Terkadang aku berfikir untuk terjun dari langit jagat raya ini untuk bertemu denganmu...
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berbagai taburan bintang yang indah menghiasi kamar seorang pemuda berambut nyentrik ini. Namun, ia masih malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Tak tahukah dia dibumi ini sudah pagi? Namun,sepertinya itu yang menjadi pertanyaan utama. Benarkah dia berada dibumi?...atau...
BRUAAK
Suara pintu kamarnya yang dibuka paksa oleh 2 rekannya. Rekan se-profesinya.
“ Ichigooo” ucap seorang pria berambut merah nyentrik sepertinya.
Yang dipanggil tak bergeming, ia masih meringkuk dikasurnya yang terbilang kecil.
“ hoi Ichigo, ayo bangun jeruk. Apa kau mau kita dimarahi oleh pimpinan? Ini sudah pukul 06.00 pagi kau tau?” ucapnya lagi.
“ sebentar lagi Renji, tak tahukah diriku baru tidur jam 3 tadi, huh?” jawab Ichigo dengan malasnya sambil tetap setia memunggunginya.
Tiba-tiba salah satu rekannya yang memakai kacamata, bergerak maju kearah Renji dan berbisik sesuatu...
“ aha, idemu itu bagus sekali tuan kacamata” ucap Renji sambil nyengir kuda.
Sedangkan yang dipanggil ‘tuan kacamata’ berkata,
“ sekali lagi kau menghinaku, aku takkan segan melemparmu kearah makhluk luar angkasa dan kau akan diserbu oleh mereka hidup-hidup . tamat riwayatmu, Abarai” ucapnya dingin dengan penekanan sambil memasang pandangan deathglare-nya.
“ b.baiklah, Ishida. Aku takkan menghinamu lagi.” Ucap Renji sambil bersweet drop ria.
Dengan rencana yang dibisikkan oleh Ishida, Renji-pun mendekati Ichigo dengan perlahan, lalu...berteriak ditelinganya..
“ ICHIGOOO, KATA RUKIA KALAU KAU TIDAK BANGUN, IA AKAN MEMUTUSKAN HUBUNGANNYA DENGANMU”
Sontak saja mendengar ucapan itu, Ichigo langsung bangkit dari tempat tidurnya dan berdiri dengan paniknya sambil mencari telepon genggam khusus luar angkasa. Sedangkan, Renji dan Ishida hanya bisa terkikik melihatnya. Selang detik berikutnya, ia berhasil menemukan teleponnya dan menyadari satu hal.. itu hanya akal-akalan rekannya... ia mencoba menghajar Renji yang sudah menjauh karena antisipasi.
“ RENJI, KAUU!” ucapnya geram sambil ingin mencoba menangkap Renji, pria berambut merah yang sama nyentrik dengannya.
“ Eitts, tunggu. Sabar dulu jeruk. Ini semua ide Ishida” ucap Renji sambil mengangkat kedua tangannya dan membentuk angka 2 yang berarti ‘peace’
Ichigo langsung memandang tajam Ishida yang sedari tadi hanya memandangnya watados. Sedangkan yang dipelototi hanya bersikap cool.
Sebelum kena amukan sang korban, ia angkat bicara
“ sudahlah Kurosaki, itu trik ampuh untuk membangunkanmu. Lebih baik kau bersiap-siap daripada sibuk memaki, karena kita sudah ditunggu oleh pimpinan untuk sarapan di kabin utama” ucap Ishida sambil meninggalkan Ichigo dan Renji dalam ruangan yang disebut kamar.
‘ liat saja tuan kacamata, akan kubalas nanti’ gumam ichigo dalam hati. Ia pun bergegas mandi karena biasanya akan mengantri lama.
Aku hanyalah pengamat langit yang tak pernah pulang kebumi...
Aku bisa pastikan apa saja yang terjadi dilangit lewat perkiraan, Namun tidak dengan cintamu...