6

589 119 41
                                    

Doyoung tidak ingin terlihat spesial hanya karena akan makan malam dengan pemuda bernama Moon Taeil yang sudah membantunya beberapa kali, pakaiannya sangat-sangat biasa namun tetap modis. Ia mengikuti navigasi mobilnya untuk pergi ke sebuah Restoran, begitu sampai dan memarkirkan mobilnya pada tempat parkir Restoran, Doyoung tidak tahu bahwa Restoran ini adalah Restoran mewah.

Doyoung memasuki tempat makan mewah itu, lantunan nada indah dari sebuah grand piano menarik perhatiannya karena tengah mengiringi seseorang bernyanyi. Seorang pria dengan tatanan rambut undercut terlihat menawan karena tengah begitu fokus dan terhanyut dengan nada-nada yang dimainkan jemarinya, Doyoung beberapa saat terpaku di tempatnya sebelum tersadar karena si pianis menawan itu menoleh kepadanya secara tidak sengaja.

Moon Taeil.

Doyoung segera mencari meja yang telah dipesan untuknya oleh Taeil, meja tiga. Setelah ia duduk dan terlihat konyol karena menjadi satu-satunya orang yang berpakaian kasual disaat semua orang di sini memakai pakaian formal termasuk Moon Taeil, seorang pelayan menghampirinya dan memberikan buku menu lalu menuangkan segelas sampanye. "Aku sedang menunggu seseorang." Ujarnya pada pelayan itu dan dengan cepat sang pelayan mengerti dan pamit dari hadapannya.

Doyoung menyibukan diri dengan ponselnya disaat orang-orang tengah terpana pada penampilan seorang pria yang tengah menyanyi dengan Taeil sebagai pianis, mereka akan mencapai akhir lagu. Beberapa menit setelah lagu berakhir Doyoung mendongak dari ponselnya untuk melihat ke arah grand piano karena mereka memainkan lagu lain, Doyoung bersumpah akan keluar dari tempat ini jika Taeil tetap meletakan bokongnya di sana namun ketika melihat orang itu bukan Taeil, Doyoung menghela nafas dan tersenyum lega.

"Maaf telah membuatmu menunggu, Doyoung." Doyoung reflek memutar kepalanya dan menemukan Taeil namun wajahnya seketika saja menjadi datar ketika ada orang lain bersama Taeil.

"Tidak aku baru saja sampai." Jawab Doyoung.

Taeil datang dengan orang yang si pemuda Moon itu iringi dengan piano. Tinggi, rupawan, dan juga memiliki suara yang indah, siapa orang itu?

"Kim Inseong, dia adalah teman semasa SMA, ketika melihatmu seketika aku teringatnya." Taeil berkata bak menjawab pertanyaan dibenak Doyoung.

Lelaki muda yang dikenalkan Taeil sebagai teman SMA itu tersenyum. "Ah sudah kuduga Moon Taeil dengan seleranya." Katanya bernada jenaka.

"Kim Doyoung, senang bisa bertemu denganmu, aku harap kita bisa mengobrol lain waktu." Tambah Inseong tak ingin berlama-lama.

Setelah kepergian teman SMA pemuda Moon itu, keheningan menjalar hingga akhirnya Taeil memanggil pelayan. "Dia adalah adik dari Kim Taeyeon," Katanya membicarakan Inseong untuk membuka percakapan.

"Oh." Sahut Doyoung dingin.

"Ini adalah pembukaan Restoran mereka, tidak disangka, bukan? keluarga pemusik membuka bisnis seperti ini." Taeil terkekeh dan lagi Doyoung hanya menyahuti dengan dingin.

Tidak ada percakapan yang berarti lagi, hanya ada basa-basi hingga Doyoung dan Taeil selesai makan. Pemuda berparas bak kelinci ini agak mengutuk dirinya karena sempat berpikir tentang makan malam ini, apa yang ia pikirkan memangnya? Moon Taeil hanya membutuhkan teman untuk duduk bersama ketika makan.

Ingin lebih dekat dengan Kim Doyoung katanya? Apa-apaan! Gerutu Doyoung dalam benaknya, ia kesal dengan Taeil yang diam dan tak mencoba mengembangkan percakapan.

Sebenarnya Kim Doyoung ingin mengobrol dengan si pemilik paras teduh meskipun responnya hanya akan menjadi respon yang dingin, dilubuk hatinya ia ingin mengobrol.

.

.

.

Doyoung And His Temperament [ILYOUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang