Ch.1#Eyes Key

18 4 0
                                    

Hari pertama pada minggu pertama, Dae Eun bersiap siap untuk berangkat ke sekolahnya, di sini, di rumah ini, ia tinggal sendirian, sengaja, rumah orang tua tirinya berada di Itaewon, jadi ia meminta untuk pindah ke sini, distrik Seocheo, karena sekolah impiannya ada di sekitaran sini.

Rumah sengaja di letak bersebelahan dengan toko lukisnya.

Dae Eun orang yang suka melukis, ia sangat suka, ia suka lukisan abstrak dari Pablo Picasso dan Vincent Van Gogh, keduanya juga sama sama dari benua Eropa kan? Jadi ia memutuskan, ia akan melanjutkan hobinya di Eropa juga, di Roma, kota yang selama ini ingin dia kunjungi.

Sebelum membuka toko ini, ia berpikir jika hobinya bisa menghasilkan uang, maka dari itu ia membuka toko untuk hasil karya karya nya, bahkan dia menerima untuk melukis orang orang yang akan datang ke tokonya.

Dae Eun orang yang ramah, namun jika belum kenal dengan baik, kalian akan mengiranya jika ia orang yang sombong, kejam, acuh tak acuh, jutek atau apapun itu suatu hal yang buruk. Karena dari tatapannya ia menatap orang tak kenal atau yang belum dekat dengannya dengan sinis. Tapi nyatanya, dia memang sedikit dingin dengan orang, bicaranya saja sangat singkat.

Memang seperti itu, jadi harus maklum.

Ia menyandang tasnya, memakai sepatunya di teras rumah sembari mengedarkan pandangannya pada setiap sudut halaman rumah, untuk melihat adakah kucingnya yang biasanya datang ke tempatnya sekarang untuk meminta makan padanya, lalu di mana Bug Si kucing itu?

Ia tak melihat Bug ada di dalam rumahnya, lalu di mana di-

Meoong...

Ia muncul tepat di samping kaki Dae Eun.

Dae Eun menoleh, dan memberikan seulas senyum tipis pada Sang kucing yang kini mendongak padanya, kucing abu abu gelap ini menggemaskan dengan bulu bulu lebatnya yang terawat itu, disertai dengan mata lebar berwarna biru itu yang membuatnya semakin menggemaskan.

"Bug, ayo kesini Dai kasih makan dulu," Dae Eun memanggil dirinya Dai terkhusus pada Sang kucing, tanpa disadari temannya juga jadi ikut ikut memanggilnya Dai, karena sering mendengar Dae Eun berbicara dengan Si kucing ketika beberapa kali menginap di rumah Dae Eun.

Dae Eun menuangkan makanan kucing pada tempatnya, tepat di depan kandang yang sudah hampir persis berbentuk rumah, lengkap dengan arena bermain khusus Bug disana. Itu semua Dae Eun yang buat karena saking sayangnya dengan Bug.

Bagaimana tak sayang, bersama Bug saja bisa dihitung sekitar setahun 5 bulan.

Selesai memberi makan, Dae Eun sementara memperhatikan kucing itu makan, kemudian ia berdiri, dan mengucapkan sepenggal ucapan untuk berpamitan pada kucingnya.

Dan bergegas pergi dari sana.

°°°

"Yuji." Hanya panggilan datar dan tepukan pelan, mampu membuat Yuji tersentak dan terbangun dari tidurnya.

"Hish... Ngagetin tau ga!" Yuji protes hingga menguap kembali.

"Oh, ngagetin ya?" Dae Eun bertanya santai dengan senyuman miringnya, menarik kursi dari mulut meja dan meletak tas di kursi, lalu memdaratkan bokongnya pada kursi yang ada di samping Yuji tersebut.

"Begadang lo?" Ia kembali bertanya sembari mengeluarkan buku gambar dan sebuah pensil untuk menggambar-kebiasaannya sebelum jam pelajaran di mulai.

"Ya," jawaban singkat dari Yuji yang kembali meletak kepalanya di atas meja.

"Makanya jangan begadang." Tangan Dae Eun mendarat pada kepala Yuji dengan mulus untuk menjitak kepala nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sketch [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang