?"Kamu tidak perlu ikut campur urusan manusia, bisa tidak sih?! "
"Apa salah sedikit membantu. Aku kan bukan mau membunuhnya"
"Atte kalau di nasehati, selalu ada saja jawabannya ya"
Gadis itu tersenyum lebar"Atte kan cuma membela diri"
Dan orang yang di ajak berbicara pun hanya menggeleng pasrah.Jika kalian bertanya-tanya cerita ini tentang apa... Aku yakin kalian akan sangat menyesali rasa penasaran kalian. Karena.. Ini bukan tentang apapun.. Hanya cerita bagaimana kami memangsa ribuan manusia tanpa pernah tertangkap.
Gelap.. Rintik air hujan perlahan membasahi seluruh jalanan di bentala. Menyeruput air di langit bak teh hangat di musim dingin. Deras... Sangat deras bahkan menusuk ke dalam kulit, sehingga tidak ada satupun orang yang dapat bertahan di bawah guyurannya. Seorang gadis berjalan tergesa-gesa untuk mencari tempat berteduh dari guyuran hujan.
"hah hah..aish kenapa tiba-tiba turun hujan sih, bagaimana sih mereka meramalkan cuaca" Gadis itu menggerutu sembari mengibaskan bajunya yang sempat terkena hujan.
"ternyata malaikat juga bisa menggerutu dan terkena hujan" entah dari mana munculnya, tiba-tiba seseorang pria muncul sembari menyodorkan payung hitam pada gadis itu. Gadis itu mengernyit menatap dari atas hingga kebawah penampilan pria dihadapannya. Bagaimana tidak heran ketika ada seorang pria mengahampirimu dengan outfit serba hitam, belum lagi pria itu mengatakan hal yang aneh. 'MALAIKAT'
"Tu chi sei?[anda siapa?] bukankah terlalu tidak sopan jika anda membuat lelucon dengan orang yang baru anda temui." Ucap gadis itu sambil membuat jarak yang lebih besar antara dia dan pria tak dikenal itu. Tapi belum sempat benar-benar menapakkan sebelah kakinya di tanah, pria tak dikenal itu menarik pinggangnya sehingga ia berada didalam pelukan pria itu. Sembari berkata
"jika menurutmu itu tidak sopan lalu bagaimana dengan ini, Atte?"Smirk kecil diujung bibir pria itu tampak lebih jelas kali ini di mata Atte yang sedang membulat karena terkejut.
SSSSSSSSHHHHHH TIIIIIIT
Suara mobil menerobos hujan kemudian memecah keheningan. Atte masih dengan keterkejutannya mencoba keluar dari situasi aneh ini. Ia rasa ia sudah mencoba dengan sekeras mungkin untuk melepaskan diri namun seperti tidak terjadi pergerkan.
"lepaskan aku. Siapa kau, apa maumu. Bagaimana kau tahu namaku?!"masih bergeming dengan setiap gerakan yang Atte perbuat.
Seakan tidak terpengaruh pria itu kemudian mendekatkan wajah nya ketelinga Atte, sembari berkata "aku hanya ingin memulihkan kekuatanku. Jadi maaf atas kelancangan ini, Atte"
krrrkkkr
BLDAAARRRR
"AAAAAAKHHHH"
Teriakan Atte teredam oleh petir dan hujan. Anehnya Atte sama sekali tidak bisa bergerak. Ia tidak bisa merasakan apapun kecuali sakit di dekat lehernya. Darahnya seperti tertarik paksa dari tubuhnya, hingga seluruh tubuhnya gemetaran tak berdaya. Kedua tangan Atte mencengkram lengan pria itu.
"eeukhmmmhh"entah karena sudah kehabisan darah atau karena takut, kaki Atte bahkan sudah seperti tidak bertulang. Ia sepenuhnya bertopang pada pelukan pria itu dipinggangnya.
'bukankah ini keterlaluan,pada hal besok aku akan kembali ke korea. Kenapa aku harus mati sehari sebelum aku berumur 22 tahun, sial...ibu, aku rasa kita tidak akan bisa pergi kekonser EXO bersama. lebih baik ibu sampaikan salamku pada EXO oppa. Katakan aku mencintai mereka'
Atte mungkin berfikir bahwa ia benar-benar tidak akan melihat dunia lagi besok. Jadi didalam fikirannya ia mulai memikirkan hal-hal tidak masuk akal. Sebelum ia benar-benar kehilangan kesadaran ia sempat melihat sesuatu yang akan menjadi penentu masa depannya.
'forgiatura del diavolo?'
-
-
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Grumo di sangue
Vampiretentang pemangsa manusia yang hidp berdampingan dengan manusia