A PROMISE || Two ||

7 2 0
                                    

Plant
-

Pukul 06 : 00

Setelah sejam berolahraga dengan cara berlari mengelilingi kompleks perumahannya, Yoan kini sedang terduduk di teras rumahnya dengan keringat yang masih membanjiri tubuhnya.

Sudah menjadi kebiasaan dirinya sejak berusia limabelas tahun agar selalu bangun jauh lebih awal. Selain agar bisa menunaikan kewajibannya, ia juga bisa berolahraga.

Semua didikan itu ia peroleh dari ayahnya yang ada di Korea Selatan. Yah, Ibu Yoan adalah seorang penduduk asli warga negara Indonesia, sedangkan ayahnya adalah seorang warganegara Korea.

Setelah kematian ibunya, tepatnya ketika ia akan menginjak usia limabelas tahun ayahnya membawanya ke Korea. Di sana ia tumbuh dengan didikan militer. Jangan heran, itu semua karena beberapa anggota keluarga  Yo Kim Hyung adalah seorang petinggi militer di negara itu.

Bakat dan kecerdasan Yoan tidak mengecewakan mereka semua. Ketika berusia tujuh belas tahun ia sudah bisa menggunakan senjata api layaknya sebuah mainan, ilmu beladiri dirinya juga patut di acungi jempol. Ia sangat mahir dalam olahraga bela diri taekwondo.

Bukan cuman satu seni bela diri saja, Yoan juga menguasai beberapa olahraga seni bela diri lainnya, seperti ; karate, pencak silat, dan Tinju.
Dalam seni bela diri, Yoan sudah beberapa kali menjuarai kontes internasional.

Sedangkan untuk di bidang pendidikan, Yoan juga sangat cerdas. Walaupun pencapaiannya dalam kontes perlombaan di bidang ini kurang dibandingkan dengan pencapaiannya di bidang olahraga seni bela diri, tapi ia pernah tiga kali berturut-turut memenangkan kontes olimpiade matematika. Setelahnya ia sudah tak lagi mengikuti olimpiade mana pun.

Puncaknya setelah kematian Ayahnya. Merasa kecewa karena kehilangan dua orang yang ia sayangi, Yoan kemudian terjun di dunia gelap. Ia mendirikan organisasi sendiri yang kemudian saat ini organisasi nya menempati peringkat ketiga teratas di dunia yang memiliki nama yaitu Plant.

**

Hari Senin di bulan Januari, setiap anggota pelajar kini mulai kembali beraktifitas sebagaimana biasanya setelah merasakan hari libur yang kini telah usai, baik itu dari jajaran taman kanak-kanak hingga menuju jenjang yang lebih tinggi.

Di salah satu kampus ternama contohnya, terlihat empat wanita yang kini tengah berjalan masuk ke kampus mereka.

Mereka berempat bisa dibilang adalah kecantikan yang langka, yah langkah untuk di negara ini. Mata sipit, bibir tipis, kulit yang begitu bening cerah, dengan rambut yang terurai.

Banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka semua. Khususnya bagi kaum lelaki, sesekali ada di antara kaum tersebut yang di buat melongo karena tawa keempat wanita tersebut.

" What .. what ... What!!!, Jadi kamu minjam uang ama seseorang. Dan orang itu mengiyakan, lebih parahnya lansung membayar semuanya. Wah parah. Padahal kalian baru aja ketemu loh Mel. " salah satu diantara mereka berkata dengan suara yang begitu tinggi, hingga membuat beberapa orang menjadi kaget karena nya.

" Ish Nisa. Jangan teriak! "

" Yah habisnya, jaman sekarang masih ada  orang yang mau membantu sesama. Terlebih kalian ga salin kenal gitu kan. " Balas wanita yang lain lagi. " Wajar dong kita kaget " sambungnya.

" Nah betul tu apa kata Nisa ama Cinta, Mel. Asal tau aja yah, orang kek dia tu langkah di jaman sekarang. " Kata Wanita terakhir yang sedari tadi menyimak pembicaraan sahabat-sahabatnya.

Kemarin malam sehabis pulang kerumahnya, Melda memang lansung memberitahu sahabat-sahabatnya akan kejadian yang ia alami di toko perbelanjaan itu.

" Iya aku tau kok. Cuman nih yah,.. aku tu lupa ngasih tau kalian semalam kelanjutannya. Cowok itu mau bantuin aku, tapi aku harus nolongin dia nanti sekali. "

" Ohhh " mereka bertiga mengangguk sembari membentuk huruf ' o ' di bagian mulut.

" What!!!"

Lagi-lagi teriakan mereka terdengar. Kali ini bukan hanya satu orang, tapi tiga secara bersamaan. Bisa di bayangkan akan seberapa besar dampaknya.

Pasangan mata semua tertuju ke arah mereka kali ini. Ada raut yang terlihat merasa terusik, ada juga yang kepo.

" Ish! Dibilangin jangan teriak. " Kesal Melda dengan wajah yang cemberut.

Dia bukan sosok wanita yang terlalu suka menjadi bahan sorotan semua orang. Yah walaupun itu tidak mungkin sih, soalnya dari mereka berempat, dia adalah yang tercantik.

" Aku minta penjelasan. " Desak Nisa yang memang merupakan orang yang paling kepo di antara mereka.

Melda yang melihat reaksi sahabat-sahabatnya segera paham akan maksudnya. Melda belum mengetahui minta tolong seperti apa yang cowok itu akan minta. Dan, .. kalo permintaan nya seperti meminta tolong untuk memuaskan hawa nafsu nya, maka bisa di pastikan mereka akan khawatir.

" Kalian tenang aja, okey. Dia memang minta tolong ama aku sekali, tapi kota ini luas bukan, ga mungkin juga aku bakalan ketemu dia lagi. " Jelas Melda dengan senyuman yang terpasang di wajahnya mencoba membuat mereka tenang.

" Yah semoga saja " balas mereka.

" Yah semoga "

Di lain sisi, seorang pemuda dengan balutan baju lengan panjang hitam kini sedang berjalan dengan memegang hidungnya.

" Hacciu "



***
_
_

Rabu, 16 Desember 2020

 A PROMISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang