-o0o-
"Jungkook!" Teriak gadis bermarga Jung yang tak jauh dari area koridor.
Pria yang namanya disebut itu berdiri kaku tak jauh dari tempat dimana gadis itu berada sembari melayangkan tatapan datar.
"Sudah ku peringatkan beberapa kali, jangan berani-beraninya kau mencampuri urusanku." Ucap Eunha dengan tatapan tajan.
"Aku tidak pernah main-main dengan perkataanku." Imbuhnya.
Jungkook tertawa renyah, menelisik penampilan ketua The Queen yang menurutnya tidak terlalu buruk.
Perlahan ia berjalan mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga gadis itu.
"Seperti ucapanmu juga, kau tau kan aku berbahaya? Aku bisa membunuh tanpa menyentuh, Queen." Ucapnya lirih dengan seringaian yang bisa membuat siapapun bergidik menatapnya.
Gadis Jung itu tak merespon, hanya menatap datar wajah super tampan pria bermarga Jeon tersebut.
Dari kejauhan, Jiho, Lisa, dan Rose yang melihat ada kobaran api yang siap keduanya layangkan segera menghampiri.
"Eits, Queen. Apa ada yang bisa kami bantu?" Ucap Lisa sembari menatap sinis pria di hadapannya itu.
Perkataan Lisa sukses membuat tawa seorang Jeon Jungkook meledak.
"Aku juga baru teringat jika kau tidak mungkin menggunakan tangan-tangan kecilmu itu untuk melawan seseorang. Kau pengecut, Jung Eunha. Berlindung dibalik teman-temanmu." Ucap Jungkook sarkas.
Setelah berhasil membuat emosi gadis itu memuncak, pria itu beranjak dari tempatnya dan menuju parkiran.
"Brengsek." Umpat Eunha yang tentunya dapat di dengar oleh ketiga sahabatnya.
"Apa kita perlu melakukan pembalasan Queen?" Tanya Rose dengan nada lembut.
"Tidak usah, lihat saja besok. Lihat apa yang akan ku perbuat padanya."
-o0o-
Saat jam istirahat telah berbunyi, keempat gadis tersebut memilih pergi menuju kantin dan memesan beberapa menu favorite mereka. Hal tersebut tentunya tak luput dari pengelihatan semua siswa dan siswi disana.
"Pesona mereka sungguh luar biasa."
"Ini gila, tapi mereka adalah iblis yang cantik."
"Tidak ada gunanya memiliki paras cantik namun hatinya jelek."
"Visual mereka tidak ada tandingannya."
"The Queen sangat menakutkan."
Ucapan tersebut sudah sering keempatnya dengarkan sejak dahulu hingga mereka tidak terlalu ingin mendengarkan ocehan itu lagi.
Setelah mereka mendapatkan pesanannya, keempat gadis itu memilih untuk duduk di bangku panjang yang berada di sudut ruangan bagian kiri dan mulai memakan pesanan mereka sembari berbincang ringan.
Hingga tak berselang lama seorang pria, bukan, lebih tepatnya empat pria tampan menghampiri mereka.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya salah satu pria itu dengan nada dingin.
Sosok yang ditanya tetap memilih melanjutkan memakan makanannya dan menghiraukan kehadiran pria itu.
"APA YANG KAU LAKUKAN, BAJINGAN!" Setelah teriakan itu di lontarkan, sontak seisi ruangan terdiam dan gadis tersebut melemparkan nampan makanannya begitu saja.
Ketiga gadis lainnya yang melihat hal tersebut tidak dapat berkutik, begitupun dengan tiga pria dibelakangnya.
"YAK JUNG EUNHA!" Teriaknya sekali lagi.
"Jangan panggil namaku yang suci itu dengan mulut kotormu, mengerti?" Ucapnya datar, kemudian beranjak dari tempat itu.
Tak butuh waktu lama untuk tersadar, Rose, Jiho dan Lisa segera menyusul Eunha yang sudah berjarak lumayan jauh dari area kantin.
"Kook, kau marah?" Tanya Mingyu dengan hati-hati. Walau pria berkulit hitam dan eksotis tersebut terlihat sangar, tetapi ia juga tetap takut saat menatap pria di depannya ini.
Bambam yang geram dengan tingkah pria hitam di depannya dengan segera menyeret Mingyu menuju area lain.
"Yak! Jun, tolong lepaskan aku dari predator ini." Teriak Mingyu.
Sontak teriakan itu sukses membuat bulu kuduk seorang Wen Junhui merinding.
"Sudahlah, Kook. Tidak usah memperpanjang masalah itu. Kau kan anak dari seorang pengusaha kaya raya. Tentu tidak sulit untuk membereskan beberapa kerusakan pada mobilmu." Ucap Jun.
"Kau pikir Ayah dan Ibuku menghasilkan uang untuk membereskan masalah yang dibuat anak orang lain? Sinting." Balas Jungkook.
Jun yang merasa nasihatnya tidak berguna langsung terdiam dan memilih untuk tidak mengganggu pria di depannya.
-o0o-
"One VVIP room and two bottles of alcohol, please." Ucap gadis itu pada seorang pelayan di bar tersebut.
Tidak perlu menunggu waktu yang lama, pelayan tersebut dengan cekatan mengantar gadis itu menuju ruangan yang di pesan serta membawa dua botol alkohol yang gadis itu minta.
Setelah pelayan tersebut keluar, ia segera menyambar gelas alkohol yang tersedia disana dan mulai meminum cairan tersebut dengan sekali teguk.
Tak butuh waktu lama, seorang pria tiba dengan baju sekolah yang masih melekat di tubuhnya.
"Wow, hello Jungkook. It's been a long time, huh?!" Ucapnya basa basi.
Jungkook menatap datar gadis di depannya, "aku tau kau baru saja pulang dari Amerika, tapi kau tidak perlu sampai lupa dengan bahasa negaramu sendiri."
Gadis itu terkekeh kecil kemudian kembali minum lagi.
"Kau memutuskan untuk menetap disini?" Tanya Jungkook penasaran.
"Tentu, karena aku ingin selalu berada di dekatmu." Ucapnya dengan nada menggoda.
"Aku bisa saja melaporkan hal ini pada Ayahmu."
"Ah, kau tidak seru sekali." Ucapnya sembari menghela nafas lelah.
"Kau harus kembali secepatnya."
"Tidak mau-"
"Kau benar-benar ingin bodyguard Ayahmu datang dan menyeretmu paksa lagi agar pulang?" Balas Jungkook dengan nada mengejek.
"Aku pergi dulu, banyak urusan yang harus ku selesaikan." Jungkook beranjak dari duduknya dan melangkah keluar tanpa memperdulikan ocehan sepupu bulenya tersebut.
-o0o-
Tbc