1. Permulaan

11 1 0
                                    

Dinda

Hari ini saya memutuskan untuk naik ojek online ke kampus, karena saya hanya punya jadwal pagi dan saya ingin langsung pulang ke rumah.

Jam menunjukan pukul 7 pagi. Saya harus bergegas agar tidak telat masuk kelas, mengingat dosen pagi ini tidak bisa diajak santai.

Saya memutuskan untuk mengenakan kemeja berwarna coklat muda dan celana kulot hitam panjang serta sepatu flat. Tidak lupa dengan kardigan hitam kesayangan saya.

Semua sudah lengkap, saya siap berangkat.

"Ma, adek berangkat ya. Bapak ojeknya udah di depan." ucap saya ke mama yang sedang merapikan meja depan. "Oke, hati-hati ya sayang. Nanti pulang jam berapa?" tanya mama.

"Kayaknya jam 12, adek sampe rumah ma. Soalnya kelas pagi aja. Kenapa?"

"Mama mau beli baju nih, kamu temenin ya."

"Oke, nanti ketemuan di mall langsung aja ya? Atau mama mau jemput?"

"Mama kabarin aja nanti, kamu berangkat dulu gih. Hati-hati ya."

"Iya ma. Berangkat ya."

Setelah obrolan singkat dengan mama, saya langsung berangkat ke kampus.

-

"Tadi saya pake ovo ya pak, ini tipnya. Makasih ya pak." ucap saya ke bapak ojek sambil memberikan helm dan tip. "Iya kak, sama-sama. Makasih juga kak."

Di jalan menuju kelas, saya merapikan rambut dan pakaian. Hari ini kampus terasa sangat sepi, mungkin karena masih pagi.

"DIN! DINDA!"

Saya langsung menengok ke belakang melihat siapa yang memanggil saya. Ternyata, Mira. Dengan langkah besar Mira langsung berlari ke arah saya dan wajah cerahnya membuat saya tersenyum melihat tingkahnya itu.

"Santai aja sih Mir, ngapain pake lari segala." ucap saya ke Mira yang terlihat lelah setelah berlari tadi. "Ya iya sih, ngapain juga ya gue? Suara gue tadi gede banget gak sih?! Malu jir."

Namanya juga Noviani Miranda, pasti selalu bertindak sebelum berpikir.

"Ya gimana ya Mir. Lo pasti tau suara lo segede apa." jawab saya ke Mira sambil membuka pintu kelas. Ternyata di kelas sudah lumayan ramai tidak seperti minggu kemarin.

"Buset, tumben bat rame. Lo pada kenape dateng rajin-rajin amat si minggu ini?" tanya Mira ke anak kelas lainnya.

"Itu Mir, katanya si dosen mau bawa kenalan." respon Ryan menjawab pertanyaan Mira.

"Kenalan apa deh? Pasti cowo nih kenalannya, rame banget anjing." ucap Mira ke Ryan sambil menggerai rambutnya.

"Halah, lo anjing-anjing juga ngapain gerai rambut?" tanya Ryan sambil menyandarkan badannya ke kursi. "Udah, yan namanya juga Mira. Kadang suka gak sinkron otak sama mulut." ucap saya ke Ryan yang kebetulan saya dan Mira duduk berdekatan dengan Ryan di bagian agak belakang sehingga dosen tidak langsung menanyai kami.

"Temen lo tuh, Din." jawab Ryan sambil menyenggol pundak saya.

"Maaf ya Yan, gue juga bingung kenapa kita sekelas terus sama dia." kata saya sambil menunjuk ke arah Mira.

"Sialan ya lo pada." sambat Mira ke saya dan Ryan.

-

Jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 10, namun dosen mata kuliah hari ini masih belum datang ke kelas. Padahal biasanya beliau selalu datang pukul 7.50 ya pokoknya sebelum jam delapan.

"Lama banget dah tumben, kalo gitu tadi gue telatin aja deh." kata teman sekelas saya yang jarang masuk kelas. Teman sekelas yang mendengar langsung ricuh saat kalimat itu terlontar, karena dibanding telat lebih baik mereka mengosongkan absen daripada harus menulis essai sebanyak 10 halaman dengan tema tentang diri sendiri. Dengan berat hati, saya mengakui menulis essai dengan tema diri sendiri akan sangat menyulitkan.

lost starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang