"
"Sudah lah Al, jangan ikut campur. Sekarang perusahaan Edison sudah di tangan gue"
Ya, itu perusahaan keluarga Edison, Rafka Edison, ayah dari Alfariksa Edison. Keluarganya hancur sejak ibunya memilih laki-laki lain dan ayahnya sekarang menjadi gila kerja.
Nafas Al memburu, ingin sekali dia menghabisi orang dihadapannya ini. Tapi tidak semudah itu, dia ingin melihat orang yang ada dihadapannya ini menderita "Jerry" panggil Al
"Apa?" Jawab Jerry ogah-ogahan
"Urus orang ini, jangan sampe mati. Hanya gue yang berhak buat bunuh dia"
"Hmmm"
"Dan, urus si tua ini. Mau lo apain aja terserah yang penting jangan sampe mati" lanjut Jerry
Dani, salah satu bodyguard Al yang paling terpercaya, mengangguk patuh "siap bos"
Sampe disini aja lah ya
Bingung lanjutannya mau gimanaLanjut part selanjutnya ya
Part selanjutnya lebih panjang kok tenang aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfariksa
Teen Fiction"Gue ga akan berulah sebelum mereka berulah." Al yang selalu penuh misteri dan Al yang selalu punya kejutan tersendiri.